Dalam DIAM KU………………....................
Suara hiruk pikuk
terdengar di telinga, dan mengalir dalam pikiran , dalam otak
Timbul hiruk pikuk
- menguak kalbu, jiwa,
kesadaran yang bergolak… ada apa ? berbagai
tanda tanya menyeruak bertubi tubi…. dari apa
sampai mengapa ? Seperti isi
otak , bekerja keras , terbakar
dan menguap panas dan menguras
bahan bakar. Kecamuk hiruk pikuk membangkitkan kesadaran,
siapa dan bagaimana sikapku ? dalam kecamuk … berulang
jeda , aku dalam keheningan…. Aku diam,….
diam dan …bergerak lagi….. diam lagi , seterusnya. Walaupun dalam diam
, pikiran ini bekerja,- dalam kesadaran
penuh, ibarat gelombang naik-pasang
-naik turun dan kala-nya dititik
diam.
Hiruk pikuk kehidupan
dari bermacam –macam interaksi dari kejadian –realita, medsos, antara harapan dan kenyataannya.
Dalam diam…..,
Lintasan waktu,
kembali lagi pada pertanyaan kepada ke
peradaan aku, Siapa aku? Dimana aku ? ….
Sampai…. Saat ada dan tiada
- di dunia dan akhirat, apa makna hidup ini ?
Saat hening…
panjang, kadang terdengar bunyi –bunyi –bersaut ,
bergelombang, seperti mengiring menyadarkan diamku atau lamunanku…dan memecah keheningan
malam, atau mengingatkan waktu fajar dan subuh akan segera tiba.
Bak layar film lebar, lembaran-lembaran peristiwa melintas, mulai
saat kecil sampai saat terkini dan melampaui waktunya hayalan masa datang; tentang kisah sedih dan
gembira serta harapan atau mimpi di hari tua. Kisah menjadi
peran aktor utama, menjadi aktor pengganti, atau sebagai figuran dan
penonton, walaupun kadang merasa sebagai sutradara , hanya mimpi sebagai
produser. Berbagai bentuk kisah-peristiwa,
seperti potong potongan waktu tentang masa sekolah, masa bermain, masa remaja,
masa pacaran, keluarga , tugas dan pekerjaan, dan lainnya. Rangkaian kisah
hidup dan kehidupan tak mampu –tertuliskan dalam buku biografi dan juga tak
yakin berarti untuk anak-cucu sebagai warisan tertulis. Apalah aku dan bukanlah apa apa dan siapa siapa ?. Semakin banyak
dorongan mimpi mimpi yang ingin diwujudkan,
semakin disadari tak berdaya
dengan tubuh ini, akhirnya …. Aku terdiam.
Dalam diam….,
Aku melihat
diri seperti di cermin, sikap dan perilaku terhadap orang tuaku, istri,
anak, menantu, besan, cucuku, saudara saudaraku, sepupu sepupuku, keponakan keponakanku, teman temanku, pasien pasienku, orang orang
disekitarku dan bangsa –negaraku.
Apa yang telah
aku perbuat terhadapnya..?
bagaimana respon mereka ? atau
Apa yang telah mereka perbuat terhadap ku ? bagaimana
responku ?
Kesadaran dari diam , dari renungan , dari
keheningan hati dan pikiran adalah
jadilah orang waras, jiwa –pikiran yang tenang, damailah diri
dengan rasa amarah, pikiran negatif,
kehendak nafsu ambisi, iri-dengki…
menjadi hamba yang tunduk,
bersahaja.
Ciputat, 30 Juni 2023