Translate

Telusuri via Blog Ini

Minggu, 08 April 2012

105. QUR’AN SURAH CV : AL -FIIL


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  
ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.
105.  QUR’AN SURAH  CV :   AL -FIIL
TOPIK SENTRAL SURAH :
Surah ini hanya terdiri dari satu topic. Nama surah terdapat pada ayat pertama yang menunjuk pada suatu kejadian penyerangan kota Mekah oleh pasukan gajah dari Afrika. Negara Nasrani.Dilanjutkan bahwa akhirnya penyerangan itu gagal, karena Tuhan menolongnya melalui burung burung yang menghujani mereka dengan batu batu kecil. Tujuan penyerangan itu akan merusak atau memindahkan Ka’bah dari Mekah.
TEMA  SURAH :
Disini suatu kejadian sosial-politis dihubungkan dengan fenomena alam dan pertolongan Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Perbedaan pandangan antara pandangan WAHYU dan manusia terhadap suatu fenomen sosial-politik. Fenomena alam digunakan sebagai “penyambung”. Ini berdasarkan perbedaan landasan yang digunakan manusia dan wahyu dalam menginterpretasi suatu kejadian. Fenomena kehidupan menurut manusia : suatu interaksi antara manusia dan manusia/Alam, sedangkan menurut wahyu: suatu intervensi manusia terhadap ‘AMR Tuhan.
106.  QUR’AN SURAH  CVI :   AL-QURAISY
TOPIK SENTRAL SURAH :
Surah ini juga terdiri dari satu topik, yang menceriterakan kebiasaan hidup kaum Quraisy [penyembah berhala], ialah mondar-mandir ke negeri lain untuk berdagang /mencari hidup. Hendaklah kaum Quraisy itu menyembah Tuhannya Ka’bah yang memberi makan pada mereka, sehingga tidak mengalami kelaparan dan mengamankan mereka dari ketakutan.
TEMA  SURAH:
Seperti surah sebelumnya disini dihubungkan antara aktivitas sosial manusia dengan pertolongan Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH:
Manusia harus sadar, bahwa dia itu makhluk, sehingga semua yang dihasilkan manusia itu pasti ada hubungannya dengan ketergantungannya pada Tuhan. Mengulangi, bahwa tiap aktivitas manusia berarti meng-intervensi terhadap cara Tuhan memelihara makhluk-Nya.
107.  QUR’AN SURAH  CVII :  AL- MAA’UUN/SESUATU YANG BERGUNA
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat penutup surah, sekaligus penutup topik sentralnya karena surah ini hanya terdiri dari satu topik. Surah dibuka dengan ayat : Apakah manusia mengetahui siapa yang dapat disebut mendustakan agama? Dilanjutkan dengan jawabannya dengan 5 sifat orang yang termasuk mendustakan agama. Yang terakhir ialah : mereka yang enggan memberi bantuan yang berguna.
TEMA SURAH :
5 sifat manusia yang dikategorisasikan dalam mendustakan agama ialah:
R  Orang yang menghardik anak yatim
R  Tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
R  Orang yang shalat , tetapi lalai dalam shalatnya
R  Orang orang yang ria dan
R  Orang yang enggan memberi bantuan yang berguna
3 dari 5 sifat itu mengenai kehidupan bermasarakat, 1 hubungan manusia langsung dengan Tuhannya dan satu hubungan manusia dengan dirinya. Dalam hidup seorang manusia selalu berhubungan dengan DIRI-nya, TUHAN-nya dan sesama MANUSIA.

SUDUT PANDANG SURAH :
Beragama meliputi semua dimensi kehidupan manusia, ialah dimensi spiritual/keyakinan/akidah, dimensi mental/moral akhlaq syare’at ubudiyah dan dimensi sosial/syare’at muamalah.
108.   QUR’AN SURAH  CVIII :  AL-KAUTSAR/NIKMAT YANG BANYAK
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka topik, sekaligus surah yang menyatakan bahwa: Tuhan telah memberi manusia nikmat yang banyak. Kemudian dilanjutkan bagaimana manusia harus menyikapi keadaan tersebut: mendirikan shalat dan siap berkorban. Dilanjutkan dengan hasilnya ialah: terputusnya tali kebencian mereka yang membencinya.
TEMA  SURAH :
Terputusnya tali kebencian antar manusia itu dapat diciptakan dengan mendirikan shalat dan berkorban dalam arti memperhatikan kepentingan sesamanya atau kepentingan pribadi dikalahkan dengan kepentingan umum, karena kesadaraannya bahwa sesungguhnya Tuhan telah memberikan nikmat yang banyak pada manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Tali kebencian merupakan sebab kerusakan kehidupan manusia bersama. Jalan keluarnya ialah mengikis fachsya dan mungkar (shalat) dan menciptakan meratakan nikmat yang diberikan Tuhan diantara semua manusia (berkorban = melepaskan sebagian haknya, yang dimetaforikan dengan mengorbankan kepentingan pribadinya terhadap kepentingan umum).


By  A Baghowi Bachar

(Posting  8 April 2012/6 Jumada I  1433 H)