Translate

Telusuri via Blog Ini

Sabtu, 18 Februari 2012

8. QUR’AN SURAH XCVIII : AL-BAYYINAH/BUKTI YANG NYATA

XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

98.     QUR’AN SURAH  XCVIII :  AL-BAYYINAH/BUKTI YANG NYATA
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama (1-5) yang isinya merupakan suatu pernyataan, bahwa diantara orang-orang ahli kitab dan orang-orang kafir itu baru mau beriman bila telah datang suatu bukti. Dilanjutkan dengan keterangan bahwa bukti itu telah didatangkan Tuhan ialah seorang Rosul yang membacakan lembaran lembaran wahyu yang disucikan. Namun manusia justru menjadi terpecah belah, sedangkan mereka hanya disuruh:
R  Menyembah Allah, menerima tuntunannya,
R  Mendirikan sholat dan membayarkan zakat.
Topik ditutup dengan pernyataan itulah agama yang lurus.
TEMA  SURAH :
Seharusnya bukti itu meyakinkan manusia, namun manusia bahkan menjadi terpecah belah karenanya, meskipun apa yang harus diyakini itu sangat sederhana. Mengapa ? Karena perilaku manusia itu hanya mengikuti nafs-nya, bukan akal dan ilmunya.
SUDUT PANDANG SURAH:
Manusia cenderung mengikuti KEINGINANNYA SENDIRI/NAFSUNYA bukan akalnya. Namun manusia tidak akan menerima tuduhan ini, karena nafsunya itu ditutup dengan permainan akalnya.
99.     QUR’AN SURAH XCIX : AL-ZALZALAH/KEGONCANGAN
TOPIK  SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama ,topik pertama (1-5) yang melukiskan apa yang terjadi pada hari kiamat. Dilanjutkan bahwa apa yang terjadi itu karena Tuhan telah memerintah kan bumi untuk mengeluarkan segala isinya.
TEMA SENTRAL SURAH :
Kejadian berantakannya bumi pada hari kiamat, didiskripsikan sebagai alam yang mengikuti perintah Tuhannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Kiamat itu karena KEHENDAK-NYA, bukan oleh sebab sebab lain, misalnya ulah manusia atau proses alamiah. Dengan demikian maka kiamat diciptakan TIDAK SIA-SIA, artinya pasti mengandung makna.
100.  QUR’AN SURAH  C :  AL-’AADIYAAT/KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama (1-8), yang digunakan sebagai sumpah untuk menguatkan pernyataan, bahwa: manusia itu ingkar, tidak bersyukur pada Tuhannya dan manusia itu sungguh akan menjadi saksi sendiri akan keingkarannya dan sesungguhnya manusia itu sangat bachil, karena lobanya pada harta.
TEMA  SURAH :
Topik ini menjelaskan kecenderungan manusia yang pelukisannya seperti Nafsu yang menguasainya, seperti kuda perang yang dipacu. Dan apa sebab utamanya manusia menjadi demikian ? karena LOBA akan HARTA. Bukankah fenomena social-budaya yang ada membernakan diskripsi itu ?
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia haruslah menyadari memiliki kecenderungan yang dapat merusak kehidupannya ini, karena harus mempertanggung-jawabkan ulahnya. Kecenderungan ini bukan alasan untuk membela diri.

101.  QUR’AN SURAH  CI :  AL-QAAR’IAH/HARI KIAMAT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama surah (1-5) yang menerang-kan tentang fenomena hari kiamat yang dahsyat.
TEMA  SURAH :
Kedahsyatan hari kiamat yang tidak terbayangkan oleh manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang kehidupan dari sisi akhirnya, yang kebanyakan manusia mempercayainya tetapi TIDAK MENYADARI, sehingga tidak diperhitungkan dalam membina hidupnya. Percaya dan sadar, jaraknya jauh. Percaya adanya tanpa tahu maknanya tidak member arti apa apa……..tidak merasa tersentuh, hanya menyaksikan fenomenanya …… dari suatu jarak!
102.  QUR’AN SURAH  CII :  AT-TAKATSUR/BERMEGAH – MEGAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama (1-3), sebagai satu peringatan yang sangat keras, bahwa perlombaan memperbanyak kekayaan  duniawi ini akan MELALAIKAN manusia akan makna hidupnya. Ayat penutup topik memperkuat lagi dengan kata kata : jangan begitu, nanti kamu akan mengetahuinya.
TEMA  SURAH :
Perlombaan memperkaya diri dalam aspek kehidupan dunia itulah yang melalaikan manusia akan tujuan hidupnya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Sangat berbahaya bagi manusia bila ia berlomba memperkaya kehidupan dunianya. Suatu peringatan yang banyak diabaikan manusia.
103.  QUR’AN SURAH  CIII  :  AL-’ASHR/MASA
TOPIK SENTRAL SURAH :
Topik sentral surah hanya terdiri dari 2 ayat dan nama judul surah digunakan sebagai sumpah untuk menyatakan bahwa manusia  SELALU DALAM KERUGIAN. Masa itu menunjuk pada waktu dan waktu itu dinamis, ada perjalanannya, ada permulaan dan ada akhir.
TEMA  SURAH :
Tema sentral surah ialah suatu pernyataan bahwa dalam perjalanan waktu manusia selalu merugi.

SUDUT PANDANG SURAH :
Disini keadaan manusia dihubungkan dengan perjalanan waktu. Ditegaskan bahwa manusia SELALU dalam keadaan MERUGI. Mengapa ? Waktu itu selalu berjalan maju, seperti pepatah Yunani mengatakan PANTA  RHEI, semua mengalir. Tidak ada jalan kembali! Waktu hanya tahu gerak maju, tidak mengenal gerak mundur. Manusia terbawa dalam arus itu kearah KEMATIAN/AKHIR PERJALANAN, titik tutup buku bagi seseorang. Al-Qur’an mengartikan waktu sebagai suatu RUANG GERAK, kesempatan yang harus dipergunakan/diisi, tidak boleh dibiarkan kosong/tidak diisi. Bagaimana seseorang harus me-manage waktu ? Inilah  SOAL yang diberikan Tuhan.
104. QUR’AN SURAH  CIV :  AL-HUMAZAH/PENGUMPAT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, sekaligus pembuka topik pertama yang menyatakan dengan tegas: Celakalah setiap pengumpat lagi pencela; yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya; dia mengira bahwa hartanya dapat menyelamatkannya. Topik ditutup dengan pernyataan: Tidak, sekali-kali tidak. Sesungguhnya ia akan dilempar kedalam huthamah (ayat 1-4).
TEMA  SURAH :
Kata atau sifat pengumpat dan pencela dihubungkan dengan mengumpulkan harta kekayaan (hubbun dunia) dan dinyatakan keduanya akan celaka, tidak dapat menyelamatkan manusia. Peringatan dan ancaman bagi manusia !
SUDUT PANDANG SURAH :
Sifat mengumpat dan mencela disejajarkan dengan pengumpulan harta. Keduanya  merusak hubungan antar manusia, keduanya menghidupkan fachsya dan mungkar. Iri, dengki dan perbuatan fasek. Mengumpat dan mencela itu tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali menyakiti diri.
  
By  A Baghowi Bachar

(Posting 18 Februari 2012/26  Rabi' I 1433 H)