Dalam AlQuran terdapat
pengulangan kata,kalimat, baik dalam ayat , ayat dalam surat
dan antara surat dengan surat untuk menjelaskan atau mendefinisikan “suatu atau topik
atau tema” kehidupan kepada manusia tentang
hubungan makhluk dan Penciptanya(Alkhalik), tentang makhluk dengan
makhluk lain, tentang makhluk hidup dan alam sekitarnya –juga alam raya.
Pengulangan kata/kalimat , bermakna suatu proses dan sebagai “ketetapan”- stationary ; suatu proses
dari langkah awal kembali ke awal lagi; kalau itu kata atau kalimat berarti “penekanan”, memberi bobot
kepada suatu. Kalau itu proses kimia/fisika / biologi berarti
keseimbangan aksi-reaksi , siklus fisika, siklus kehidupan/biologi.
Kalau dari kosmologi berarti orbit
atom, molekul, senyawa, benda,
bulan, bumi, matahari, bintang , galaksi.
Ketika “ketetapan” pengulangan tidak terjadi, maka akan terjadi “kematian”- yaitu dapat “kematian
kecil” dan bila terjadi pada makro
kosmos akan terjadi kematian alam atau “kiamat”
Pengulangan dalam proses sering secara sederhana digambarkan sebagai lingkaran atau bola,
elips atau oval atau secara kompleks sebagai segi banyak. Dengan kata lain
Pengulangan dalam arti proses –memiliki maksud
dan tujuan atau arah dan sasaran atau kerangka dan bentuk atau ruang dan waktu
yang tetap dan menetap untuk menjaga kelangsungan hidup/kelestarian kehidupan
makhluk hidup/keseimbangan alam.
Dalam ilmu pengetahuan “arti pengulangan” memiliki banyak rupa atau bentuk; seperti
dalam biologi dengan istilah “Siklus Hidup”, fisiologi - Homeostasis,feedback mechanism, ilmu kimia/farmasi
reaksi keseimbangan, ilmu fisika - orbit
atom, keseimbangan energi atau
dalam ilmu sosial – politik- hubungan manusia
dan perubahan sosial-politik atau dalam ilmu ekonomi – hukum neraca keuangan, dstnya.
Dari sudut
pandang ilmu alam / kauniah
dapat dipahami, Al Quran
banyak memberikan “penekanan atau pembobotan” terhadap
masalah kehidupan manusia dari segala
aspeks kehidupan; baik masalah
hubungannya dengan Maha Pencipta(Ubudiyah)
dan hubungan dengan manusia serta
lingkungannya(Mu’amalah) dengan pengulangan kata kata, kalimat di dalam ayat, ayat
dalam surat yang sama atau dalam surat
lain; antara surat dengan surat lain
dalam AlQuran; antara surat
makiyah dengan makiyah atau makiyah dengan madinah atau madinah dengan madinah.
Dalam konfigurasi “pengulangan” ; Konfigurasi
pengulangan dalam AlQuran adalah suatu ketetapan –yang sesuai dengan
ketetapan dengan Ilmu Alam. Pemahaman tentang Al Quran akan lebih mudah dan
saling terkait satu sama lain – seperti siklus
atau orbit atau reaksi keseimbangan diantara ayat dengan ayat, ayat
dengan surat dan interaksi surat dengan
surat didalam menjelaskan suatu masalah kehidupan manusia; baik masalah sosial, politik, ekonomi,
sejarah, tehnologi dan masalah ketuhanan(teologi).
Inilah makna pengulangan
dalam Alquran dan kaitan dengan
ilmu pengetahuan seperti “pembaca diajak berdialog dari
segala sudut pandang” ; dari segala latar belakang pembacanya apakah dia beriman atau belum
beriman; apakah dia muslim atau belum muslim. Memahami kehidupan
menurut sudut perspektif
Al Quran ; bisa dimulai dengan memahami
ilmu pengetahuan- apakah ilmu pasti atau ilmu sosial atau
ilmu terapan/tehnologi. Pengulangan
kata kata Allah, “apakah kamu tidak berpikir, atau apakah kamu tidak
perhatikan...dll” menunjukan pembaca
pemula diajak dialog melalui ilmu pengetahuan untuk mengenal ALLAH. Kemudian diberi contoh contoh kejadian-kejadian terdahulu , sekarang , dan akan datang. Begitulah dialog
terjadi berulang –ulang melalui
ayat –ayat pendek atau surat pendek atau
ayat ayat atau surat panjang.
Pengulangan yang menyentuh
perasaan, pikiran atau menyentuh
hati(qolbu) dan akal/rasio sehingga
pembaca seperti membaca
jatidirinya ; siapa dirinya dan hakekat keberadaannya di dunia
serta keberadaan penciptanya. Al Quran menggambarkan keadaan
tersebut : ketika hati bergetar saat membaca atau mendengar ayat ayat Alquraan; itulah
keadaan hati orang yang beriman kepada Allah SWT.
Kondisi “beriman” tersebut adalah proses
yang dinamis , bukan instan. Proses dinamis yang terus diasah, dirawat,
dijalankan dengan terus menurus
berdialog dengan Sang Maha Pencipta, seperti roda berputar, seperti orbitnya bulan terhadap bumi dan bumi terhadap matahari agar nilai keimanannya “ stabil” ;imannya tetap
hidup dan menghidupkan dalam hatinya
sehingga Allah memanggil ke Alam Akhirat.
Karena itu pula Allah SWT, mengangkat derajat orang yang berilmu pengetahuan dan beriman
sebagai Ulil albab. Karena mereka
terus menurus setiap waktu selalu
menjaga imannya dengan selalu mempelajari, memperhatikan kejadian
sosial-alam dan al quran , kemudian beramal
dengan ilmunya kepada masyarakat.
Subhanallah.
Menjaga Iman
adalah suatu proses selalu
dalam fitrah manusia sebagai
hambah Allah sesuai dengan
janji manusia ketika di alam ruh sebelum
lahir ke dunia atau dengan
kata lain menjalankan
usaha – berulang-ulang apa yang
sudah di syareatkan Allah dalam Alquran
dan disunnahkan oleh rasulullah –Nabi Muhammad dalam praktek kehidupan sehari hari.
Wallahu’alam.
Ciputat ,13 Ramadhan 1437H/18
Juni 2016