Mengharukan, melihat, menyaksikan....proses seorang menjadi muslim (mualaf). Setelah bersyahadat seorang wanita menangis tersedu-sedu dan dikatakan; "masuknya seorang menjadi islam dan siapa-siapa saja, dengan bersyahadat bukan karena siapa-siapa, bukan karena Nabi Muhammad, Kyai, Ulama, Pendakwah, tetapi karena orang itu sendiri yang mendapatkan HIDAYAH dari ALLAH SWT, bahkan Nabi Muhammad SAW, tidak bisa meng-islamkan pamannya Abu Thalib sampai akhir hayatnya; apalagi dengan rayuan atau iming-iming hadiah agar mau pindah agama masuk islam".
Inilah beda dakwah islam dengan agama lain. Tidak ada paksaan dalam beragama islam, ketika hidayah Allah datang menjadikan seorang menjadi muslim, maka jelas jalan hidupnya memilih syareat islam /syareat ALLAH, tidak ada syareat yang lain selain syareat Allah dan menjadikan Muhammad sebagai contoh hidup dalam menjalankan syareat Allah sehari-hari. "Islam indentik dengan hidayah Allah", bukan simbol atau atribut atau kemasan. "orang yang mendapat hidayah Allah " menjadi "islam" -berarti memilih sikap, cara, perilaku hidup -konsisten pada prinsip / dasar-dasar yang telah Allah tuntunkan dalam Al Quran melalui akhlaq Rasulullah Muhammad SAW dan diwarisi turun temurun oleh orang-orang sholeh sampai akhir zaman sebagai "jalan hidupnya"(way of life).
Bagaimana seorang Mualaf, tampak lebih konsisten, istiqomah dalam menjalankan syareat islam dari kebanyakan mereka yang "islam turunan" tetapi belum pernah bersyahadat dengan "jiwa fitrahnya" atau pergolakan bathin dalam mencari hidayah Allah? Menjadi Muslim bagi seorang Mualaf adalah suatu proses revolusi -perubahan total indentitas "lama-menjadi baru" dengan segala aspek cara-sikap-perilaku hidupnya "menjadi" -cara pandang hidup," way of life" manusia / ilah ilah lain menjadi "Allah yang Maha Esa" dengan mentauladani rasul-rasul-Nya, terutama Muhammad SAW "saja"-tanpa pilihan lain. Oleh karena itu sudah konsekuesi logis, perubahan hidup yang berbeda dari hidup "style/gaya bukan islam dan menjadi islami" pada keseharian seorang mualaf, yang tampak seperti, seolah-olah lebih konsisten dari kebanyakkan orang - yang mengaku muslim, tapi tidak konsisten -karena mempraktekan gaya hidup yang tidak islami. Suatu hal yang luarbiasa dan mengharukan, "kesabaran,kesholihan seorang mualaf" menjadi contoh bagi mereka yang sudah lama "menjadi muslim" dalam menjalankan hidupnya, betapa sebaliknya sering mereka melihat contoh yang tidak sesuai syareat islam dalam umat islam, namun Subhanallah,...mereka memahami yang Haq dan Bathil.. mereka belajar islam untuk di praktekkan dalam kehidupanya.
Pengalaman penulis, yang sejak lahir menjadi muslim dan belajar agama di sekolah negeri dari TK,SD,SMP,sampai SMA, baru merasakan bersyahadat "yang sebenarnya dan menjadi muslim" setelah menjadi Mahasiswa - setelah melalui proses lama yang bergejolak, berdiskusi, dengan mengkaji keislaman secara informal-intens. Sepertinya hidayah Allah itu datang, seolah -olah seperti menjadi manusia yang baru lahir,- tercerahkan - menjadikan hati/qolbu, akal, pikiran terpatri kepada "kebenaranNya" melalui AL QURAN dan HADIST. Hidup lebih tenang, optimis, lebih ringan tanpa beban menyesak dada, semua berjalan seolah-olah Allah yang merencanakan dan mengaturNYA. Semua datang dan kembali dari dan kepada NYA. Penyerahan diri hanya kepada Allah SWT saja, menjadikan hidup ini lebih terasa ringan, mudah, optimis, bahagia, bersyukur atas segala nikmatNya. Betapa kita sangat tergantung kepadaNya.
Allahu akbar...inilah Dienullah yang HAQ.
Allahu akbar...inilah Dienullah yang HAQ.
Tony Blair's sister in law converts to Islam, gives inspiring speech
Tidak ada komentar:
Posting Komentar