XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK
ATAU SUB-TOPIK SENTRAL YANG MEWARNAI
KANDUNGAN TIAP SURAH ATAU MENENTUKAN
TEMA SURAH.
75
QUR’AN
SURAH LXXV : AL-QIYAMAH
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah dan “jiwa yang tidak pernah puas”
digunakan sebagai sumpah untuk mengkonfermasikan bahwa hari dibangkitkan
manusia itu pasti datang. Namun manusia masih terus membuat maksiat, bahkan
manusia masih berani bertanya kapan datangnya hari itu. Ketahuilah manusia,
bahwa pada hari itu manusia akan diberitahukan apa yang telah mereka kerjakan
dan apa yang mereka abaikan, dan mereka akan menjadi saksinya sendiri. Tidak
ada satu dalihpun yang dapat dikemukakan.
TEMA
SURAH :
Soal hari kiamat dianggap Tuhan sangat penting
bagi manusia. KESADARAN AKAN DATANGNYA HARI
ITU saja, yang
dapat menahan
manusia dari berbuat maksiat, karena pada hari itu manusia menjadi
saksi untuk dirinya. Suatu hal yang tidak pernah ada dalam kehidupan
duniawinya.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Datangnya
hari kiamat, suatu REALITA yang NYATA,
haruslah masuk dalam KESADARAN manusia yang
terdalam. Hanya kesadaran inilah yang mampu menahan manusia dari berbuat
maksiat. Kesadaran ini mengandung kesadaran khas ialah bahwa MANUSIA
AKAN MENJADI SAKSI BAGI DIRINYA, sehingga semua argumentasi tidak
berlaku.
76 QUR’AN
SURAH LXXVI : AL-INSAN
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada topik pertama surah ( ayat
1-22), pada ayat pembukaanya yang menerangkan siapa manusia itu sesungguhnya. Dikatakan,
bahwa ada suatu masa dimana ia tidak dikenal, kemudian diciptakan Tuhan
melalui pertemuan sperma dengan ovum,
dan setelah dia akil baligh, diberikan Tuhan pendengaran dan penglihatan,
diajarkan jalan yang lurus/benar, maka ia akan di-uji. Kemudian bila dia lulus,
Tuhan akan menempatkan dalam surga dengan segala kenikmatan yang didambakan
manusia.
TEMA SURAH :
Surah
menyadarkan manusia siapa manusia itu sesungguhnya dan apa makna hidup
didunia ini. Ada suatu masa, dimana manusia itu tidak dikenal, artinya manusia itu
JAIZ, keperiadaannya TIDAK TERGANTUNG PADA DIRINYA. Siapa yang mampu
membina dirinya menjadi MANUSIA MEAN-TO-BE, manusia menurut yang dikehendaki Penciptanya,
maka ia akan dianugerahi hidup surgawi.
SUDUT
PANDANG SURAH :
KEHIDUPAN DUNIAWI ini pada hakekatnya merupakan suatu UJIAN bagi manusia. Kemudian diterangkan SIAPA hakekat manusia itu, sehingga satu-satu
upaya manusia ialah berusaha untuk LULUS,
artinya mengikuti KEHENDAK PENCIPTANYA.
Jalannya untuk itu telah Tuhan tunjukkan, ialah WAHYU-NYA.
TIDAK ADA JALAN LAIN BAGI MANUSIA , kecuali harus mau mengikuti JALAN-NYA.
77
QUR’AN
SURAH LXXVII : AL-MURSALAT/MALAIKAT2 YG DIUTUS
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada pembuka surah sekaligus pembuka topik sentralnya
(ayat 1- 15), yang digunakan sebagai sumpah untuk menegaskan janji Tuhan itu
past ditepati, ialah datangnya KIAMAT, yang merupakan bahaya yang
besar bagi yang mendustakannya.
TEMA SURAH :
Makna
kiamat yang merupakan hari keputusan bagi manusia bagi mereka yang
mendustakan.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Suatu
peringatan yang keras bagi mereka yang mendustakan hari kiamat yang merupakan
hari keputusan/penentuan bagi manusia. Ayat ini diulang 10 kali dari 50 ayat
yang membentuk surah. Seperlima surah digunakan untuk menyadarkan manusia
tentang datangnya hari peradilan manusia.
78
QUR’AN
SURAH LXX VIII : AN-NABAA’[BERITA BESAR]; AD-DAHR
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat kedua yang merupakan
topik pertama surah. (ayat 1-20)., yang merupakan issu besar, yang dipertanyakan dan
diperselisihkan manusia. Ayat selanjutnya merupakan jawaban
sekaligus penegasan Tuhan akan kebenaran adanya KIAMAT, yang merupakan issu itu. Selanjutnya disajikan
fenomena yang terjadi pada hari itu dengan argumentasi ujud dan cara
terciptanya alam serta siapa
penciptanya. Topik ditutup dengan menerangkan makna hari kiamat, ialah hari
akhirnya kehidupan dunia dan masuknya ke kehidupan selanjutnya; hari itu
merupakan yaumil
fashli , hari keputusan.
TEMA SURAH :
Surah ini memperkuat, pasti datangnya hari Kiamat, dengan
ungkapan yang berbeda. Diungkapkan sebagai suatu dialog antara Tuhan dan manusia.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Hari kiamat sebagai suatu REALITA
yang harus diakui, disadari dan digunakan sebagai satu variabel kehidupan yang
wajib diperhitungkan manusia.
79 QUR’AN
SURAH LXXIX : AN-NAZI’AT/MALAIKAT2 YG MENCABUT
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada pembuka surah sekaligus pembuka topik sentral (ayat
1-14) yang digunakan sebagai sumpah bersama dengan fenomena alam pada hari
kiamat dan dilanjutkan dengan ungkapan kesadaran orang-orang kafir akan
datangnya hari dibangkitkan manusia kembali dari kuburnya.
TEMA SURAH :
Menyadarkan
manusia tentang datangnya hari kiamat. Disini disejajarkan antara proses mematikan dengan proses pembangkitan kembali manusia.
Datangnya kiamat itu secepat matinya seseorang, inilah yang harus manusia
sadari.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah
menggambarkan kedatangan hari kiamat seperti datangnya kematian pada manusia,
bisa secepat kilat hingga manusia menyadarinya terlambat. Manusia pasti akan
menyadari itu, pada waktu itu, namun itu telah terlambat.
80 QUR’AN
SURAH LXXX :
‘ABASA/BERMUKA MASAM
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, (topik
pertama , ayat 1-16) yang menceriterakan celaan terhadap sikap manusia ( cq.Nabi ) yang melecehkan
sesama manusia yang cacad dan seorang no-body. Pada waktu itu Nabi tidak
memperhatikan dan memperdulikan seorang no-body yang menghadapnya, karena
baru berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai kedudukan sosial, yang
didiskripsikan dengan mereka yang serba cukup. Perbuatan ini dilarang Tuhan
dengan alasan bahwa orang hina tadi mungkin lebih bersih jiwanya daripada
mereka yang terhormat secara sosial. Topik ditutup dengan
menerangkan bahwa ayat ayat Tuhan/ peringatan ini, yang berupa wahyu yang
disucikan dan ditinggikan dan diturunkan melalui tangan utusan yang dimuliakan
haruslah manusia meyakininya.
TEMA MANUSIA :
Surah
ini memeperingatkan manusia tentang sikap yang tercela, ialah menilai manusia dari
hanya segi lahiriyahnya saja. Yang bersikap demikian berarti bahwa ia juga
tidak mengimani peringatan/wahyu yang diturunkan Tuhannya.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah memandang manusia dari SIKAPNYA
TERHADAP MANUSIA LAIN, terutama yang didasarkan pada penampilan
lahiriyah dan kedudukan sosialnya. Fenomena kehidupan dari suatu budaya
materialisme yang merangsang hubbud-dunia yang melanda dunia waktu ini.
By A Baghowi Bachar
(Posting 24 September
2011/26 Syawal 1432 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar