Translate

Telusuri via Blog Ini

Sabtu, 24 September 2011

75 QUR’AN SURAH LXXV : AL-QIYAMAH


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

75        QUR’AN SURAH  LXXV :   AL-QIYAMAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah dan “jiwa yang tidak pernah puas” digunakan sebagai sumpah untuk mengkonfermasikan bahwa hari dibangkitkan manusia itu pasti datang. Namun manusia masih terus membuat maksiat, bahkan manusia masih berani bertanya kapan datangnya hari itu. Ketahuilah manusia, bahwa pada hari itu manusia akan diberitahukan apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang mereka abaikan, dan mereka akan menjadi saksinya sendiri. Tidak ada satu dalihpun yang dapat dikemukakan.
TEMA SURAH :
Soal hari kiamat dianggap Tuhan sangat penting bagi manusia. KESADARAN AKAN DATANGNYA HARI  ITU saja, yang dapat menahan manusia dari berbuat maksiat, karena pada hari itu manusia menjadi saksi untuk dirinya. Suatu hal yang tidak pernah ada dalam kehidupan duniawinya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Datangnya hari kiamat, suatu REALITA yang NYATA, haruslah masuk dalam KESADARAN manusia yang terdalam. Hanya kesadaran inilah yang mampu menahan manusia dari berbuat maksiat. Kesadaran ini mengandung kesadaran khas  ialah bahwa MANUSIA AKAN MENJADI SAKSI BAGI DIRINYA, sehingga semua argumentasi tidak berlaku.
76   QUR’AN SURAH  LXXVI :   AL-INSAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada topik pertama surah ( ayat 1-22), pada ayat pembukaanya yang menerangkan siapa manusia itu sesungguhnya. Dikatakan, bahwa ada suatu masa dimana ia tidak dikenal, kemudian diciptakan Tuhan melalui  pertemuan sperma dengan ovum, dan setelah dia akil baligh, diberikan Tuhan pendengaran dan penglihatan, diajarkan jalan yang lurus/benar, maka ia akan di-uji. Kemudian bila dia lulus, Tuhan akan menempatkan dalam surga dengan segala kenikmatan yang didambakan manusia.
TEMA  SURAH :
Surah menyadarkan manusia siapa manusia itu sesungguhnya dan apa makna hidup didunia ini. Ada suatu masa, dimana manusia itu tidak dikenal, artinya manusia itu JAIZ, keperiadaannya TIDAK TERGANTUNG PADA DIRINYA. Siapa yang mampu membina dirinya menjadi MANUSIA MEAN-TO-BE,  manusia menurut yang dikehendaki Penciptanya, maka ia akan dianugerahi hidup surgawi.
SUDUT PANDANG SURAH :
KEHIDUPAN DUNIAWI ini pada hakekatnya merupakan suatu UJIAN bagi manusia. Kemudian diterangkan SIAPA hakekat manusia itu, sehingga satu-satu upaya manusia ialah berusaha untuk LULUS, artinya mengikuti KEHENDAK PENCIPTANYA. Jalannya untuk itu telah Tuhan tunjukkan, ialah WAHYU-NYA. TIDAK ADA JALAN LAIN BAGI MANUSIA , kecuali harus mau mengikuti JALAN-NYA. 
77        QUR’AN SURAH  LXXVII :   AL-MURSALAT/MALAIKAT2 YG DIUTUS
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada pembuka surah sekaligus pembuka topik sentralnya (ayat 1- 15), yang digunakan sebagai sumpah untuk menegaskan janji Tuhan itu past ditepati, ialah datangnya KIAMAT, yang merupakan bahaya yang besar bagi yang mendustakannya.
TEMA  SURAH :
Makna kiamat yang merupakan hari keputusan bagi manusia bagi mereka yang mendustakan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Suatu peringatan yang keras bagi mereka yang mendustakan hari kiamat yang merupakan hari keputusan/penentuan bagi manusia. Ayat ini diulang 10 kali dari 50 ayat yang membentuk surah. Seperlima surah digunakan untuk menyadarkan manusia tentang datangnya hari peradilan manusia.
78        QUR’AN SURAH  LXX VIII :  AN-NABAA’[BERITA BESAR]; AD-DAHR
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat kedua yang merupakan topik pertama surah. (ayat 1-20)., yang merupakan issu besar, yang dipertanyakan dan diperselisihkan manusia. Ayat selanjutnya merupakan jawaban sekaligus penegasan Tuhan akan kebenaran adanya KIAMAT, yang merupakan issu itu. Selanjutnya disajikan fenomena yang terjadi pada hari itu dengan argumentasi ujud dan cara terciptanya alam  serta siapa penciptanya. Topik ditutup dengan menerangkan makna hari kiamat, ialah hari akhirnya kehidupan dunia dan masuknya ke kehidupan selanjutnya; hari itu merupakan yaumil fashli , hari keputusan.
TEMA  SURAH :
Surah ini memperkuat, pasti datangnya hari Kiamat, dengan ungkapan yang berbeda. Diungkapkan sebagai suatu dialog antara Tuhan dan manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Hari kiamat sebagai suatu REALITA yang harus diakui, disadari dan digunakan sebagai satu variabel kehidupan yang wajib diperhitungkan manusia.
79  QUR’AN SURAH  LXXIX :   AN-NAZI’AT/MALAIKAT2 YG MENCABUT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada pembuka surah sekaligus pembuka topik sentral (ayat 1-14) yang digunakan sebagai sumpah bersama dengan fenomena alam pada hari kiamat dan dilanjutkan dengan ungkapan kesadaran orang-orang kafir akan datangnya hari dibangkitkan manusia kembali dari kuburnya.
TEMA  SURAH :
Menyadarkan manusia tentang datangnya hari kiamat. Disini disejajarkan antara proses mematikan dengan proses pembangkitan kembali manusia. Datangnya kiamat itu secepat matinya seseorang, inilah yang harus manusia sadari.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah menggambarkan kedatangan hari kiamat seperti datangnya kematian pada manusia, bisa secepat kilat hingga manusia menyadarinya terlambat. Manusia pasti akan menyadari itu, pada waktu itu, namun itu telah terlambat.
80  QUR’AN SURAH  LXXX  :   ‘ABASA/BERMUKA MASAM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, (topik pertama , ayat 1-16) yang menceriterakan celaan terhadap sikap manusia ( cq.Nabi ) yang melecehkan sesama manusia yang cacad dan seorang no-body. Pada waktu itu Nabi tidak memperhatikan dan memperdulikan seorang no-body yang menghadapnya, karena baru berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai kedudukan sosial, yang didiskripsikan dengan mereka yang serba cukup. Perbuatan ini dilarang Tuhan dengan alasan bahwa orang hina tadi mungkin lebih bersih jiwanya daripada mereka yang terhormat secara sosial. Topik ditutup dengan menerangkan bahwa ayat ayat Tuhan/ peringatan ini, yang berupa wahyu yang disucikan dan ditinggikan dan diturunkan melalui tangan utusan yang dimuliakan haruslah manusia meyakininya.
TEMA  MANUSIA :
Surah ini memeperingatkan manusia tentang sikap yang tercela, ialah menilai manusia dari hanya segi lahiriyahnya saja. Yang bersikap demikian berarti bahwa ia juga tidak mengimani peringatan/wahyu yang diturunkan Tuhannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang manusia dari SIKAPNYA TERHADAP MANUSIA LAIN, terutama yang didasarkan pada penampilan lahiriyah dan kedudukan sosialnya. Fenomena kehidupan dari suatu budaya materialisme yang merangsang hubbud-dunia yang melanda dunia waktu ini.

By  A Baghowi Bachar

(Posting  24 September  2011/26  Syawal 1432 H)