corona virus disease 2019 |
Virus adalah agen infeksi berukuran kecil yang bereproduksi di dalam sel inang yang hidup. Ketika terinfeksi, sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik virus asli dengan cepat. Virus sendiri tidak memiliki sel; pembentukan virus-virus baru berlangsung dalam sel inang yang terinfeksi.
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini ditemukan. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus.
Virus yang menyebabkan COVID-19 terutama ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya.
Kita dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika kita berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi COVID-19. kita juga dapat tertular jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut kita.
Virus yang menyebabkan COVID-19 terutama ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya.
Kita dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika kita berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi COVID-19. kita juga dapat tertular jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut kita.
Kasus COVID 19 terjadi secara cepat keseluruh dunia dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan tanggal 12 Maret 2020 sebagai status Pandemi COVID 19. sejak ditemukan pertama kali di Wuhan Cina pada pertengahan Desember 2019 sampai sekarang , telah tercatat kasus penderita COVID 19 sebanyak 62,3 juta orang , sembuh 39,8 juta orang, meninggal 1,45 juta orang. di Indonesia pertanggal 29 November 2020. tercatat sebanyak sebagai penderita 534,266 orang , sembuh 445,793 orang, meninggal 16.815 orang
Kasus baru per tanggal 28 November 2020 di Indonesia |
Hampir satu tahun virus corona 19 berulang tahun, seluruh negara di dunia masih dalam ancaman dan serangan COVID 19, serta masih menerapkan protokol kesehatan sesuai rekomendasi WHO, untuk melawan COVID 19 dan mulai di cobakan vaksinasi virus dengan obat vaksin khusus covid 19 secara massal ke seluruh dunia - terutama pada tahun 2021.
Akibat COVID 19 telah berdampak ke seluruh aspek kehidupan manusia, baik langsung dan tidak langsung. Penerapan jaga jarak secara sosial, fisik, karantina virus merubah kebiasaan semua manusia dalam berinteraksi termasuk dalam kegiatan ekonomi, sosial, sekolah, seni budaya, kegiatan ibadah, politik dan keamanan. Pola baru diterapkan sebagai budaya atau kebiasaan baru ; "era new normal", untuk mengatasi dampak terhadap ekonomi dan bangkit dari resesi ekonomi karena mandeknya kegiatan ekonomi akibat dari pembatasan atau karantina wilayah bagi pelaku ekonomi.
Bagaimana seluruh elemen masyarakat, pemerintah, tenaga medis-kesehatan, relawan , polisi, tentara bekerja untuk mencegah agar penyakit virus ini dapat diatasi dan tidak menyebar -menginfeksi orang orang yang rentan atau dengan kondisi memiliki penyakit lain yang dapat melemahkan imunnya atau disebut orang dengan komorbid. Bahkan dari mereka mereka telah menjadi korban "ganasnya" virus corona terutama tenaga medis-dokter, paramedis-perawat, aparat keamanan.
Dalam perjuangan melawan COVID 19 selama hampir 1 tahun ini, terutama bagi mereka di garis terdepan -yang merawat pasien Covid 19 di ICU, rawat inap isolasi -seperti dokter dan perawat, petugas kesehatan, staf rumah sakit, sopir ambulan, cleaning service, aparat keamanan -serta Tim Satgas COVID 19. sudah menjadi resiko yang harus dihadapi setiap harinya. Namun
masih ada orang orang yang tidak menyadari dan membuat hoaks tentang COVID 19 sebagai hal yang "sepele" dan bahkan "COVID 19 " itu tidak ada -hanya konspirasi cina, mafia obat virus, dan lain lain.
Berbagai regulasi dibuat oleh pemerintah pemerintah / negara negara di dunia dan WHO. Regulasi berdasarkan zona bebas, hijau, kuning, merah dan hitam; ada karantina wilayah dengan menerapkan PSBB(pembatasan sosial berskala besar) bahkan lockdown terutama pada zone merah dan hitam. Perang melawan COVID 19 memerlukan komitmen bersama dan kerjasama dari seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara, tanpa itu maka kita tidak dapat menang melawan COVID 19. dampaknya adalah kehancuran ekonomi, ketepurukan sosial, keamanan dan politik-hukum.
Kerawanan akibat pelanggaran protokol kesehatan seperti Kerumunan massal, tidak menjaga jarak, tidak memakai masker, tidak mencuci tangan dapat meningkatkan kembali penyebaran virus dan infeksi berulang dan sangat tinggi resiko kematiannya terhadap orang dengan penyakit komorbid (seperti, kencing manis, jantung koroner, hipertensi, penyakit imun ). Mereka yang tanpa komorbid dapat tertular COVID 19 - tanpa gejala ataupun gejala yang ringan, tetapi dapat menularkan ke orang normal yang belum tertular. Rangkaian penularan ini yang harus terus di putus dengan "gerakan 3 M" yaitu Memakai Masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak + Menghindari Kerumunan.
Ketidak patuhan atau tidak kepedulian terhadap protokol kesehatan pada kejadian penjemputan massa di bandara , acara pernikahan, pertunjukan musik, olah raga, tempat ibadah, peringatan ulang tahun, dan lain lain. perlu dicegah dan diberi sangsi yang tegas. karena melukai hati mereka yang telah berjuang melawan covid 19 dan memberatkan pemerintah dalam "Pemulihan ekonomi nasional".
Pemerintah mendapat tanggung jawab untuk merawat dan menyembuhkan pasien covid 19 secara gratis; biaya setiap pasien covid 19 rata rata lebih kurang 80 juta rupiah, bahkan pada kasus berat bisa ratusan juga(400jutaan rupiah). Pemerintah menanggung biaya rumah sakit covid 19, sehingga peningkatan kasus baru dapat menambah alokasi dana untuk covid 19 dan mengurangi dana untuk pemulihan ekonomi nasional - memperlambat mengatasi pengangguran akibat PHK atau tenaga kerja baru yang mencari perkerjaan.
Pandemi PENYAKIT VIRUS CORONA adalah fenomena alamiah atau sunnahtullah yang berlaku terhadap seluruh manusia, tanpa kecuali apapun statusnya -mulai rakyat kecil-miskin sampai bangsawan-elite- kaya, bukan ulama sampai ulama, bukan pemimpin sampai pemimpin, bahkan status negara belum maju sampai adidaya-sangat maju.
Inilah CARA ALLAH SWT menegur kesombongan kita -manusia, dengan makluk mikrokosmos, virus corona, bahkan kita merasakan "kesombongan virus corona 19". Mudah mudahan kita "menyadari dengan sungguh sungguh" untuk merubah kebiasaan hidup kita lebih baik lagi dengan "alam-lingkungan", beradaptasi pada kebudayaan baru dunia " new normal dengan 3 M"
wallahu'alam