Translate

Telusuri via Blog Ini

Jumat, 04 Maret 2022

Memahami perilaku manusia

 


  Tubuh “ menjadi  komoditas,-  penghasil uang, “kekayaan” atau Kapitalisasi organ tubuh –merupakan  aset untuk mencari uang. Apakah  maksudnya ?  Perlu mengenali  diri tentang tubuh manusia secara garis besar  dan keunikan manusia dalam perilakunya.

Secara   fisik,  manusia diberi organ tubuh yang sempurna, yang terdiri dari bagian kepala,  tubuh dan anggota gerak  tubuh, dan alat kelamin dan reproduksi.

Secara  Anatomi bagian kepala memiliki otak dan bagian indra- mata, telinga, hidung dan mulut  yang berfungsi sebagai pintu masuk-keluar makanan-minuman kedalam tubuh; melalui bagian leher sampai   perut.

Tubuh memiliki bagian organ paru paru-sebagai  pernafasan, usus sebagai pencernaan, ginjal sebagai  pengolahan,pengatur dan pembuangan cairan tubuh, jantung sebagai pompa –aliran darah, dan organ alat kelamin sebagai reproduksi dan hasrat biologis. Bagian anggota  gerak terdiri dari tangan dan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak;  memegang, berjalan  dan bertujuan mewujudkan kebutuhan  dirinya dalam bermacam bentuk.

Keunikan manusia dari segi perilakunya adalah berbudaya yang  menciptakan peradaban dari waktu ke waktu.  Manusia  mampu merubah atau merekayasa  dirinya dan lingkungannya menjadi "sesuai dengan mimpinya", menciptakan tehnologi untuk memudahkan -menopang kehidupannya.  Itulah  perbedaan manusia yang  esensial dibandingkan mahluk lain. Dengan kata  lain  manusia esensinya   memiliki  "kehendak bebas/ free will" ;  sesuatu yang mendorong manusia -mampu untuk hidup dan bertahan hidup dalam keadaan apapun, lingkungan apapun dengan  berpikir- untuk merubah, memperbaruhi, mengembangkan, menciptakan pengetahuan, ilmu dan tehnologi "sesuai dengan tujuan hidupnya atau kepentingannya". 

Peradaban manusia  yang dihasilkan dari kehendak bebas dapat menghasilkan  "nilai atau norma"   baik  - buruk  atau diterima dan tidak diterima dalam kehidupan sosial manusia.  Nilai nilai / norma norma yang  dijalani atau dipraktekan sesuai kepentingan individu atau orang banyak yang bisa "menyimpang atau dimanfaatkan yang merugikan orang lain".  Sesuatu yang  tabu  bisa  menjadi hal "biasa" atau tidak tabu di suatu kelompok atau komunitas; begitu juga suatu bangsa atau negara. 

Dalam masyarakat sekarang  ini, sekat sekat  perbedaan -atau kesenjangan  nilai nilai  peradaban manusia makin   sempit atau berkurang, terutama sejak era tahun 2000 an , era kemajuan tehnologi informasi berbasis digital/internet, internet of  thing, melalui mesin pencari  data yahoo, google,  media daring seperti facebook,twitter, whats-app, youtube, instagram,  tiktok, dll. dan ditunjang dengan tehnologi handphone berbasis komputer sederhana sampai yang superkomputer -menjadi smartphone;  demikian juga perangkat komputer personal((PC), komputer lap-top, komputer tablet  dengan kemampuan kecepatan internet 5 G. Interaksi antara manusia yang cepat dan interaktif  juga berdampak negatif  -selain positif; yaitu  sumber informasi  tidak benar (hoaks)atau konten informasi yang  diplintir atau informasi pencitraaan palsu(fake) sebagai sesuatu yang disengaja untuk kepentingan tertentu(perang informasi/opini).  

Efek dari sebaran informasi via medsos(medial sosial internet)  dari sisi  ekonomi juga berdampak positif  dan negatif. Bagaimana  ekonomi berkembang melalui  media berbasis aplikasi digital, seperti gojek, grab, marketplace, e-commerse,  medsos-youtube,tiktok, instagram, dan semua transaksi berbasis digital. Pelaku usaha dan penggunanya    saling mendapatkan manfaat atau keuntungan(  dampak positif),  namun sebaliknya dapat terjadi sebaliknya bila basis data digital disalahgunakan untuk kepentingan sepihak apakah oleh pelaku usaha(produsen) atau pengguna usaha(konsumen) atau oleh pihak ke 3 (hacker).

Dalam dunia medsos , pengisi  youtube, tiktok, instagram bisa mendapatkan "bayaran" bila mencapai nilai konten tertentu dan juga dari iklan dalam konten yang dilihat. Prinsip simbiosis mutualisma ini sudah menjadi "penghasilan" bagi jasa produsen media dan jasa pengisi media. Bagaimana jasa pengisi media  membuat konten yang baik atau banyak dilihat penonton/pemirsa ?  Sesuai dengan target  ke pemirsa  - dengan sengaja  tidak mendidik atau dis-informatif,  namun banyak juga yang informatif dan mendidik, mencerahkan, dll.   

Pelaku " negatif " yang sengaja menjadikan "konten"  sebagai jualan ; sebagai  penghasilan / komoditas yang meniadakan atau tidak peduli atau bertentangan, melanggar dengan nilai nilai atau norma norma umum yang berlaku, Contohnya seperti tulisan-ucapan hoaks, opini sesat; perbuatan asusila, jahat  dalam ber-medsos.  Dalam "perang " informasi/berita  bahkan ada  "sponsor atau pendana "  dari  konten yang di produksi di medsos dengan tujuan  propaganda, framing opini/pengaruh, pengalihan issue,  proxy war,   chaos , dll.   Sasaran  terutama kepada masyarakat awam atau masyarakat yang rentan terhadap konten disinformatif-destruktif/hoaks/fitnah/fake. 

Peradaban  era milinial saat ini, dimana  mesin robotik dengan era tehnologi internet of thing(IoT) 4/5.  dengan aplikasi artificial intellgence(AI) , semakin memudahkan manusia bekerja dan memenuhi kebutuhannya dalam segala aspeks kehidupan;  terutama dalam aspeks sosial ekonomi, pendidikan, hukum-keamanan dan -sosial politik, serta sosio-budaya.  Dengan mudah terjadi pergerakan -percepatan aspeks aspeks tersebut berubah  dan saling mempengaruhi.

Ketika   "kebohongan, kepalsuan, ketidak-sopanan, ke-asusilaan, dll" menjadi komoditas yang di"produksi" secara  sengaja, terus menurus dan  menguntungkan ke media sosial - maka akan berdampak pada pemirsa atau penonton -penerima konten yang negatif; menimbulkan persepsi salahpaham, kebencian, permusuhan, konflik bahkan "perang"; perubahan persepsi dalam sikap dan juga perilaku yang negatif. 

Banyak contoh dalam konten di youtube, tiktok, reels(instagram),dll. seperti orang yang "tidak malu" tampil "memamerkan" bagian tubuh yang seksi atau sensitif  agar dapat follower atau like atau komentar atau sekedar "iseng dan curhat" kepada teman kencannya; namun ada sengaja mengendorse atau mengiklankan diri untuk tujuan/motif  transaksi bisnis/ekonomi. Apa yang terjadi  pada era sekarang ini akan semakin terbuka di masa yang akan datang , pengaruh nilai nilai global semakin besar dan tidak bisa dibendung dengan menetapkan aturan lokal atau norma kelompok, tetapi sangat ditentukan kekuatan-kemampuan, kepribadian yang konsisten /teguh, konsep diri secara individual yang kuat. Perilaku manusia dituntun oleh  nilai nilai masyarakat yang universal dan nilai nilai agama yang juga adaptif dan kontekstual dalam implementasinya secara individu;  perilaku seperti inilah yang dianggap "sholeh atau berakhlak mulia".  Apapun  konten  dalam  medsos ' tidak mudah mempengaruhi atau berdampak destruktif-distorsif  pada sikap-perilaku secara  individu;   "kekebalan dari virus '"kebohongan, kepalsuan, ketidak-sopanan, ke-asusilaan, dll." yang dijual sebagai komoditas atau tujuan psywar, proxywar.

Solusi secara individu adalah perubahan "mindset" dalam sikap-perilaku dalam melihat dunia secara global;  dunia pendidikan tidak bisa dengan pendekatan formal kurikulum saja tetapi perlu menga-antisipasi perubahan cepat perilaku-budaya secara global - dimana migrasi manusia semakin cepat dan luas  melalui  dunia wisata manca-negara yang terbuka ke bagian terasing bumi ini. Pembentukan kepribadian yang toleran, berjiwa/mental global dan taat pada nilai nilai universal manusia, menjadi prioritas dan kepentingan bersama  dalam lembaga pendidikan informal dan formal. Kegagalan  dalam pembentukan manusia yang" tangguh tersebut" akan  menghasilkan  manusia yang gagal beradaptasi - intoleransi, radikal, dan pengacau peradaban, dll.atau  bahasa kasarnya  "sampah peradaban".