Translate

Telusuri via Blog Ini

Rabu, 25 Desember 2013

MEHAMAMI HAKEKAT KORUPSI dari sudut sistem negara

Refleksi akhir  tahun 2013:

Tanah air indonesia ibarat "wadah/rumah"  -  besar, bentuk,struktur bangun tergantung dari  ISI NYA  yaitu yang terdiri dari " sarana-prasarana, sumber alam, manusia, budaya, finansial, lembaga/institusi, peng-organisasian"  yang  TERGANTUNG dari PANDANGAN  HIDUP  -"bangsa -negara " , TERGANTUNG dari DASAR NEGARA-dalam UUD negara  - SISTEM PEMERINTAHAN ,  Sistem pendidikan, ekonomi, sospol, hankam...hukum  yang  di-implementasikan  oleh Pemerintahan(Presiden dan Pembantunya) dan Perwakilan rakyat(MPR,DPR,DPD). .....dalam memwujudkan amanat Rakyat yang termaktub dalam UUD Negara- untuk mensejahterakan Rakyat - menjadikan Bangsa -Negara Indonesia  yang Makmur -Sentosa.   Lembaga  /Institusi Negara  mulai MPR/DPR/DPD, Presiden, MA, Aparat hukum/keamanan, Otoritas keuangan, Komisi-komisi negara  KY, KPK, KPU, dll. ( terlalu banyak  lahirnya komisi -komisi  negara  sejak Era  Reformasi )...harus  sinergis-harmonis - bertanggung jawab - dalam  menjalankan   fungsi-fungsinya, bukan sebaliknya saling menyilang menunjukan "pencitraan kekuasaan"....   

KALAU  implementasi  Hukum - aturan  dalam  mewujudkan   " tujuan bangsa-negara/rakyat"  tidak tercapai seperti "yang diamanatkan  UUD '45",  ...karena  digerogoti  oleh "  Budaya  Korupsi ...  atau Sistem yang dijalankan bangsa-negara ini..."gagal  dan melahirkankan budaya/ pola hidup yang KORUPSI.."  - menjadi PERTANYAAN  BESAR- bahwa  " KITA  SALAH MENJALANKAN  AMANAT  UUD 45 " 

Budaya korupsi  adalah  budaya  dagang 'dari kapitalisme/materialisme' kapitalisme  sosialis atau liberalis.  aktifitas  yang  timbul sejak  jaman -sebelum tahun masehi atau berlangsung  ribuan tahun, sejak mulai  dari  kegiatan ekonomi - dengan sistem barter  sampai sistem nominal -uang tradisional dan sekarang era milinium-digital atau   electronik.Aktifitas - interaksi  manusia yang bermotif ekonomi dengan keuntungan ekonomi yang besar dengan "pengaruh kekuasaan atau kewenangan " oleh pelaku dengan  orang  lain atau kelemahan pihak  lain adalah  hakekat korupsi. Pihak "yang berpengaruh atau mempengaruhi" mempunyai kepentingan "secara ekonomi dengan imbalan ekonomi"  Pihak-pihak tersebut  bisa  memiliki kekuatan  sebagai tokoh Politikus, Penegak Keamanan, Penegak hukum, Tokoh masyarakat/Pemimpin lembaga, Pedagang/Pengusaha, Birokrat pemerintahan/swasta atau dalam skala lebih besar  dalam bentuk  Agama, Ideologi, Blok ekonomi/Politik,  Negara, Bangsa Komunitas sosial -lokal-internasional. Dalam  pengertian secara  ekonomi "  menguntungkan  atau merugikan  siapa"-  labelisasi  korupsi  disangkakan atau dikenakan hukuman.  karena itu ketika yang  berkuasa   banyak diuntungkan  dengan mengkorup "yang tidak kuasa", maka - perbuatannya ' bebas dari kata kroupsi'  tapi  sebaliknya  bila "dirugikan" yang berkuasa  mengatakan  "si A korupsi".   Jadi  Hakekat nya  korupsi  adalah "kepentingan  ekonomi, keuntungan ekonomi: dari Pelakunya dalam  segala bentuk aktifitasnya; baik  politik, ekonomi, sosial, hankam,budaya, pendidikan, etc..

Kalau  Pelakunya   adalah Negara, Pemerintah, Lembaga Negara, Partai Politik, Pengusaha..dll. –objeknya rakyat,  Negara, Pemerintah, Lembaga Negara, Partai Politik lain atau diantara kepentingan masing-masing, maka  “makna korupsi” menjadi kompleks atau bias karena “tergantung yang mendefinisikannya: kepentingan  siapa?” Negara  besar   menuduh  Negara  berkembang yang  dibantunya  “korupsi”, bahkan  dibuat peringkat korupsinya; tetapi  tetap saja  mereka  membantunya… jelas  dengan  “imbalan” lain yang mereka  minta. Ini bentuk dari aktifitas  ekonomi dari Negara Besar, agar mereka  mendapat  kompensasi menguasai  aset  ekonomi Negara  lain, menggerus,menggarap,mengisap, menguasai, bahkan menjajah sumber ekonomi Negara lain(kecil/miskin)-  “tergantung” pada  kemauan-kehendak  Negara Besar. Begitu pula rezim  Pemerintah Pusat  dengan  Daerah,  dan seterusnya…..

Korupsi  adalah salah satu bentuk  aktifitas ekonomi pelaku  dengan menggunakan  "prinsip ekonomis"= mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan ongkos sekecil-kecilnya(= energi) - mencapai  tujuan dengan prinsip ekonomis  -  tidak  salah; suatu hukum sosial (eksa?) berlaku  universal.... jadi ketika  UPAYA   MEMBERANTAS  KORUPSI  - oleh kpk (hurup kecil) - seperti  melawan "hukum ekonomi" tsb. kalau   " SISTEM   EKONOMI KAPITALIS dan perangkat HUKUM -  ' yang  mengamankannya' " tetap  menjadi ...SISTEM- yang  membudaya kan  bangsa -negara ini - menjadi  KEBIJAKAN  PEMERINTAH-DPR- akan  terus terjadi  Korupsi  berulang- menggurita  dan kronis; korupsi  jelas merugikan  rakyat dan menguntungan sebagian kecil orang .. tapi itulah hasil akhir dari kapitalisme borjuis; " yang berkuasa(politik,ekonomi, keamanan..etc.)  cendrung korup". jadi  tugas "kpk'  tidak sinigfikan kalau hanya " sbg  pemadam kebakaran"  tanpa  mengubah "sistem.." dan itu bukan tugas kpk - karena kpk juga  produk dari sistem yang korup. Tugas Bangsa-Negarawan negeri ini  untuk kembali  menentukan " SISTEM YANG TIDAK  KORUP/EKONOMI YANG ANTIKAPITALIS " yang mensejahterakan rakyat  -  bukan  menjual  kekayaan  "bangsa -negara/rakyat " untuk negara Asing(bangsa  asing   mengkorupsi  kekayaan    negeri  ini)--yang  tidak bisa dijerat oleh kpk dengan tuduhan  korupsi.  ...inilah  PROBLEMA   NEGARA KITA ; NEGARA KORUP = SISTEM KORUP = SISTEM  EKONOMI-POLITIK-HUKUM=penderitaan bangsa/negara /rakyat= terpuruk/bangkrut= siapa yang salah?= pelaku?...koruptor individu?,koruptor jamaah,koruptor sistem?, koruptor negara .... 

SEMOGA   BANGSA  INI  SADAR  -JANGAN TERCABIK-CABIK - PADA KEKACAUAN  PIKIRAN/HAKEKAT  DARI  SEBAB UTAMA  PERSOALAN/MASALAH SEJATINYA....tidak  terjebak  dari "permainan  musuh-musuh  bangsa -negara  ini" dengan  irama gendang yang dimainkan "penabuhnya".....SEMOGA  ALLAH SWT  melindungi dari kesempitan hati-pikiran dan memberi  Taufik dan  HidayahNYA kepada  kita yang selalu berharap  keselamatan dan keberkahan    bangsa  indonesia  oleh  Allah  SWT.  Semoga  kita  menjadi  bagian  sejarah  dari  bangsa   indonesia  sebagai  manusia yang sholeh. amien.

Tidak ada komentar: