Translate

Telusuri via Blog Ini

Rabu, 23 November 2016

Sosmed untuk "kehidupan bersama"



Berawal dari WA-an jadi mengelitikku untuk  menulisnya kembali
Ini copasnya wa ku 


" Agama utk kehidupan kita, agar menjadi kita orang baik sesuai keyakinan kita.
Tdk bisa orang lain memaksa kita beragama dengan  caranya...
Marilah bersabar dan berlapang dada dengan perbedaan, kemajemukan , kebinekaan indonesia. Hidup indah dan damai , bahagia  diantaranya adalah harapan kita semua , kualitas hidup kita, kualitas kedewasaan diri kita dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mudah mudahan kita tidak mudah terprovokasi dengan issu issu  sosmed yang  memecah belah kerukunan kita.
Hidup indonesiaku dan  keluarga .....ku"


"Efek samping obat....eh..efek samping sosmed, apalagi tanpa pemakaian yang hati hati, seperti makan obat -ada yang palsu, atau asli  tetapi kedaluarsa... bisa negatif- bagi tubuh kita.
Karena itu sosmed yang positif seperti  obat yang baik-mujarab , memberi kekuatan kesehatan tubuh kita, sebaliknya yang  negatif - dapat membuat kita jadi tambah lemah dan sakit"

Saat ini sebaiknya kita bisa bijaksana makan obat (bersosmed) , agar kehidupan kita tetap terjaga baik, sehat wal afiat, tidak  bermasalah; tidak terjerat hukum atau bahkan masuk penjara.

Era informasi dalam bingkai alam demokrasi di Indonesia(sebagai negara menganut sistem demokrasi) tentu kita beruntung hidup saat ini, dimana keterbukaan, bebas berpendapat dijamin negara; tidak dilarang. apalagi dibanding negara lain yang menganut sistem otoriter atau sosialis komunis; dimana urusan pemerintahan dilaksanakan oleh satu partai dan untuk urusan pemerintahan dan negara tidak bisa dikritik bebas oleh semua rakyat, walaupun globalisasi sudah merasuk dengan perangkat medsos masuk keseluruh rakyatnya; dengan smartphone semakin memudahkan untuk berkomunikasi. tetapi urusan politik tidak bisa  orang sembarangan mengkritik pemerintah atau pejabat negara.

Dalam bersosmed seharusnya kita bisa "bijak" , ber-etika  terutama dalam menyampaikan pendapat, berita, issue. apalagi  apa yang kita sampaikan berdasarkan "sesuatu yang tidak benar,hoaks atau tidak jelas sumbernya". apa yang kita sampaikan bisa mempengaruhi orang dengan "persepsi yang salah atau merugikan"; apalagi bila pendapat tersebut di "share" ke orang lain  lebih banyak lagi dan "viral".

Pandemi Corona virus disease (COVID) 19 saat ini - yang bermula sejak desember 19 di Wuhan,Cina, telah menyadarkan  kita  tentang  makna " viral"  yang selama ini hanya dikenal dalam pengertian virus komputer atau berita yang "banyak dibicarakan atau ditonton" yang tersebar dalam waktu  cepat dan lama; Virus corona  menunjukan eksistensinya sebagai "materi  partikel yang hidup" yang menjadi musuh manusia  seluruh dunia dan merubah perilaku hidup manusia  secara fisik,psikis,
Ketakutan  terhadap COVID 19 melanda semua negara, semua berperang untuk melawan musuh "yang tidak terlihat, seperti melawan Hantu". Perubahan  perilaku manusia , bumi seperti terdiam, semua orang berdiam dirumah saja untuk menghentikan penyebaran virus sebagai usaha  melawan serangan dahsyat virus terhadap manusia. Ekonomi dunia menurun dan seperti lumpuh yang dapat menimbulkan kerawanan sosial-ekonomi, angka kematian meningkat secara  cepat dibandingkan  virus virus  sebelumnya - dalam waktu 6 bulan.
Kita  disadarkan juga,  "berita Hoaks yang viral"  sangat  berbahaya -sama seperti COVID 19   sebagai musuh " tanpa wujud" yang dapat menebarkan ketakutan dan menimbulkan korban secara fisik, psikis.

"pelaku medsos" bisa  menjadi musuh -seperti COVID 19, karena  serangannya, tatanan hidup sosial menjadi rusak dan menghilangkan imun -ketahanan sosial bermasyarakat. Oleh karena itulah, sepatutnyalah kita menjaga  imunitas sosial bermasyarakat, berbangsa negara  agar kuat, sehat wal afiat;  marilah kita jangan  menjadi " covid 19" di dalam kehidupan masyarakat.



















Waaah serius  banget...😬😬😀😁😆😅😅