XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK
ATAU SUB-TOPIK SENTRAL YANG MEWARNAI
KANDUNGAN TIAP SURAH
ATAU MENENTUKAN
TEMA SURAH.
105. QUR’AN SURAH CV : AL -FIIL
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Surah
ini hanya terdiri dari satu topic. Nama surah terdapat pada ayat pertama yang
menunjuk pada suatu kejadian penyerangan kota Mekah oleh pasukan gajah dari
Afrika. Negara Nasrani.Dilanjutkan bahwa akhirnya penyerangan itu
gagal, karena
Tuhan menolongnya melalui burung burung yang menghujani mereka dengan batu batu
kecil. Tujuan penyerangan itu akan merusak atau memindahkan Ka’bah dari Mekah.
TEMA SURAH :
Disini suatu kejadian sosial-politis dihubungkan
dengan fenomena
alam dan pertolongan Tuhan.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Perbedaan pandangan antara pandangan WAHYU dan manusia terhadap suatu fenomen
sosial-politik. Fenomena alam digunakan sebagai “penyambung”.
Ini berdasarkan perbedaan landasan yang digunakan manusia dan wahyu dalam
menginterpretasi suatu kejadian. Fenomena kehidupan menurut manusia : suatu
interaksi antara manusia dan manusia/Alam, sedangkan menurut wahyu: suatu
intervensi manusia terhadap ‘AMR Tuhan.
106. QUR’AN SURAH CVI : AL-QURAISY
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Surah ini juga terdiri dari satu topik, yang
menceriterakan kebiasaan
hidup kaum Quraisy [penyembah berhala], ialah mondar-mandir ke
negeri lain untuk berdagang /mencari hidup. Hendaklah kaum Quraisy itu
menyembah Tuhannya Ka’bah yang memberi makan pada mereka, sehingga tidak
mengalami kelaparan dan mengamankan mereka dari ketakutan.
TEMA SURAH:
Seperti surah sebelumnya disini dihubungkan antara
aktivitas sosial manusia dengan pertolongan Tuhan.
SUDUT
PANDANG SURAH:
Manusia harus sadar, bahwa dia itu makhluk, sehingga
semua yang dihasilkan manusia itu pasti ada hubungannya dengan
ketergantungannya pada Tuhan. Mengulangi, bahwa tiap aktivitas manusia berarti
meng-intervensi terhadap cara Tuhan memelihara makhluk-Nya.
107. QUR’AN SURAH CVII : AL- MAA’UUN/SESUATU YANG BERGUNA
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat penutup surah, sekaligus penutup topik
sentralnya karena surah ini hanya terdiri dari satu topik. Surah dibuka dengan
ayat : Apakah
manusia mengetahui siapa yang dapat disebut mendustakan agama? Dilanjutkan dengan jawabannya dengan
5 sifat orang yang termasuk mendustakan agama. Yang terakhir ialah : mereka yang enggan memberi bantuan yang berguna.
TEMA
SURAH :
5
sifat manusia yang dikategorisasikan dalam mendustakan agama ialah:
R Orang
yang menghardik anak yatim
R Tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin
R Orang
yang shalat , tetapi lalai dalam shalatnya
R Orang
orang yang ria dan
R Orang
yang enggan memberi bantuan yang berguna
3
dari 5 sifat itu mengenai kehidupan bermasarakat, 1 hubungan manusia langsung
dengan Tuhannya dan satu hubungan manusia dengan dirinya. Dalam hidup seorang
manusia selalu berhubungan dengan DIRI-nya,
TUHAN-nya dan sesama MANUSIA.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Beragama meliputi semua dimensi kehidupan manusia, ialah
dimensi spiritual/keyakinan/akidah, dimensi mental/moral akhlaq syare’at
ubudiyah dan dimensi sosial/syare’at muamalah.
108. QUR’AN SURAH CVIII : AL-KAUTSAR/NIKMAT YANG BANYAK
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka topik,
sekaligus surah yang menyatakan bahwa: Tuhan telah memberi manusia nikmat yang banyak. Kemudian
dilanjutkan bagaimana manusia harus menyikapi keadaan tersebut: mendirikan
shalat dan siap berkorban. Dilanjutkan dengan hasilnya ialah: terputusnya
tali kebencian mereka yang membencinya.
TEMA SURAH :
Terputusnya
tali kebencian antar manusia itu dapat diciptakan dengan mendirikan shalat dan berkorban dalam arti
memperhatikan kepentingan sesamanya atau kepentingan pribadi dikalahkan dengan
kepentingan umum, karena kesadaraannya bahwa sesungguhnya Tuhan
telah memberikan nikmat yang banyak pada manusia.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Tali kebencian merupakan sebab kerusakan kehidupan
manusia bersama. Jalan keluarnya ialah mengikis fachsya
dan mungkar
(shalat) dan menciptakan meratakan nikmat yang diberikan Tuhan diantara semua manusia (berkorban = melepaskan
sebagian haknya, yang dimetaforikan dengan mengorbankan kepentingan pribadinya
terhadap kepentingan umum).
By A Baghowi Bachar
(Posting 8 April 2012/6 Jumada I 1433 H)