TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL
YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH
ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.
Kalau
kita baca nama nama judul surah surah Al-Qur’an, sulit bagi kita untuk dengan
cepat menebak maknanya, baik logika maupun hubungannya dengan tujuan kandungan
Al-Qur’an dan kandungan tiap tiap surahnya. Dalam bab. XI. telah diterangkan,
bahwa nama nama judul surah dapat dikategorisasikan dalam 3 golongan / dimensi:
R Dimensi Ke-Manusiawian, INSANIYAH Dan
R Dimensi
Ke-Alamian, ALAMIYAH
Dengan argumentasinya. Sekarang kita ingin melihat lebih jauh makna nama nama itu dalam kerangka wajah Al-Qur’an sebagai hudaa dan furqon dan dalam kerangka kandungan tiap surah.
Biasanya nama judul surah terdapat dalam salah satu ayat atau
lebih, dalam surat itu, kecuali 2 surah yang nama judulnya tidak terdapat dalam
salah satu ayatnya ialah : QS. 21, surah Al-Anbiyaa dan QS. 112, surah Al-Ichlas, namun masih
mudah mendeduksinya dari pokok kandungan surah nya. Mari kita lihat makna nama
judul tiap surah dalam Al-Qur’an :
1.
QUR’AN SURAH I :
Al-Fatechah / Pembuka ; Ummul Kitab / Induk Kitab ; Al-Kanz / Perbedaharaan ; Al-Wafiyah / Sangat Sempurna ; Al-Kafiyah / Mencukupi ; Al-Hamdu / Pujian ; Asy-Syukur / Rasa Sukur ; Ad-Du’au / Permohonan ; Asy-Syafiyah / Penyembuh;Asy-Syifa / Penawar dan As-Sab’ul Matsani / 7 Yang Diulang-Ulang.
Nama judul ini hanya Al-Hamdu yang terdapat dalam ayat ke 2 nya,
yang lain tidak ada, namun dari yang lain dapat disimpulkan :
- Pembuka surah merupakan suatu introduksi yang mengandung pokok pokok pemikiran dan subjek kandungannya.
- Ummul kitab menunjuk pada makna induk yang berarti tempat sumber acuan dari kandungan surah surah yang lain.
- Perbendaharaan mengandung arti bahwa surah ini mengandung semua unsur unsur pokok dari seluruh konsep-kunci/key consept kitab.
- Sempurna bukan dalam arti semua ada, tetapi kerangka yang mampu dikembangkan
- Mencukupi menunjuk tidak memerlukan penambahan konsep dari luar. [Konsep konsep luar yang digunakan hanya untuk membantu pemahaman, sehingga tidak mungkin identik maknanya].
- Pujian dalam ayat kedua ditentukan bahwa pujian hanya pada Allah, berarti hanya Dia yang patut dan berhak di-puji, sebab hanya pada Dia manusia bergantung.
- Syukur menunjuk pada pokok sikap manusia karena diturunkannya kitab dan seluruh kebutuhannya.
- Permohonan menunjukkan hakekat yang dibutuhkan manusia ialah shirotol-mustakim jalan untuk mencapainya, karena hanya inilah yang tidak mungkin dapat diketahui manusia tanpa petunjuk-Nya.
- Penyembuh
- Penawar menunjuk pokok fungsi kandungan kitab terhadap penyakit manusia dan apa yang dimaksud dengan penyakit manusia akan terdapat dalam surah surah yang lain.
- 11. Tujuh yang di-ulang-ulang menunjukkan bahwa ayat ayat dalam surah ini akan di ulang-ulang dalam surah surah yang lain. Diulang tidak berarti hanya diulang bentuk kalimatnya dan kandungannya saja, tetapi juga dapat berarti pendalaman makna kandungannya, atau penjelasan, perluasan serta argumentasi dan lain sebagainya.
Makna nama judul surah menunjuk pada topik topik
kandungannya dan kalau kita kaji, dapatlah kita menyimpulkan bahwa pokok
kandungan surah ini menunjuk pada hakekat sikap bathiniyah/ keyakinan manusia yang melahirkan kesadaran akan apa dan siapa dirinya atau
secara singkat melahirkan ‘kesadaran KEMAKHLUKAN‘ manusia, yang
seterusnya akan menciptakan ADAB BUDAYA
MONOTHEISTIK.
2.
QUR’AN SURAH II : AL- BAQARAH / SAPI BETINA.
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Surah ini merupakan surah yang terpanjang dan mengandung ajaran
yang terlengkap daripada surah surah yang lain. Nama judulnya terdapat pada
ayat ke 67 - 74. yang merupakan salah satu topik surah, topik ke 3 yang
meliputi ayat 40 s/d 74. Topik ini menceriterakan tentang sejarah Bani Israil
yang dimulai dengan :
R Diperintahkan supaya Bani Israil
menetapi janjinya terhadap Tuhan , berimanlah pada Al-Qur’an yang membenarkan
Taurat, jangan menukar ayat ayat Tuhan dengan harga murah, jangan mencampur
adukkan kebenaran dengan kebathilan, mendirikan salat dan membayar zakat,
menyuruh orang lain apa yang tidak dia kerjakan, minta tolonglah hanya pada
Tuhan serta sabar dan sholat, meskipun sholat itu berat sekali, kecuali bagi
mereka yang khusuk, ialah mereka yang yakin akan pertemuan dan kembalinya pada
Tuhan.
R
Selanjutnya
diingatkan akan nikmat nikmat yang telah diberikan Tuhan pada Bani Israil,
mulai sielamatkannya dari Fir’aun, diberinya tempat tinggal, diturunkannya
Taurot, diampuni Tuhan waktu menyalahi perintah-Nya dengan mengambil anak sapi/‘ijlun
sebagai Tuhannya dan waktu mereka dituntun Tuhan menuju ke tempat
tinggalnya yang baru dan diberi rizki yang banyak dan ketika mereka kehausan
dan minta Musa untuk mencarikan air dan ketika mereka mengangkat janji untuk
mengikuti Taurot, mereka selalu membuat kerusakan dan mengingkari janjinya.
Topik ini ditutup dengan ceritera tentang suatu kejadian pembunuhan, dimana
mereka saling menuduh. Kemudian Tuhan memerintahkan mereka untuk menyembelih sapi
betina/baqarah, yang digunakan untuk membuktikan siapa pelakunya; mereka selalu mengajukan pertanyaan
yang banyak tentang sifat sapi itu, sehingga hampir saja mereka tidak
memenuhi perintah Tuhan. Ayat penutup
topik ialah keterangan Tuhan bahwa mereka itu hatinya menjadi keras, sekeras batu.
TEMA
SURAH:
Dari topik ini dapat disimpulkan bahwa, meskipun manusia
tahu bahwa telah banyak kenikmatan diberikan Tuhan padanya, juga diturunkannya
Al-Qur’an ini demi kebaikan manusia sendiri, namun tetap saja manusia itu
condong untuk menghindari mengikuti jalan/ perintah Tuhan dengan cara BERDALIH.
SUDUT
PANDANG SURAH:
Manusia
harus menyadari bahwa dirinya itu memiliki kecenderungan BERDALIH yang sesungguhnya merupakan suatu upaya untuk
menghindari tuntunan Tuhan cq. petunjuk-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an.
3.
QUR.AN SURAH III: ALI IMRON
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ayat 33 s/d 63, yang
merupakan topik ke 3 dan menceriterakan tentang
keluarga Imron, suatu keluarga yang beriman dan
disejajarkan Tuhan dengan keluarga Nabi
Adam, Nuh serta Ibrahim yang dilebihkan Tuhan dari segala isi alam.
Isteri Imron memohon pada Tuhan agar diberi keturunan anak lelaki yang sholeh dan
berchidmat pada Tuhan. Namun Tuhan memberinya anak wanita, Maryam, yang sholeh
dan terpilih untuk melahirkan seorang Rosul melalui suatu peristiwa yang diluar
kebiasaan alam; ialah Nabi ‘Isa a.s. Kejadian kelahiran seorang anak diluar
kebiasaan alam itu juga telah dialami oleh keluarga Nabi Zakaria yang telah tua renta serta isterinya
yang mandul, yang melahirkan Nabi Yahya,
Didalam
topik ini disisipkan pernyataan bahwa kejadian kejadian masa lampau itu tidak
mungkin diketahui Muhammad yang ummi, kalau tidak diwahyukan Tuhan padanya
(44), yang berarti memperkuat akan kerosulannya, yang menolak pernyataan kaum
Nasrani, bahwa Isa itu putra Tuhan dan meninggal di palang salib. ( 55).
TEMA SURAH :
Tema
ini merupakan kelanjutan tema sentral QS. surah ke 2, karena meskipun
kecenderungan manusia itu suka berdalih, namun ada manusia yang mau tunduk pada
kehendak Tuhan, seperti keluarga Imron, sehingga diangkat derajadnya sejajar
dengan para Nabi. Do’a yang dipanjatkan keluarga semacam itu akan dikabulkan
Tuhan, meskipun diluar kebiasaan alam, yang berarti bahwa hubungan langit dan
bumi ini masih tetap terbuka. Hubungan ini bisa dicapai hanya oleh orang orang
yang beriman. Sifat rahman dan rahim yang menunjukkan kepedulian Tuhan pada
hambanya yang ‘ tidak berdalih ‘ dapat
dirasakan.
Inilah
tema surah
, yang mewarnai seluruh kandungannya - pernyataan ayat ayatnya menjadi bukti
akan kepedulian
Tuhan pada hamba-Nya.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Hanya
kepada HAMBA-NYA, keluarga yang beriman,
hubungan langit dan bumi dapat dipertahankan.
4.
QUR’AN SURAH IV: AN- NISAA / WANITA
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul
surah terdapat pada Topik pertama mulai
dari ayat 1 s/d 28. Surah dibuka dengan perintah untuk bertakwa pada Tuhan yang
menciptakan umat manusia dari nafsin wahidah/diri yang satu, dan menjadikan
daripadanya isterinya, kemudian dari keduanya dikembang-biakkan menjadi pria
dan wanita yang banyak. Kemudia langsung diikuti oleh ayat yang memerintahkan
untuk memelihara anak yatim, masalah poligami dan hukum tentang perkawinan,
warisan yang dihubungkan dengan suatu peringatan yang menghawatirkan
meninggalkan turunan yang lemah dan larangan memakan harta anak yatim dan
kembali pada hukum warisan.
Kemudian diteruskan dengan
hukum tentang perzinaan, homosexualitas dan lesbianisme, tanpa menutup jalan kembali melalui taubat. Selanjutnya
diterangkan tentang cara pemilikan wanita dan menggaulinya, cara penceraian,
yang diikuti dengan 15 macam wanita yang tidak boleh dinikahi.
Topik ditutup dengan ayat yang menerangkan bahwa
dengan ayat ayat tersebut diatas Tuhan ingin menunjukan pada manusia tentang
tujuan hubungan pria dan wanita dan jangan manusia mengikuti nafsunya. Pada
mereka yang melanggarnya diberikan jalan kembali dengan taubat, suatu
keringanan Tuhan karena manusia itu bersifat lemah.
TEMA SURAH :
Kandungan surah ini jelas ialah
menerangkan kedudukan
wanita dalam kehidupan ini yang ditekankan pada fungsi kehidupan keluarga dan kedudukannya
dimata Tuhan.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah ini
memandang kehidupan dari sudut KEDUDUKAN WANITA
yang telah ditentukan karena fitroh yang
diberikan Tuhan padanya.
5. QUR’AN SURAH V: AL- MAIDAH/HIDANGAN - AL- ‘UQUD - AL-
MAU’IDZAH.
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah ini terdapat pada ayat 112 yang termasuk
dalam topik penutup surah (ayat 110 -
120) yang menceriterakan tenta dialog Tuhan dengan pengikut Nabi ‘Isa, kaum Hawariyin,
yang terpercaya, dimana para pengikut
itu meminta pada Tuhan-nya Nabi ‘Isa untuk mendatangkan suatu hidangan terachir
[the last supper] untuk menambah keyakinan mereka akan kerasulan ‘Isa. Maka
Tuhan menjawabnya melalui ayat 115 :” Sesungguhnya AKU akan mendatangkan
hidangan itu. Siapa yang kafir sesudahnya maka sesungguhnya AKU akan
mengadzabnya yang belum pernah AKU timpakan pada seorangpun dari umat manusia
“.
Kemudian diikuti oleh ayat ayat selanjutnya, bahwa ‘Isa
tidak pernah menyatakan bahwa dia anak Tuhan dan ditutup dengan pernyataan
Tuhan bahwa bagi mereka yang meng-imani ‘Isa akan disediakan pahala yang besar
dan diridloi-Nya.
TEMA SURAH :
Surah ini melihat bahwa kehidupan ini merupakan ikatan janji.
Bahkan dengan tegas dinyatakan bahwa Tuhan, Yang Maha Kuasa-pun menganggap wahyu-Nya
sebagai suatu perjanjian yang WAJIB DITEPATI. Perjanjian sebagai ikatan antar manusia
dan Tuhan tidak perlu berupa sebagai ‘sumpah angkat janji’ tetapi dapat berupa
suatu ikrar, suatu kesepakatan, suatu pernyataan dan lain sebagainya. Dan ini
dipertegas oleh definisi ‘munafik’, ialah mereka
yang kata dan perbuatannya tidak sesuai. Nama kedua judul yang lain tidak
bertentangan dengan yang pertama, karena ‘Uqud berarti
janji dan Mau’idzah berarti pelajaran.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah
ini memandang Al-Qur’an sebagai JANJI Tuhan yang
pasti akan dipenuhinya. Jadi manusia WAJIB MENGIKUTI
KANDUNGAN WAHYU sebagai pemenuhan janjinya.
6.
QUR’AN SURAH VI: AL-AN’AM/BINATANG TERNAK
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat 136-139 yang merupakan dari salah satu topiknya.
(136 s/d 153 ). Topik ini berbicara tentang hukum Tuhan mengenai apa yang
dihalalkan dan apa yang diharamkan. Topik dibuka dengan pernyatakan bahwa
terdapat manusia yang membuat ketentuan sendiri tentang apa yang halal dan apa yang haram mengenai binatang ternak dan hasil
ladang. Maka dalam topik ini Tuhan sendiri telah
menggariskan apa yang HALAL dan apa yang HARAM. Ini dengan jelas
disebutkan dalam ayat 145 yang menyatakan ada 4 macam makanan yang dilarang dan
pada ayat 151 dan 152, ada 9 hal yang diharamkan-Nya. Janganlah manusia
mengada-ada dengan apa yang boleh dan apa yang dipantang.
TEMA SURAH:
Surah ini dengan jelas dan tegas melarang manusia untuk
menciptakan hukum sendiri, tentang HALAL dan HARAM, BENAR dan SALAH. atau secara
umum dapat dikatakan, janganlah manusia menciptakan KRITERIA BENAR-SALAH sendiri.
Suatu sikap dan kecenderungan manusia yang sangat membahayakan kehidupan.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah
menegaskan, bahwa jika manusia MENCIPTAKAN HUKUM
sendiri untuk mengatur kehidupan ini, pastilah kehidupan itu akan rusak.
7.
QUR’AN SURAH VII : AL- A’RAF/TEMPAT TERTINGGI.
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat 46 - 50 yang merupakan bagian dari salah satu
topiknya ( ayat 34 s/d 51) yang dibuka dengan pernyataan bahwa tiap umat itu
ada ajalnya dan bila ajal itu datang, maka mereka tidak dapat minta diundur
atau diajukan yang dilanjutkan dengan menceriterakan tentang akhir kehidupan;
pada akhirnya manusia hanya digolongkan dalam 2 golongan ialah ahli surga dan ahli neraka.
Kriteria yang melandasi pembagian ini ialah sikap manusia
terhadap Rasul dan wahyu Tuhan, golongan pertama ialah mereka yang
mengikuti dan golongan yang kedua ialah yang mengingkari yang dilukiskan dalam
ayat penutup topik ini, ayat 51 :” Yaitu orang orang yang menjadikan agamanya
sebagai sendau-gurau dan main-main. Merka telah diperdayakan oleh kehidupan
dunia. Pada hari ini KAMI melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan hari
pertemuan ini dan karena mereka menyangkal ayat-ayat KAMI”. Dalam
topik ini kemudian digambarkan secara visuil/riil keadaan mereka yang ada di
surga dan yang ada dineraka, seolah-olah kita melihat mereka dari suatu tempat yang
tinggi/al-a’raf dan berdialog dengan mereka. Keadaan mereka sangat
berbeda seperti yang telah berulangkali digambarkan oleh wahyu Tuhan mulai dari
zaman Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad.
TEMA SURAH :
Manusia diperlihatkan bagaimana akhir hidup manusia
kelak. Kriteria yang digunakan untuk mengukur ialah sikap manusia terhadap Rasul dan wahyu
, tidak ada kriteria yang lain. Inlah sebabnya maka wahyu yang terakhir itu
berupa tulisan/naskah
dan dijaga kemurniannya oleh Tuhan sendiri. Sikap ahli surga berbeda
jauh dari ahli neraka, yang pertama ingat bahwa janji Tuhan yang ada dalam
wahyu-Nya itu menjadi kenyataan, sedangkan ahli neraka sangat menyesal dan
tidak habis habisnya menyesali dirinya, mengapa mereka dahulu tidak mau
mengikutinya.Mereka menyalahkan orang lain yang menyebabkan mereka mengingkar
para Rasul dan wahyu Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH
:
Memperkuat
surah terdahulu bahwa Al-Qur’an itu merupakan JANJI
TUHAN yang pasti akan dipenuhi.
8.
QUR’AN SURAH VIII : AL-
ANFAL/RAMPASAN PERANG
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat pembuka dan berupa suatu pertanyaan manusia yang
dijawab langsung oleh Tuhan dengan : Harta
rampasan perang itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Karena itu bertakwalah pada Allah,
perbaikilah hubungan sesamamu, dan ikutlah Allah dan Rasul-Nya jika memang kamu
beriman. Kemudian dilanjutkan dengan menerangkan sifat-sifat orang beriman
dan diteruskan dengan kecenderungan manusia dalam menghadapi perintah berperang.
Baru kalau diyakinkan Tuhan bahwa perang itu akan mendatangkan keuntungan,
manusia banyak yang mengikuti. Kemudian digambarkan Tuhan bagaimana cara Tuhan
menolong hamba-Nya yang beriman dalam perang.
TEMA SURAH :
Topik sentral ini memperlihatkan akan kecenderungan manusia
mencari
untung bagi dirinya, meskipun dalam suasana yang berbahaya
sekalipun. Tuhan tidak membunuh kecenderungan itu dan tidak pula membiarkan,
tetapi menyalurkan kejalan yang benar yang pada akhirnya akan memenuhi
keinginan manusia. Semua yang diperintahkan dan dilarang Tuhan itu bukan untuk
Tuhan, tetapi untuk manusia. Hendaklah manusia yakin, bahwa wahyu itu diturunkan DEMI KEPENTINGAN DAN KEUNTUNGAN MANUSIA. Itu
ialah ‘Amr-Nya dalam memelihara manusia.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Manusia
itu cenderung untuk hanya memikirkan kepentingan dirinya. Ditegaskan bahwa
Al-Qur’an yang diturunkan Tuhan itupun hakekatnya UNTUK
KEPENTINGAN MANUSIA, bukan untuk
membebaninya.
9.
QUR’AN SURAH IX: AT-TAUBAH/PENGAMPUNAN - BARO’AH
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah yang pertama
terdapat dalam banyak ayat- ayatnya yang menunjuk pada jalan kembali, bahkan satu-satunya jalan
kembali, setelah meninggalkan jalan yang seharusnya. Nama judul yang
kedua terdapat pada ayat pembuka surah, yang merupakan bagian dari topik
sentral surah. ( ayat 1 s/d 15 ). Topik dibuka dengan pernyataan yangat jelas
dan tegas:”Pemutusan
ikatan janji dari Allah dan Rasul-Nya terhadap kaum musyrikin .Maka berjalanlah
kamu dimuka bumi selama 4 bulan dan ketahuilah bahwa kamu tidak akan mematahkan
Alloh. Dan sesungguhnya Allah menghinakan orang kafir.
Dan inilah pernyataan Allah dan Rasul-Nya pada manusia pada hari
haji akbar bahwa Allah dan Rasul-Nya melepaskan diri dari perjanjiannya dengan
kaum musyrikin.......... “
Selanjutnya
diberikan jalan taubat bagi mereka ( kaum musyrikin ) yang kembali iman sesudah
menyalahi janji dan akan diampuni , karena Allah Maha Pengampun.
TEMA SURAH :
Surah ini satu-satu surah yang tidak dimulai dengan ayat
basmalah sebagai ungkapan sikap keras. Dalam topik itu diterangkan bahwa orang
muslim harus berlepas diri dari suatu janji, bila pihak yang berjanji menyalahi
janjinya. Dengan demikian kelembutan sikap Islami bukan menunjukkan kelemahan,
tetapi suatu sikap rendah hati. Bagi umat Islam ada titik batas yang pantang dilanggar, suatu ‘point of no return’, dimana
seorang muslim harus
bilang TIDAK, apapun akibatnya. Umat
Islam bukan umat “ yes and amen “, dia wajib
menjaga keutuhan/integritas kemuslimannya, artinya bahwa milik seorang muslim itu IMAN dalam hatinya,
apapun harus dikorbankan untuk itu.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Batas
pemenuhan suatu janji ialah bila yang berjanji itu memenuhi janjinya, bila
mereka mengingkarinya, maka kitapun TIDAK WAJIB
lagi memenuhi. Juga hubungan Tuhan dengan manusia, Tuhan PASTI MEMENUHI
JANJI-NYA, bila MANUSIA MEMENUHINYA.
10.
QUR’AN SURAH X :
YUNUS
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada topik ke 3 ( ayat 68-100), sebagai subtopik(ayat
98-100) yang menutup topik itu, yang menceriterakan tantang kaum Yunus
yang nasibnya jauh berbeda dengan kaum Nuh dan Musa. Kaum Yunus merupakan
kaum yang beriman
sebelum waktu ditentukan datangnya adzab, sehingga adzab itu
ditiadakan oleh Tuhan.
TEMA SURAH :
Subtopik
ini membuktikan bahwa janji Tuhan itu benar !.
Tuhan selalu memberi waktu pada manusia, untuk memilih jalannya sendiri, namun
kalau manusia itu sampai batas waktu yang ditentukan masih ingkar, maka
adzab pasti datang.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah
memperkuat surah terdahulu, ialah bahwa JANJI TUHAN ITU
BENAR.
11.
QUR’AN SURAH XI :
HUD
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada subtopik (ayat 50-60) dari
topik ke 3 (ayat 25- 111) yang menceriterakan tentang kaum Nuh, kaum Hud,
Ibrahim, Luth, Syueb dan Musa dengan kekufuran masing masing yang disadarkan
para Rasul rasul itu dengan berbagai macam argumentasi tetapi tetap ingkar,
sehingga datanglah adzab. Dosa kaum Hud, A’ad ialah menyembah berhala, tunduk
pada pemerintah yang kejam dan menentang para Rasul, sehingga diadzab dengan
angin taufan.
TEMA SURAH :
Surah
ini mengemukakan perilaku suatu kaum yang dilarang Tuhan dengan akibatna,
yang merupakan pelajaran bagi ummat Muhammad, Rasul penutup.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Suatu
contoh kasus yang jelas yang menunjukkan BERMACAM-MACAM
SIKAP INGKAR JANJI MANUSIA terhadap Tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar