Translate

Telusuri via Blog Ini

Jumat, 25 Mei 2012

Becoming to Muslim

Mengharukan, melihat, menyaksikan....proses seorang menjadi muslim (mualaf). Setelah bersyahadat seorang wanita menangis tersedu-sedu dan dikatakan; "masuknya seorang menjadi islam dan siapa-siapa saja, dengan bersyahadat bukan karena siapa-siapa, bukan karena Nabi Muhammad, Kyai, Ulama, Pendakwah, tetapi karena orang itu sendiri yang mendapatkan HIDAYAH dari ALLAH SWT, bahkan Nabi Muhammad SAW, tidak bisa meng-islamkan pamannya Abu Thalib sampai akhir hayatnya; apalagi dengan rayuan atau iming-iming hadiah agar mau pindah agama masuk islam". 

Inilah beda dakwah islam dengan agama lain. Tidak ada paksaan dalam beragama islam, ketika hidayah Allah datang menjadikan seorang menjadi muslim, maka jelas jalan hidupnya memilih syareat islam /syareat ALLAH, tidak ada syareat yang lain selain syareat Allah dan menjadikan Muhammad sebagai contoh hidup dalam menjalankan syareat Allah sehari-hari. "Islam indentik dengan hidayah Allah", bukan simbol atau atribut atau kemasan. "orang yang mendapat hidayah Allah " menjadi "islam" -berarti memilih sikap, cara, perilaku hidup -konsisten pada prinsip / dasar-dasar yang telah Allah tuntunkan dalam Al Quran melalui akhlaq Rasulullah Muhammad SAW dan diwarisi turun temurun oleh orang-orang sholeh sampai akhir zaman sebagai "jalan hidupnya"(way of life). 

Bagaimana seorang Mualaf, tampak lebih konsisten, istiqomah dalam menjalankan syareat islam dari kebanyakan mereka yang "islam turunan" tetapi belum pernah bersyahadat dengan "jiwa fitrahnya" atau pergolakan bathin dalam mencari hidayah Allah? Menjadi Muslim bagi seorang Mualaf adalah suatu proses revolusi -perubahan total indentitas "lama-menjadi baru" dengan segala aspek cara-sikap-perilaku hidupnya "menjadi" -cara pandang hidup," way of life" manusia / ilah ilah lain menjadi "Allah yang Maha Esa" dengan mentauladani rasul-rasul-Nya, terutama Muhammad SAW "saja"-tanpa pilihan lain. Oleh karena itu sudah konsekuesi logis, perubahan hidup yang berbeda dari hidup "style/gaya bukan islam dan menjadi islami" pada keseharian seorang mualaf, yang tampak seperti, seolah-olah lebih konsisten dari kebanyakkan orang - yang mengaku muslim, tapi tidak konsisten -karena mempraktekan gaya hidup yang tidak islami. Suatu hal yang luarbiasa dan mengharukan, "kesabaran,kesholihan seorang mualaf" menjadi contoh bagi mereka yang sudah lama "menjadi muslim" dalam menjalankan hidupnya, betapa sebaliknya sering mereka melihat contoh yang tidak sesuai syareat islam dalam umat islam, namun Subhanallah,...mereka memahami yang Haq dan Bathil.. mereka belajar islam untuk di praktekkan dalam kehidupanya.

Pengalaman penulis, yang sejak lahir menjadi muslim dan belajar agama di sekolah negeri dari TK,SD,SMP,sampai SMA, baru merasakan bersyahadat "yang sebenarnya dan menjadi muslim" setelah menjadi Mahasiswa - setelah melalui proses lama yang bergejolak, berdiskusi, dengan mengkaji keislaman secara informal-intens. Sepertinya hidayah Allah itu datang, seolah -olah seperti menjadi manusia yang baru lahir,- tercerahkan - menjadikan hati/qolbu, akal, pikiran terpatri kepada "kebenaranNya" melalui AL QURAN dan HADIST. Hidup lebih tenang, optimis, lebih ringan tanpa beban menyesak dada, semua berjalan seolah-olah Allah yang merencanakan dan mengaturNYA. Semua datang dan kembali dari dan kepada NYA. Penyerahan diri hanya kepada Allah SWT saja,  menjadikan hidup ini lebih terasa ringan, mudah, optimis, bahagia, bersyukur atas segala nikmatNya. Betapa kita sangat tergantung kepadaNya. 
Allahu akbar...inilah Dienullah yang HAQ.



Tony Blair's sister in law converts to Islam, gives inspiring speech

They Chose Islam 2011 - Nicole Queen


becoming to muslim


Minggu, 08 April 2012

105. QUR’AN SURAH CV : AL -FIIL


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  
ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.
105.  QUR’AN SURAH  CV :   AL -FIIL
TOPIK SENTRAL SURAH :
Surah ini hanya terdiri dari satu topic. Nama surah terdapat pada ayat pertama yang menunjuk pada suatu kejadian penyerangan kota Mekah oleh pasukan gajah dari Afrika. Negara Nasrani.Dilanjutkan bahwa akhirnya penyerangan itu gagal, karena Tuhan menolongnya melalui burung burung yang menghujani mereka dengan batu batu kecil. Tujuan penyerangan itu akan merusak atau memindahkan Ka’bah dari Mekah.
TEMA  SURAH :
Disini suatu kejadian sosial-politis dihubungkan dengan fenomena alam dan pertolongan Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Perbedaan pandangan antara pandangan WAHYU dan manusia terhadap suatu fenomen sosial-politik. Fenomena alam digunakan sebagai “penyambung”. Ini berdasarkan perbedaan landasan yang digunakan manusia dan wahyu dalam menginterpretasi suatu kejadian. Fenomena kehidupan menurut manusia : suatu interaksi antara manusia dan manusia/Alam, sedangkan menurut wahyu: suatu intervensi manusia terhadap ‘AMR Tuhan.
106.  QUR’AN SURAH  CVI :   AL-QURAISY
TOPIK SENTRAL SURAH :
Surah ini juga terdiri dari satu topik, yang menceriterakan kebiasaan hidup kaum Quraisy [penyembah berhala], ialah mondar-mandir ke negeri lain untuk berdagang /mencari hidup. Hendaklah kaum Quraisy itu menyembah Tuhannya Ka’bah yang memberi makan pada mereka, sehingga tidak mengalami kelaparan dan mengamankan mereka dari ketakutan.
TEMA  SURAH:
Seperti surah sebelumnya disini dihubungkan antara aktivitas sosial manusia dengan pertolongan Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH:
Manusia harus sadar, bahwa dia itu makhluk, sehingga semua yang dihasilkan manusia itu pasti ada hubungannya dengan ketergantungannya pada Tuhan. Mengulangi, bahwa tiap aktivitas manusia berarti meng-intervensi terhadap cara Tuhan memelihara makhluk-Nya.
107.  QUR’AN SURAH  CVII :  AL- MAA’UUN/SESUATU YANG BERGUNA
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat penutup surah, sekaligus penutup topik sentralnya karena surah ini hanya terdiri dari satu topik. Surah dibuka dengan ayat : Apakah manusia mengetahui siapa yang dapat disebut mendustakan agama? Dilanjutkan dengan jawabannya dengan 5 sifat orang yang termasuk mendustakan agama. Yang terakhir ialah : mereka yang enggan memberi bantuan yang berguna.
TEMA SURAH :
5 sifat manusia yang dikategorisasikan dalam mendustakan agama ialah:
R  Orang yang menghardik anak yatim
R  Tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
R  Orang yang shalat , tetapi lalai dalam shalatnya
R  Orang orang yang ria dan
R  Orang yang enggan memberi bantuan yang berguna
3 dari 5 sifat itu mengenai kehidupan bermasarakat, 1 hubungan manusia langsung dengan Tuhannya dan satu hubungan manusia dengan dirinya. Dalam hidup seorang manusia selalu berhubungan dengan DIRI-nya, TUHAN-nya dan sesama MANUSIA.

SUDUT PANDANG SURAH :
Beragama meliputi semua dimensi kehidupan manusia, ialah dimensi spiritual/keyakinan/akidah, dimensi mental/moral akhlaq syare’at ubudiyah dan dimensi sosial/syare’at muamalah.
108.   QUR’AN SURAH  CVIII :  AL-KAUTSAR/NIKMAT YANG BANYAK
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka topik, sekaligus surah yang menyatakan bahwa: Tuhan telah memberi manusia nikmat yang banyak. Kemudian dilanjutkan bagaimana manusia harus menyikapi keadaan tersebut: mendirikan shalat dan siap berkorban. Dilanjutkan dengan hasilnya ialah: terputusnya tali kebencian mereka yang membencinya.
TEMA  SURAH :
Terputusnya tali kebencian antar manusia itu dapat diciptakan dengan mendirikan shalat dan berkorban dalam arti memperhatikan kepentingan sesamanya atau kepentingan pribadi dikalahkan dengan kepentingan umum, karena kesadaraannya bahwa sesungguhnya Tuhan telah memberikan nikmat yang banyak pada manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Tali kebencian merupakan sebab kerusakan kehidupan manusia bersama. Jalan keluarnya ialah mengikis fachsya dan mungkar (shalat) dan menciptakan meratakan nikmat yang diberikan Tuhan diantara semua manusia (berkorban = melepaskan sebagian haknya, yang dimetaforikan dengan mengorbankan kepentingan pribadinya terhadap kepentingan umum).


By  A Baghowi Bachar

(Posting  8 April 2012/6 Jumada I  1433 H)


Sabtu, 18 Februari 2012

8. QUR’AN SURAH XCVIII : AL-BAYYINAH/BUKTI YANG NYATA

XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

98.     QUR’AN SURAH  XCVIII :  AL-BAYYINAH/BUKTI YANG NYATA
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama (1-5) yang isinya merupakan suatu pernyataan, bahwa diantara orang-orang ahli kitab dan orang-orang kafir itu baru mau beriman bila telah datang suatu bukti. Dilanjutkan dengan keterangan bahwa bukti itu telah didatangkan Tuhan ialah seorang Rosul yang membacakan lembaran lembaran wahyu yang disucikan. Namun manusia justru menjadi terpecah belah, sedangkan mereka hanya disuruh:
R  Menyembah Allah, menerima tuntunannya,
R  Mendirikan sholat dan membayarkan zakat.
Topik ditutup dengan pernyataan itulah agama yang lurus.
TEMA  SURAH :
Seharusnya bukti itu meyakinkan manusia, namun manusia bahkan menjadi terpecah belah karenanya, meskipun apa yang harus diyakini itu sangat sederhana. Mengapa ? Karena perilaku manusia itu hanya mengikuti nafs-nya, bukan akal dan ilmunya.
SUDUT PANDANG SURAH:
Manusia cenderung mengikuti KEINGINANNYA SENDIRI/NAFSUNYA bukan akalnya. Namun manusia tidak akan menerima tuduhan ini, karena nafsunya itu ditutup dengan permainan akalnya.
99.     QUR’AN SURAH XCIX : AL-ZALZALAH/KEGONCANGAN
TOPIK  SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama ,topik pertama (1-5) yang melukiskan apa yang terjadi pada hari kiamat. Dilanjutkan bahwa apa yang terjadi itu karena Tuhan telah memerintah kan bumi untuk mengeluarkan segala isinya.
TEMA SENTRAL SURAH :
Kejadian berantakannya bumi pada hari kiamat, didiskripsikan sebagai alam yang mengikuti perintah Tuhannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Kiamat itu karena KEHENDAK-NYA, bukan oleh sebab sebab lain, misalnya ulah manusia atau proses alamiah. Dengan demikian maka kiamat diciptakan TIDAK SIA-SIA, artinya pasti mengandung makna.
100.  QUR’AN SURAH  C :  AL-’AADIYAAT/KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama (1-8), yang digunakan sebagai sumpah untuk menguatkan pernyataan, bahwa: manusia itu ingkar, tidak bersyukur pada Tuhannya dan manusia itu sungguh akan menjadi saksi sendiri akan keingkarannya dan sesungguhnya manusia itu sangat bachil, karena lobanya pada harta.
TEMA  SURAH :
Topik ini menjelaskan kecenderungan manusia yang pelukisannya seperti Nafsu yang menguasainya, seperti kuda perang yang dipacu. Dan apa sebab utamanya manusia menjadi demikian ? karena LOBA akan HARTA. Bukankah fenomena social-budaya yang ada membernakan diskripsi itu ?
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia haruslah menyadari memiliki kecenderungan yang dapat merusak kehidupannya ini, karena harus mempertanggung-jawabkan ulahnya. Kecenderungan ini bukan alasan untuk membela diri.

101.  QUR’AN SURAH  CI :  AL-QAAR’IAH/HARI KIAMAT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama surah (1-5) yang menerang-kan tentang fenomena hari kiamat yang dahsyat.
TEMA  SURAH :
Kedahsyatan hari kiamat yang tidak terbayangkan oleh manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang kehidupan dari sisi akhirnya, yang kebanyakan manusia mempercayainya tetapi TIDAK MENYADARI, sehingga tidak diperhitungkan dalam membina hidupnya. Percaya dan sadar, jaraknya jauh. Percaya adanya tanpa tahu maknanya tidak member arti apa apa……..tidak merasa tersentuh, hanya menyaksikan fenomenanya …… dari suatu jarak!
102.  QUR’AN SURAH  CII :  AT-TAKATSUR/BERMEGAH – MEGAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama (1-3), sebagai satu peringatan yang sangat keras, bahwa perlombaan memperbanyak kekayaan  duniawi ini akan MELALAIKAN manusia akan makna hidupnya. Ayat penutup topik memperkuat lagi dengan kata kata : jangan begitu, nanti kamu akan mengetahuinya.
TEMA  SURAH :
Perlombaan memperkaya diri dalam aspek kehidupan dunia itulah yang melalaikan manusia akan tujuan hidupnya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Sangat berbahaya bagi manusia bila ia berlomba memperkaya kehidupan dunianya. Suatu peringatan yang banyak diabaikan manusia.
103.  QUR’AN SURAH  CIII  :  AL-’ASHR/MASA
TOPIK SENTRAL SURAH :
Topik sentral surah hanya terdiri dari 2 ayat dan nama judul surah digunakan sebagai sumpah untuk menyatakan bahwa manusia  SELALU DALAM KERUGIAN. Masa itu menunjuk pada waktu dan waktu itu dinamis, ada perjalanannya, ada permulaan dan ada akhir.
TEMA  SURAH :
Tema sentral surah ialah suatu pernyataan bahwa dalam perjalanan waktu manusia selalu merugi.

SUDUT PANDANG SURAH :
Disini keadaan manusia dihubungkan dengan perjalanan waktu. Ditegaskan bahwa manusia SELALU dalam keadaan MERUGI. Mengapa ? Waktu itu selalu berjalan maju, seperti pepatah Yunani mengatakan PANTA  RHEI, semua mengalir. Tidak ada jalan kembali! Waktu hanya tahu gerak maju, tidak mengenal gerak mundur. Manusia terbawa dalam arus itu kearah KEMATIAN/AKHIR PERJALANAN, titik tutup buku bagi seseorang. Al-Qur’an mengartikan waktu sebagai suatu RUANG GERAK, kesempatan yang harus dipergunakan/diisi, tidak boleh dibiarkan kosong/tidak diisi. Bagaimana seseorang harus me-manage waktu ? Inilah  SOAL yang diberikan Tuhan.
104. QUR’AN SURAH  CIV :  AL-HUMAZAH/PENGUMPAT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, sekaligus pembuka topik pertama yang menyatakan dengan tegas: Celakalah setiap pengumpat lagi pencela; yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya; dia mengira bahwa hartanya dapat menyelamatkannya. Topik ditutup dengan pernyataan: Tidak, sekali-kali tidak. Sesungguhnya ia akan dilempar kedalam huthamah (ayat 1-4).
TEMA  SURAH :
Kata atau sifat pengumpat dan pencela dihubungkan dengan mengumpulkan harta kekayaan (hubbun dunia) dan dinyatakan keduanya akan celaka, tidak dapat menyelamatkan manusia. Peringatan dan ancaman bagi manusia !
SUDUT PANDANG SURAH :
Sifat mengumpat dan mencela disejajarkan dengan pengumpulan harta. Keduanya  merusak hubungan antar manusia, keduanya menghidupkan fachsya dan mungkar. Iri, dengki dan perbuatan fasek. Mengumpat dan mencela itu tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali menyakiti diri.
  
By  A Baghowi Bachar

(Posting 18 Februari 2012/26  Rabi' I 1433 H)