Translate

Telusuri via Blog Ini

Sabtu, 18 Juni 2016

Memahami AlQuran dari Sudut Pengulangan Kata-Kalimat


Dalam AlQuran  terdapat  pengulangan kata,kalimat, baik dalam ayat , ayat dalam  surat  dan antara surat dengan surat  untuk menjelaskan atau mendefinisikan “suatu   atau topik atau tema” kehidupan kepada manusia tentang  hubungan makhluk dan Penciptanya(Alkhalik), tentang makhluk dengan makhluk lain, tentang makhluk hidup dan alam sekitarnya –juga alam raya.

Pengulangan kata/kalimat , bermakna  suatu    proses  dan  sebagai “ketetapan”- stationary ; suatu proses dari langkah awal kembali ke awal lagi; kalau itu kata atau kalimat  berarti “penekanan”, memberi bobot kepada  suatu. Kalau itu proses  kimia/fisika / biologi  berarti   keseimbangan aksi-reaksi , siklus fisika, siklus kehidupan/biologi. Kalau  dari kosmologi  berarti orbit  atom, molekul,  senyawa, benda, bulan, bumi, matahari, bintang , galaksi.

Ketika  “ketetapan” pengulangan  tidak terjadi,  maka akan terjadi “kematian”- yaitu dapat “kematian kecil”  dan bila terjadi pada makro kosmos  akan terjadi  kematian alam atau   “kiamat”
Pengulangan dalam proses   sering secara sederhana  digambarkan sebagai lingkaran atau bola, elips atau oval atau secara kompleks sebagai segi banyak. Dengan kata lain Pengulangan  dalam arti proses –memiliki maksud dan tujuan atau arah dan sasaran atau kerangka dan bentuk atau ruang dan waktu yang tetap dan menetap untuk menjaga kelangsungan hidup/kelestarian kehidupan makhluk hidup/keseimbangan alam.

Dalam  ilmu pengetahuan  “arti pengulangan”  memiliki banyak rupa atau bentuk; seperti dalam  biologi  dengan istilah “Siklus Hidup”, fisiologi  - Homeostasis,feedback mechanism, ilmu kimia/farmasi reaksi keseimbangan, ilmu fisika - orbit  atom, keseimbangan energi  atau dalam ilmu sosial – politik-  hubungan manusia dan perubahan sosial-politik atau dalam ilmu ekonomi – hukum neraca  keuangan, dstnya.

Dari  sudut   pandang  ilmu alam  / kauniah  dapat dipahami, Al Quran    banyak  memberikan  “penekanan atau pembobotan”  terhadap  masalah kehidupan manusia  dari segala aspeks  kehidupan; baik  masalah   hubungannya  dengan Maha Pencipta(Ubudiyah) dan  hubungan dengan manusia serta lingkungannya(Mu’amalah) dengan pengulangan kata kata, kalimat di dalam ayat, ayat dalam surat yang sama  atau dalam surat lain; antara surat dengan surat lain  dalam AlQuran; antara  surat makiyah dengan makiyah atau makiyah dengan madinah atau madinah dengan madinah. Dalam konfigurasi “pengulangan” ; Konfigurasi  pengulangan dalam AlQuran adalah suatu ketetapan –yang sesuai dengan ketetapan dengan Ilmu Alam. Pemahaman tentang Al Quran akan lebih mudah dan saling terkait  satu sama lain – seperti siklus atau orbit  atau reaksi  keseimbangan diantara ayat dengan ayat, ayat dengan surat dan interaksi  surat dengan surat didalam menjelaskan suatu masalah kehidupan manusia;  baik masalah sosial, politik, ekonomi, sejarah, tehnologi dan masalah ketuhanan(teologi).

Inilah makna  pengulangan  dalam Alquran  dan kaitan dengan ilmu pengetahuan seperti  “pembaca   diajak berdialog  dari  segala  sudut  pandang” ;  dari segala latar belakang  pembacanya apakah dia beriman atau belum beriman; apakah dia  muslim atau  belum muslim. Memahami  kehidupan  menurut  sudut  perspektif  Al Quran ; bisa dimulai dengan memahami  ilmu pengetahuan- apakah ilmu pasti atau ilmu  sosial atau  ilmu terapan/tehnologi. Pengulangan  kata kata Allah, “apakah kamu tidak berpikir, atau apakah kamu tidak perhatikan...dll”  menunjukan pembaca pemula diajak dialog  melalui  ilmu pengetahuan  untuk mengenal ALLAH. Kemudian  diberi contoh contoh kejadian-kejadian  terdahulu , sekarang , dan akan datang.  Begitulah  dialog   terjadi  berulang –ulang   melalui  ayat –ayat    pendek  atau surat  pendek atau  ayat ayat atau surat panjang.

Pengulangan yang  menyentuh  perasaan,  pikiran atau  menyentuh  hati(qolbu) dan akal/rasio sehingga  pembaca   seperti   membaca  jatidirinya ; siapa dirinya dan hakekat keberadaannya  di dunia  serta  keberadaan  penciptanya. Al Quran menggambarkan keadaan tersebut : ketika hati bergetar saat  membaca  atau mendengar ayat ayat Alquraan; itulah keadaan  hati  orang yang beriman kepada Allah SWT.

Kondisi “beriman” tersebut  adalah proses  yang dinamis , bukan instan. Proses dinamis yang terus diasah, dirawat, dijalankan  dengan  terus menurus  berdialog dengan Sang Maha Pencipta, seperti roda  berputar, seperti orbitnya  bulan terhadap bumi dan  bumi terhadap matahari  agar nilai keimanannya  “ stabil” ;imannya   tetap  hidup dan menghidupkan dalam hatinya  sehingga  Allah memanggil ke Alam  Akhirat.

Karena  itu pula Allah SWT,  mengangkat  derajat  orang yang berilmu pengetahuan dan beriman sebagai Ulil albab. Karena   mereka   terus menurus setiap waktu selalu  menjaga imannya  dengan  selalu mempelajari, memperhatikan kejadian sosial-alam  dan al quran , kemudian beramal   dengan ilmunya kepada  masyarakat.  Subhanallah.

Menjaga  Iman  adalah  suatu proses  selalu  dalam  fitrah manusia  sebagai  hambah  Allah sesuai dengan janji  manusia ketika di alam ruh sebelum lahir  ke dunia atau  dengan  kata  lain   menjalankan  usaha – berulang-ulang   apa yang sudah di syareatkan Allah  dalam Alquran dan disunnahkan oleh rasulullah –Nabi Muhammad dalam praktek kehidupan  sehari hari.
Wallahu’alam.

Ciputat ,13 Ramadhan 1437H/18 Juni 2016


Tidak ada komentar: