Translate

Telusuri via Blog Ini

Sabtu, 03 Desember 2011

Artis Terkenal Filipina convert to Islam

Seorang artis terkenal Filipina telah memeluk agama Islam barubaru ini, dan Islamlah yang mendamaikan hidup dan batin kata nya.
“Islam adalah jalan hidup saya sekarang. Selama ini, saya hidup penuh dengan dosa. Namun, Allah SWT memanggil saya pada Islam. Kini, aku begitu dekat dengannya,” tambahnya lagi. Sebagaimana yang dilaporkan abs-cbnnews, 22/11.
Queenie Padilla juga berkata, ayahnya antara orang yang paling sabar dan gembira dengan keputusan yang dibuatnya. Beliau juga berkata “Dalam dunia hiburan seolah berada di persimpangan jalan, antara bahagia dan tersesat”.
Queenie Padilla juga merupakan anak kepada aktor Robin Padilla, “Ayah begitu gembira menunggu saya mengucapkan dua kalimat syahadat,” katanya lagi. Malah dia membuat keputusan untuk mengerjakan haji. Baginya, ibadah haji membantu menyempurnakan keIslamannya.
Beliau juga menyatakan ia mempunyai kewajipan untuk menyebarkan Islam dan ingin bersama sama menikmati keindahan Islam itu bersama masyarakat Filipina khas nya. Beliau menyatakan itu ketika berada di Mekah.
Sekarang beliau sudah berubah dengan mendalami Islam serta berpakaian menutup aurat dan berjilbab. “Saya harus berubah sepenuhnya untuk hidup dengan cara Islam,” tegasnya. Alhamdulillah.http://www.youtube.com/watch?v=YNlN0wlKE8k

Sabtu, 26 November 2011

Pesan Tahun Baru 1 Muharam 1433 Hijriah:


Hijrah dari Sistem Jahiliah Menuju Sistem Islam 
Oleh : Nazli M. Agustina.
Kembali umat Islam memasuki tahun baru hijriah; 1433 H. Tentu bukan tanpa arti Khalifah Umar bin al Khattab ra. Menjadikan peristiwa hijrahnya Rasulullullah SAW dari Makkah ke Madinah sebagai awal penanggalan dalam Islam. 

Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah sesungguhnya merupakan tonggak penting dari babak baru perjuangan umat Islam. Di Madinah Rasulullah SAW membangun peradaban baru dengan negara baru dan sistem kehidupan yang didasarkan kepada Islam. Rasulullah SAW diangkat menjadi pemimpin negara yang bertanggung jawab mengurus urusan umat (rakyat) secara keseluruhan. Sementara hukum yang berlaku adalah hukum Islam. Keberadaan pemimpin, rakyat dan hukum ini cukup untuk mengatakan apa yang dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah adalah sebuah negara atau memenuhi karakteristik sebuah negara. Yaitu negara baru yang unik, yang dihuni oleh warga negara yang beragam (pluralitas bukan pluralisme). Ada Yahudi Bani Auf, Yahudi Bani Najjar, termasuk masih terdapat orang-orang musyrik penyembah berhala. Namun pluralitas ini tidak menghalangi pemberlakuan hukum Islam oleh negara. Sebab hukum Islam memang bukan hanya untuk muslim tapi merupakan rahmat bagi seluruh alam, bagi seluruh manusia, termasuk non muslim. 

Kepemimpinan baru ini sekaligus menggantikan kepemimpinan yang korup, lemah dan menzalimi rakyat, yaitu sistem jahiliah yang tidak manusiawi dan menyengsarakan rakyat. 

Pesan politik dari hijrahnya Rasulullah Saw inilah yang sering dilupakan oleh umat Islam saat ini. Sebagaimana pada masa Rasulullah SAW perubahan mendasar akan terjadi bila terjadi perubahan kepemimpinan dan sistemnya. Ini pula yang akan menjadi solusi terhadap berbagai persoalan dunia Islam, bahkan dunia secara global saat ini. 

Menuju Syariah Islam yang Mensejahterakan

Kita tahu, bahwa dunia saat ini berada di bawah kepemimpinan dan sistem Kapitalisme yang telah membawa bencana kemanusiaan yang luar biasa; kemiskinan global, ketimpangan negara maju dan dunia ketiga, pembunuhan massal atas nama demokrasi dan perang melawan terorisme di Irak dan Afghanistan, perampokan kekayaan alam dunia ketiga yang memiskinkan rakyat mereka, kriminalitas yang kian meningkat serta krisis spiritual. Ini semua adalah buah busuk yang dihasilkan dari sistem yang rusak ini. 

Jika kita napak tilas hijrahnya Nabi SAW maka kita akan melihat bahwa tatkala risalah Islam diterapkan secara sempurna oleh Rasulullah SAW di Makkah, umat manusia merasakan indahnya hidup di bawah naungan Daulah Islam. Keadaan ini terus berlanjut pada masa Khulafaur Rasyidin dan para Khalifah yang silih berganti memimpin dunia selama 13 abad. 

Pertama : Politik yang berkeadilan. Dalam politik Islam, Islam memberikan hak dan kewajiban yang sama bagi Muslim dan non Muslim. Diantaranya : seluruh hukum Islam diterapkan atas kaum Muslim, membiarkan non Muslim dengan akidah dan ibadah mereka. Gambaran implementasi konsep politik Islam yang berkeadilan tampak dalam : (1) pemberian sertifikat tanah (Tahun 925 H/1519 M) kepada para pengungsi Yahudi yang lari dari kekejaman inkuisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam di Andalusia. (2) Surat ucapan terima kasih dari pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim Khalifah ke AS yang sedang dilanda kelaparan pasca perang dengan Inggris (abad 18), (3) Pasukan Khilafah Turki Utsmani tiba di Aceh (1566-1577), termasuk para ahli senjata api, penembak dan para teknisi untuk mengamankan wilayah Syamatiirah (Sumatera) dari Portugis. Dengan bantuan ini Aceh menyerang Portugis di Malaka. 

Kedua, Negara menjamin kebutuhan pokok rakyat. Gambaran jaminan kesejahteraan pemenuhan kebutuhan pokok ini terlihat jelas pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintah, bahwa tidak ditemukan seorang miskin pun untuk menerima zakat. 

Ketiga, Jaminan pendidikan terbaik dan gratis. Dalam sistem Islam, pendidikan bertujuan menciptakan manusia yang berkepribadian Islam yaitu memiliki pola pikir Islami dan sikap Islami. Penguasaan ilmu pengetahuan dan skill yang mumpuni dengan menjadikan akidah Islam sebagai asas pendidikan. Gambaran jaminan pendidikan adalah standar gaji guru pada masa pemerintahan Umar bin al Khattab sebesar 15 dinar (1 dinar = 4,25 gr emas) dan diikuti oleh Khalifah berikutnya. Selain itu, para Khalifah memberikan penghargaan sangat besar terhadap para penulis buku, yaitu memberikan imbalan emas seberat buku yang ditulisnya. Hal lain juga tampak saat Khalifah Sultan Nuruddin Muhammad Zanky (Abad 11 H) mendirikan Madrasah an-Nuriyah di Damaskus yang memiliki fasilitas asrama siswa, perumahan staff pengajar dan para pelayan. 

Itulah sebahagian gambaran bagaimana sistem Islam memberikan kesejahteraan hakiki kepada manusia. Sebuah sistem kehidupan yang berasal dari Sang Pencipta alam semesta dan sesuai dengan fitrah manusia. Perubahan hakiki adalah perubahan yang dapat menyelesaikan secara tuntas seluruh persoalan kaum Muslim di seluruh dunia. Perubahan semacam itu hanya dapat dicapai dengan membangun kekuatan politik internasional Khilafah Islamiyyah yang menyatukan seluruh potensi kaum Muslim baik SDM maupun SDA nya serta menerapkan syariah Islam secara total. 

Karena itu menyatakan penerapan syariah Islam dalam naungan Khilafah tidak wajib adalah suatu kebodohan, sebab ini adalah kewajiban. Juga termasuk kebodohan jika menyatakan bahwa penerapan syariah Islam dalam naungan khilafah adalah ancaman bagi negara dan rakyat. Sebab bagaimana mungkin negara yang akan menerapkan hukum Allah SWT yang memiliki sifat Maha Pengasih dan Penyayang dikatakan sebagai ancaman bagi manusia? 

Dengan demikian. Peringatan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW sudah saatnya dijadikan momentum untuk segera meninggalkan sistem Jahiliah, yakni sistem kapitalis-sekular yang diberlakukan saat ini, menuju sistem Islam. Apalagi terbukti, sistem kapitalis-sekular telah menimbulkan banyak penderitaan bagi manusia. 

Penulis: Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Minggu, 13 November 2011

92. QUR’AN SURAH XCII : AL-LAIL/MALAM


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

92.        QUR’AN SURAH  XCII :  AL-LAIL/MALAM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama surah yang termasuk topik sentralnya (1-10) yang digunakan sebagai sumpah bersama dengan Tuhan yang menciptakan wanita dan pria untuk menyatakan bahwa upaya manusia itu bermacam-macam. Dilanjutkan dengan siapa yang menafkahkan hartanya , Allah akan memudahkan untuk berbuat kebaikan dan siapa yang bachil, merasa dirinya kecukupan dan mendustakan balasan yang baik, maka akan dipersukar jalannya untuk berbuat kebaikan. Topik ditutup dengan pernyataan bahwa hartanya tidak berguna.
TEMA  SURAH :
Tuhan akan membantu meringankan jalan orang-orang yang berjalan dijalan-Nya dan sebaliknya akan menyulitkan jalan mereka yang mendustakan-Nya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia yang menjalankan kebaikan, maka kebaikannya itu akan meringankannya untuk lebih baik dan sebaliknya.
93.             QUR’AN SURAH  XCIII :  AD-DHUHAA/WAKTU MATAHARI SEPENGGALANGAN NAIK
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, sekaligus topik sentral surah dan digunakan sebagai sumpah dengan fenomena alam yang lain untuk menyatakan jaminan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan manusia dan tidak pula membenci manusia. Topik ditutup dengan pernyataan bahwa akhir perjuangan itu lebih baik daripada permulaan.
TEMA  SURAH :
Dalam saat saat yang berat yang dialami manusia, manusia harus tetap yakin bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan hamba-Nya dan keadaan yang berat itu bukan tanda kebencian-Nya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia harus yakin dalam keadaan yang bagaimanapun beratnya Tuhan tidak akan meningglkan nya, dan keadaan itu bukan tanda kebencian-Nya. Ingat bahwa akhir kehidupan bukanlah didunia ini, dan itu pasti lebih baik.
94.        QUR’AN SURAH  XCIV : ALAM NASYRAH/MELAPANGKAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, sekaligus topik sentral surah yang menegas kan, bukankah Tuhan yang melapangkan dada manusia, meringankan beban yang memberatkan punggungnya, dan meninggikan sebutannya, dan menyatakan selanjutnya bahwa disamping kesulitan pasti ada kemudahan, yang diulang 2 kali. ( 1-6)
TEMA  SURAH :
Manusia dalam menghadapi kesulitan selalu berkeluh kesah, suatu sikap yang merugikan. Diyakinkan Tuhan bahwa disetiap kesulitan pasti ada kemudahan. Yang menyatakan ini ialah Tuhan yang meringankan manusia dari bebannya dan melapangkan dadanya dari rasa kesempitan yang menyekik jiwa manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Suatu landasan optimistik telah diberikan oleh Tuhan yang telah melapangkan dada, meringankan beban manusia yang beriman dan bertawakkal.
95.        QUR’AN SURAH  XCV :  AT-TIIN/BUAH TIIN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah digunakan sebagai sumpah bersama dengan buah Zaitun, gunung Sinai dan negeri Mekah, untuk menyatakan bahwa sesungguhnya manusia itu telah diciptakan dalam bentuk yang paling baik; kemudian dikembalikan ke tempat yang paling rendah, kecuali YANG BERIMAN DAN BERAMAL SHALEH. ( 1-6)
TEMA SURAH :
Manusia itu sesungguhnya makhluk Tuhan yang diberi bentuk paling baik, tetapi dapat kembali ke jajaran yang paling rendah, sesuai dengan sikap dan perbuatannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Keadaan manusia itu selalu dalam keadaan yang terombang-ambing, sekali waktu ia berada pada puncak ketinggian kemakhlukan, waktu yang lain dapat merosot kelembah terdalam kemakhlukan. Untuk mempertahankan dirinya dalam puncak ketinggian kemakhlukan manusia harus BERIMAN dan BERAMAL SHALEH, artinya aktif dalam kancah kehidupan namun tetap dalam norma kemukminan.
96.        QUR’AN SURAH  XCVI :  AL-’ALAQ/SEGUMPAL DARAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah sekaligus topik sentralnya (1-8), yang merupakan perintah untuk :- membaca dengan nama Tuhan yang menciptakan manusia dari segumpal darah; Tuhan yang paling Pemurah dan yang mengajarkan manusia dengan kalam apa yang tidak dapat diketahui manusia. Dilanjutkan dengan pernyataan yang konfirmatif, bahwa manusia itu suka MELAMPAUI BATAS, karena ia merasa berkecukupan. Topik ditutup dengan ketegasan bahwa manusia pasti kembali pada Tuhannya.
TEMA  SURAH :
Bahwa manusia itu suka melampaui batas, karena ia merasa berkecukupan itu pasti,  karena Tuhan yang mengajarkan manusia via kalam-Nya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia wajar, patut sampai wajib MEMPERCAYAI  apa yang dituliskan dalam wahyu, karena yang menuliskan itu Tuhan yang Maha Pemurah dan yang menciptakan manusia.
97.        QUR’AN SURAH  XCVII :  AL-QADR/KEMULIAAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada pembukanya yang menyatakan bahwa malam diturunkannya Al-Qur’an itu merupakan malam yang mulia.
TEMA  SURAH :
Saat Wahyu terakhir diturunkan Tuhan saat yang mulia. Kemuliaan ini karena ada sesuatu yang sangat penting yang terjadi. Jadi suatu kejadian dapat meningkatkan NILAI waktu dan ruang / tempat  kejadian. Waktu kita kalau tidak kita isi dengan sesuatu tidak bernilai; kalau diisi dengan amal baik, maka waktu bernilai positif, sebaliknya kalau kita isi dengan kebatilan, maka nilainya menjadi negative. Begitu pula dengan tempat atau lingkungan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Nilai lingkungan itu ditentukan oleh suatu kejadia yang mengisinya. Tergantung dari macam kejadiannya , nilai lingkungan itu dapat tambah atau berkurang, begitu pula UMUR MANUSIA. Panjang umur tidak menentukan banyaknya kebaikan seseorang !

By  A Baghowi Bachar

(Posting 13 November 2011/ 17 Dh-Hijja 1432 H)

Sabtu, 05 November 2011

Renungan


Makna dan Hikmah Berkorban  


Ajaran berkorban sebenarnya telah dilaksanakan sejak awal sejarah kemanusiaan, yaitu oleh Habil dan Qobil, putra Nabi Adam. Kurban Qobil ditolak, karena dilakukan tidak dengan hati yang ikhlas dan bukan harta yang terbaik. Berbeda dengan itu adalah kurban yang dilakukan oleh Habil, diterima oleh Allah. Habil mengorbankan hartanya yang terbaik dan dilakukan dengan penuh keikhlasan. 

Selanjutnya ajaran kurban juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Peristiwa yang sangat dahsyat, bahwa yang dikorbankan oleh Nabi Ibrahim adalah satu-satunya putranya, yang sangat dicintai. Tugas berat itu dilaksanakan olehnya untuk memenuhi perintah Tuhan yang diterima lewat mimpi. Keduanya, baik Ismail maupun Ibrahim memenuhi perintah itu, sekalipun tugas itu amat berat, karena di luar batas-batas kemanusiaan. 

Melihat sejarah Habil dan Qobil hingga Ibrahim dan Ismail, maka rupanya kurban adalah menjadi pintu yang harus dilalui untuk meraih derajat mulia di sisi Tuhan. Bahwa kemuliaan sejati harus dibayar dengan cara berkorban dan bukan dibeli. Berkorban berbeda dengan membeli. Berkorban adalah memberikan sesuatu miliknya yang terbaik yang didasari oleh rasa ikhlas. 

Kemuliaan seseorang tidak bisa didapatkan dari cara membeli, tetapi hanya bisa diperoleh dari berkorban. Betapa mulianya berkorban sebenarnya juga bisa ditangkap dari perjalanan hidup manusia di setiap waktu, tidak terkecuali pada zaman sekarang ini. Orang-orang yang mau berkorban akan selalu mendapatkan kemuliaan. Para pahlawan bangsa hingga nama mereka diingat, sejarah hidupnya selalu dijadikan tauladan, dan kata-katanya dijadikan pegangan hidup adalah karena pengorbanannya. 

Pada saat sekarang ini, jiwa dan kesediaan berkorban terasa semakin hilang dan digantikan dengan kebiasaan bertransaksi, atau berjual beli. Tidak sedikit pemimpin tatkala mendapatkan posisinya itu diperoleh dari berkorban, melainkan dari membeli atau bertransaksi, hingga muncul istilah jual beli jabatan. Akibatnya, yang bersangkutan sama sekali tidak mendapatkan kemuliaan dari jabatannya itu. Sebaliknya, justru menjadi nista, yaitu dikejar-kejar kejaksaan, polisi atau KPK dan akhirnya dipenjarakan. 

Pada saat sekarang ini, di tengah-tengah hiruk pikuk terjadinya berbagai penyimpangan, korupsi, manipulasi, dan berbagai mafia yang berakibat merendahkan derajat kemanusiaan, maka para pemimpin bangsa seharusnya segera menyeru untuk melakukan gerakan berkorban, dan bukan bertransaksi. Bertransaksi, termasuk transaksi kekuasaan telah terbukti berakibat mensengsarakan dan bahkan menistakan diri yang bersangkutan. 

Sejarah Habil, Ibrahim dan Ismail, bahkan juga sejarah para pahlawan bangsa kita telah memberikan tauladan yang sangat mulia, yaitu berkorban dari apa yang terbaik dan dilakukan dengan ikhlas. Jika bangsa ini ke depan ingin mendapatkan kemuliaan, maka tauladan itu harus dijalani. Gerakan berkorban, harus dimulai dari atas, yaitu dari semua kalangan elite bangsa. Sebaliknya, kebijakan berupa meningkatkan fasilitas para pejabat, termasuk berbagai tunjangan, remunerasi yang akan diterima, -------di tengah-tengah rakyat yang belum sepenuhnya makmur seperti sekarang ini, maka perlu dihindari. 

Di tengah-tengah rakyat sedang mengalami kesulitan hidup seperti sekarang ini, mestinya para pemimpin dan pejabat pemerintah, bersedia berkorban. Gerakan berkorban sebenarnya adalah juga sekaligus sebagai cara mudah, murah, dan sederhana menghilangkan kebiasaan korupsi dan hidup serakah. Orang yang terbiasa memberi atau berkorban akan menjauhkan diri dari hidup berlebih-lebihan, tamak, dan serakah. 

Untuk menghilangkan korupsi di negeri ini harus ada gerakan mengubah budaya. Yaitu budaya menerima harus diubah menjadi budaya memberi. Memberi atau memposisikan tangan di atas akan selalu lebih mulia dari tangan di bawah, apalagi diperoleh dengan cara mencuri atau korupsi. Hari raya kurban yang sebentar lagi tiba, harus dijadikan momentum untuk memulai gerakan mulia itu. Wallahu a’lam

Senin, 31 Oktober 2011

86. QUR’AN SURAH LXXXVI : ATH-THAARIQ/YANG MUNCUL DI MALAM HARI


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

86.        QUR’AN SURAH  LXXXVI :  ATH-THAARIQ/YANG MUNCUL DI MALAM HARI
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah digunakan sebagai sumpah untuk memperkuat menyadarkan manusia siapa sesungguhnya manusia itu, dan kemampuan Tuhan untuk membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat, hari dibukanya semua rahasia. Dan manusia pada hari itu tidak berdaya dan tidak ada yang bisa menolong.
TEMA SURAH :
Menyadarkan manusia tentang hari kiamat dan bahwa manusia itu langsung diawasi Tuhan, sehingga manusia harus berfikir seratus  kali kalau ingin mengingkari Tuhannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia itu selalu dalam pengawasan Tuhan dan suatu waktu semua rahasianya akan dibuka, sejelas munculnya bintang dimalam hari.
87.        QUR’AN SURAH  LXXXVII :  AL-A’LAA/YANG PALING TINGGI
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah sekaligus pembuka topik ( 1-11), diperintahkan pada manusia untuk bertasbigh pada Tuhan yang Maha Tinggi , yang menciptakan dan menyempurnakan serta menentukan ukuran dan memberi petunjuk. Dilanjutkan dengan penegasan tentang diturunkannya wahyu pada Nabi-Nya dan Nabinya tidak akan lupa apa yang diturunkan padanya, memberi taufik dan  perintah pada Nabinya untuk memberi peringatan pada manusia. Topik ditutup dengan pernyataan bahwa mereka yang takut pada Tuahannya akan mendapatkan pelajaran dari peringatan itu dan mereka yang celaka akan menjauhinya.
TEMA  SURAH :
2 hal yang ditegaskan, ialah : 
R  Nabi tidak lupa terhadap wahyu yang diterimanya 
R  Peringatan bahwa wahyu hanya berguna bagi mereka yang takut pada Tuhannya, sedangkan yang celaka akan menjauhinya.
SUDUT PANDANG SURAH:
Kesadaran akan jati diri, akan melahirkan rasa takut pada Tuhan dan barulah wahyu mempunyai arti baginya.
88.        QUR’AN SURAH  LXXXVIII :  AL-GHAASYIYAH/HARI PEMBALASAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, sekaligus topik pertamanya (1 -16) yang dengan nada pertanyaan menegaskan akan kebenaran kiamat, dimana manusia akan dibagi dalam 2 golongan, manusia dengan muka murung dan bermuka berseri-seri, sebagai hasil dari ulah mereka selama hidup. Dan mereka akan ditempatkan ditempat masing masing, neraka dan surga.
TEMA  SURAH :
Surah menegaskan akan datangnya hari kiamat, hari pertanggungan jawab dan pembalasan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Memperkuat surah surah yang lain yang menegaskan akan tibanya hari kiamat, hari pertanggungan jawab, hari manusia menyadari apa yang telah diperbuat selama hidupnya dan hari pembalasan.
89.        QUR’AN SURAH  LXXXIX :  AL-FAJR/FAJAR
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah dan topik pertamanya (1-!4) sebagai sumpah bersama dengan waktu yang lain, seperti malam yang 10, yang genap dan yang ganjil, untuk mengingatkan kembali apa yang telah dialami oleh kaum ‘Aad, Iram dan Tsamud serta kaum Fir’aun, karena mereka mengingkari Rasul dan wahyu yang dibawanya. Topik ditutup dengan menegaskan bahwa manusia itu selalu dalam pengawasan Tuhan.
TEMA  SURAH :
Haruslah masuk dalam kesadaran manusia bahwa manusia itu selalu dalam pengawasan, sehingga tidak mungkin manusia memungkiri apa yang telah diperbuat dalam hidupnya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Kesadaran bahwa dirinya selalu dalam pengawasan akan memudahkan manusia dalam menjaga diri dan mencegah perbuatan bathil.
90.        QUR’AN SURAH  XC :  AL-BALAD/NEGERI
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah sekaligus topik pertama surah (1-14) yang dugunakan sebagai sumpah ( dengan negeri yang dimaksud ialah Mekkah)bersama kata bapak dan anak, untuk menyatakan bahwa hidup ini merupakan suatu perjoangan yang berat bagi manusia. Untuk itu manusia telah diberi mata, lidah dan bibir ? Manusia mengeluh : aku telah mengeluarkan harta yang banyak, seolah olah tidak ada seorangpun yang memperhatikannya. Tuhan memperhati kan manusia! Topik ditutup bahwa manusia telah diberitahukan adanya 2 jalan, tetapi manusia tidak memilih jalan yang mendaki.
TEMA  SURAH :
Demi tempat hidupnya dan keluarganya (manusia mempertanggung-jawabkan kelurganya) manusia itu harus menghadapi perjoangan yang berat untuk menyelamatkan kehidupannya di dunia. Tuhan tahu ini, sehingga menunjukkan adanya 2 macam jalan yang bisa dipilihmya, jalan Tuhan yang mendaki atau jalan manusia yang datar atau menurun.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia harus menyadari bahwa untuk menyelamatkan kehidupannya manusia harus BERJUANG KERAS. Untuk menyelamatkan seluruh kehidupannya termasuk kehidupan uchrowinya manusia harus MEMILIH JALAN YANG MENDAKI. Bagaimana ujud jalan yang mendaki itu akan diterangkan dalam topik selanjutnya.
91.        QUR’AN SURAH  XCI :  ASY-SYAMS/MATAHARI
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah yang terdapat pada ayat pembuka topik sentral surah digunakan sebagai sumpah, bersama dengan fenomena alam yang lain serta jiwa dan Yang menyempurna - kan untuk menegaskan bahwa Tuhan meng-ilhamkan  kefasikan dan ketakwaan pada jiwa itu. Topik ditutup dengan pernyataan bahwa berbahagialah siapa yang membersihkan jiwa dan merugilah mereka yang mengotorinya. ( 1- 10).
TEMA  SURAH :
Tiap manusia pada hakekatnya telah mengetahui bahwa pada dirinya bersemayam kefasekan dan ketakwaan. Ini sebagai pilihan Tuhan yang ditawarkan pada manusia. Dengan demikian manusia yang memilih, maka dia yang harus mempertanggung-jawabkan,Tergantung dari manusia yang mana yang di pilihnya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Pada diri manusia itu ada 2 kecenderungan. Tinggal tergantung dari manusia sendiri kecenderungan yang ingin diikutinya. Ini adalah REALITA, seperti riilnya matahari bulan, malam dan siang. Inilah penjabaran, TIDAK ADA PAKSAAN DALAM BERAGAMA !

By  A Baghowi Bachar

(Posting  31  Oktober   2011/04  Dh-Hijja 1432 H)

Sabtu, 22 Oktober 2011

81. QUR’AN SURAH LXXXI : AT-TAKWIR/YG MENGGULUNG


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH

TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

81.        QUR’AN SURAH  LXXXI :  AT-TAKWIR/YG MENGGULUNG
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah  sekaligus pembuka topik sentralnya  (ayat 1-14), yang mendiskripsikan fenomena alamiah, fenomena manusia yang tidak lagi peduli tentang hak miliknya, fenomena kebangkitan hidup kembali manusia, fenomena sosial dimana para anak anak perempuan yang dibunuh setelah lahir, ditanya  sebabnya,  catatan manusia dibuka , neraka dipanaskan dan surga didekatkan pada hari kiamat , maka tiap tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan. Fenomena alam, fenomena sosio-cultural dan fenomena mento-spiritual serta fenomena ghaib jumbuh menjadi satu.
TEMA  SURAH :
Hari kiamat ialah hari manusia mengetahui tentang perbuatannya selama hidupnya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Datangnya kiamat, hari dimana penyesalan, bahkan taubatpun menjadi terlambat. Sedikit manusia  yang  MENYADARI  hal ini. Ingkar terhadap Kiamat menutup pintu hati untuk mempelajari Wahyu.
82.        QUR’AN SURAH  LXXXII :   AL-INFITHAAR/TERBELAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, sekaligus topik sentralnya (ayat 1-9) yang mendiskripsikan fenomena hari kiamat, dimana manusia dibangkitkan dari kuburnya dan tiap jiwa menyadari apa yang telah dilakukannya dan apa yang dilalaikannya. (5). Kemunian dilanjutkan dengan suatu pertanyaan:
“Apakah sesungguhnya yang telah memperdayakan manusia sehingga mendustakan Tuhannya ? Tuhan yang telah menciptakan manusia dan menyusun tubuhnya secara sempurna ? Dan sebagai penutup topik dikatakan : Dan mengapa manusia juga berani mendustakan hari kiamat ? Suatu pertanyaan yang memojokkan dan menghujat manusia !
TEMA  SURAH :
Suatu peringatan yang sangat tajam yang diajukan Tuhan pada manusia. Apa yang memperdayakan manusia sehingga mendustakan Tuhan dan datangnya hari pembalasan ?
SUDUT PANDANG SURAH :
Lagi lagi Tuhan menggunakan datangnya Kiamat sebagai hari pembalasan untuk menyadarkan siapa manusia dan apa makna dihidupkannya di dunia ini.
83.        QUR’AN SURAH  LXXXIII :   AL-MUTHAFFIFIN/ORANG2 YANG CURANG
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka topik sentral ( ayat 1-17) dan sekaligus surah, yang mengecam dengan keras, perbuatan orang yang minta dipenuhi timbangannya bila menerima , tetapi mengurangi timbangan bila memberi. Mengurangi timbangan disini bukan hanya dalam alam materi, tetapi juga dalam immaterial, seperti hukum dll.sehingga mengurangi timbangan dapat dikonotasikan dengan TIDAK ADIL. Apakah manusia itu tidak percaya akan ‘hari dibangkitkannya kembali’ dan menghadap Tuhannya dengan sijjin, kitab isi semua perbuatannya dalam hidup ini. CELAKALAH  manusia yang mendustakan hari pembalasan, ialah mereka yang bila dibacakan ayat ayat Tuhan, mereka mengatakan bahwa itu hanya dongeng belaka. Topik ditutup dengan menunjukkan tempat orang orang yang mendustakan Tuhannya.
TEMA  SURAH :
Peringatan keras terhadap manusia yang berbuat tidak adil yang digambarkan sebagai aktivitas perdagangan. Hubungan antar manusia itu sesungguhnya seperti hubungan jual-beli, hubungan antara 2 manusia yang sederajad, yang diikat oleh norma norma tertentu. Norma itu tidak lain ialah suatu perjanjian yang telah disepakati bersama.
SUDUT PANDANG SURAH :
Kehidupan bermasarakat itu suatu aktivitas antar manusia yang diikat oleh suatu perjanjian yang disebut NORMA. Surah ini mengancam manusia yang tidak menundukkan diri pada perjanjian, termasuk perjanjiannya dengan Tuhan.
84.        QUR’AN SURAH  LXXXIV :   AL – INSYIQAAQ/TERBELAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama (1-6) yang menggambarkan kelakuan ruang angkasa dan bumi yang terbelah dan mengeluarkan segala isinya sebagai tanda kepatuhan nya pada Tuhan. Topik ditutup dengan ayat yang mengingatkan manusia, bahwa manusia itu tiap saat yang ia jalani merupakan jalan menuju kematian, jalan menuju Tuhannya.
TEMA  SURAH :
Kepastian datangnya hari kiamat ialah karena ketundukkan alam pada Tuhannya sebagai makhluk-Nya, seperti perjalanan hidup manusia kearah kematiannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Datangnya hari kiamat itu seperti datangnya kematian pada perjalanan hidup manusia. Bagaimana manusia mau mengingkarinya ?
85.        QUR’AN SURAH  LXXXV :  AL-BURUJ/GUGUS BINTANG
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, topik pertama surah (1-10), dan digunakan
Sebagai sumpah bersama dengan hari yang dijanjikan dan yang menyaksikan dan disaksikan. Dilanjutkan dengan kisah tentang orang-orang kafir yang menyiksa orang-orang mukmin, karena mereka beriman pada Allah, yang Maha Perkasa lagi Terpuji dan memiliki alam raya dan Yang Maha Mengetahui. Ditutup dengan pernyataan bahwa Allah pasti akan mengadzab mereka yang menfitnah dan menyiksa orang-orang beriman, wanita maupun pria dan tidak mau bertaubat.
TEMA  SURAH :
3 hal yang digunakan sebagai sumpah : fenomena alam nyata, fenomena alam ghoib dan perilaku manusia. Ketiganya dianggap penting oleh Tuhan. Sumpah ini untuk memperkuat kepastian adzab Tuhan terhadap mereka yang menyiksa dan memfitnah orang orang mukmin.
SUDUT PANDANG SURAH :
Konfirmasi Tuhan bahwa Dia pasti akan mengadzab mereka yang menyakiti hamba-hambanya yang beriman. Suatu perilaku manusia yang hanya manusia itu sendiri yang mengetahui. Namun Tuhan itu Maha Mengetahui segala sesuatu, bagaimana terselubungnya perbuatan manusia.Janganlah manusia merasa bahwa dia akan dapat menyembunyikan ulahnya dari Tuhan, apa yang mereka sembunyikan itu bagi Tuhan seperti melihat gugus bintang jelasnya.

By  A Baghowi Bachar
 (Posting  22 Oktober   2011/24  Dh-Qaidah 1432 H)

Sabtu, 24 September 2011

75 QUR’AN SURAH LXXV : AL-QIYAMAH


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

75        QUR’AN SURAH  LXXV :   AL-QIYAMAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah dan “jiwa yang tidak pernah puas” digunakan sebagai sumpah untuk mengkonfermasikan bahwa hari dibangkitkan manusia itu pasti datang. Namun manusia masih terus membuat maksiat, bahkan manusia masih berani bertanya kapan datangnya hari itu. Ketahuilah manusia, bahwa pada hari itu manusia akan diberitahukan apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang mereka abaikan, dan mereka akan menjadi saksinya sendiri. Tidak ada satu dalihpun yang dapat dikemukakan.
TEMA SURAH :
Soal hari kiamat dianggap Tuhan sangat penting bagi manusia. KESADARAN AKAN DATANGNYA HARI  ITU saja, yang dapat menahan manusia dari berbuat maksiat, karena pada hari itu manusia menjadi saksi untuk dirinya. Suatu hal yang tidak pernah ada dalam kehidupan duniawinya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Datangnya hari kiamat, suatu REALITA yang NYATA, haruslah masuk dalam KESADARAN manusia yang terdalam. Hanya kesadaran inilah yang mampu menahan manusia dari berbuat maksiat. Kesadaran ini mengandung kesadaran khas  ialah bahwa MANUSIA AKAN MENJADI SAKSI BAGI DIRINYA, sehingga semua argumentasi tidak berlaku.
76   QUR’AN SURAH  LXXVI :   AL-INSAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada topik pertama surah ( ayat 1-22), pada ayat pembukaanya yang menerangkan siapa manusia itu sesungguhnya. Dikatakan, bahwa ada suatu masa dimana ia tidak dikenal, kemudian diciptakan Tuhan melalui  pertemuan sperma dengan ovum, dan setelah dia akil baligh, diberikan Tuhan pendengaran dan penglihatan, diajarkan jalan yang lurus/benar, maka ia akan di-uji. Kemudian bila dia lulus, Tuhan akan menempatkan dalam surga dengan segala kenikmatan yang didambakan manusia.
TEMA  SURAH :
Surah menyadarkan manusia siapa manusia itu sesungguhnya dan apa makna hidup didunia ini. Ada suatu masa, dimana manusia itu tidak dikenal, artinya manusia itu JAIZ, keperiadaannya TIDAK TERGANTUNG PADA DIRINYA. Siapa yang mampu membina dirinya menjadi MANUSIA MEAN-TO-BE,  manusia menurut yang dikehendaki Penciptanya, maka ia akan dianugerahi hidup surgawi.
SUDUT PANDANG SURAH :
KEHIDUPAN DUNIAWI ini pada hakekatnya merupakan suatu UJIAN bagi manusia. Kemudian diterangkan SIAPA hakekat manusia itu, sehingga satu-satu upaya manusia ialah berusaha untuk LULUS, artinya mengikuti KEHENDAK PENCIPTANYA. Jalannya untuk itu telah Tuhan tunjukkan, ialah WAHYU-NYA. TIDAK ADA JALAN LAIN BAGI MANUSIA , kecuali harus mau mengikuti JALAN-NYA. 
77        QUR’AN SURAH  LXXVII :   AL-MURSALAT/MALAIKAT2 YG DIUTUS
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada pembuka surah sekaligus pembuka topik sentralnya (ayat 1- 15), yang digunakan sebagai sumpah untuk menegaskan janji Tuhan itu past ditepati, ialah datangnya KIAMAT, yang merupakan bahaya yang besar bagi yang mendustakannya.
TEMA  SURAH :
Makna kiamat yang merupakan hari keputusan bagi manusia bagi mereka yang mendustakan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Suatu peringatan yang keras bagi mereka yang mendustakan hari kiamat yang merupakan hari keputusan/penentuan bagi manusia. Ayat ini diulang 10 kali dari 50 ayat yang membentuk surah. Seperlima surah digunakan untuk menyadarkan manusia tentang datangnya hari peradilan manusia.
78        QUR’AN SURAH  LXX VIII :  AN-NABAA’[BERITA BESAR]; AD-DAHR
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat kedua yang merupakan topik pertama surah. (ayat 1-20)., yang merupakan issu besar, yang dipertanyakan dan diperselisihkan manusia. Ayat selanjutnya merupakan jawaban sekaligus penegasan Tuhan akan kebenaran adanya KIAMAT, yang merupakan issu itu. Selanjutnya disajikan fenomena yang terjadi pada hari itu dengan argumentasi ujud dan cara terciptanya alam  serta siapa penciptanya. Topik ditutup dengan menerangkan makna hari kiamat, ialah hari akhirnya kehidupan dunia dan masuknya ke kehidupan selanjutnya; hari itu merupakan yaumil fashli , hari keputusan.
TEMA  SURAH :
Surah ini memperkuat, pasti datangnya hari Kiamat, dengan ungkapan yang berbeda. Diungkapkan sebagai suatu dialog antara Tuhan dan manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Hari kiamat sebagai suatu REALITA yang harus diakui, disadari dan digunakan sebagai satu variabel kehidupan yang wajib diperhitungkan manusia.
79  QUR’AN SURAH  LXXIX :   AN-NAZI’AT/MALAIKAT2 YG MENCABUT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada pembuka surah sekaligus pembuka topik sentral (ayat 1-14) yang digunakan sebagai sumpah bersama dengan fenomena alam pada hari kiamat dan dilanjutkan dengan ungkapan kesadaran orang-orang kafir akan datangnya hari dibangkitkan manusia kembali dari kuburnya.
TEMA  SURAH :
Menyadarkan manusia tentang datangnya hari kiamat. Disini disejajarkan antara proses mematikan dengan proses pembangkitan kembali manusia. Datangnya kiamat itu secepat matinya seseorang, inilah yang harus manusia sadari.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah menggambarkan kedatangan hari kiamat seperti datangnya kematian pada manusia, bisa secepat kilat hingga manusia menyadarinya terlambat. Manusia pasti akan menyadari itu, pada waktu itu, namun itu telah terlambat.
80  QUR’AN SURAH  LXXX  :   ‘ABASA/BERMUKA MASAM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, (topik pertama , ayat 1-16) yang menceriterakan celaan terhadap sikap manusia ( cq.Nabi ) yang melecehkan sesama manusia yang cacad dan seorang no-body. Pada waktu itu Nabi tidak memperhatikan dan memperdulikan seorang no-body yang menghadapnya, karena baru berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai kedudukan sosial, yang didiskripsikan dengan mereka yang serba cukup. Perbuatan ini dilarang Tuhan dengan alasan bahwa orang hina tadi mungkin lebih bersih jiwanya daripada mereka yang terhormat secara sosial. Topik ditutup dengan menerangkan bahwa ayat ayat Tuhan/ peringatan ini, yang berupa wahyu yang disucikan dan ditinggikan dan diturunkan melalui tangan utusan yang dimuliakan haruslah manusia meyakininya.
TEMA  MANUSIA :
Surah ini memeperingatkan manusia tentang sikap yang tercela, ialah menilai manusia dari hanya segi lahiriyahnya saja. Yang bersikap demikian berarti bahwa ia juga tidak mengimani peringatan/wahyu yang diturunkan Tuhannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang manusia dari SIKAPNYA TERHADAP MANUSIA LAIN, terutama yang didasarkan pada penampilan lahiriyah dan kedudukan sosialnya. Fenomena kehidupan dari suatu budaya materialisme yang merangsang hubbud-dunia yang melanda dunia waktu ini.

By  A Baghowi Bachar

(Posting  24 September  2011/26  Syawal 1432 H)