Bercermin - sosok diri , sosok aku dengan memandang -melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki, berulang kali, pagi , siang , malam dan seterusnya... setiap hari. apa yang kita sadari ?, apakah tentang wajah yang cantik atau ganteng atau tubuh yang atletis atau kurus atau sesuatu kita banggakan dari penampilan-sosok tubuh di cermin? apakah hanya sosok tubuh fisik saja ? atau sosok diri yang "asing" -jiwa yang kosong? atau kita melihat topeng diri atau sosok berbeda dari sosok asli -fitrah kita?
Dahulu bercermin adalah melihat sosok tubuh kita di depan kaca cermin, biasanya cermin datar, walaupun ada cermin cekung atau cembung untuk melihat sosok diri dalam proyeksi gambar efek bias dari sifat cermin tersebut. Pantulan cermin datar memberikan bayangan proyeksi sosok tubuh yang besar bentuk sama dengan sosok tubuh asli , tanpa bayangan bias atau bayangan sosok kembar yang sama. Pantulan cermin cekung membiaskan tubuh gemuk -terlihat seperti kurus, sebaliknya cermin cembung - membiaskan tubuh kurus -terlihat seperti gemuk.
Kadang kala kita tidak bisa melihat diri kita dengan jelas -kalau tanpa bantuan cermin, namun sekarang dengan ditemukan kamera-optik yang sederhana sampai sekarang , dengan tehnologi digital, kita bisa melihat diri kita dalam bentuk gambaran 2 dimensi, 3 dimensi dan 4 dimensi atau video.
Sosok tubuh yang terekam dalam gambar atau video bisa kita simpan dan kita lihat kembali dari waktu ke waktu, dalam perangkat komputer atau penyimpan data-hard disc atau memory card dalam hand phone(HP), Laptop, perangkat electronic smart Android/IOS; termasuk tehnologi pencitraan tubuh seperti ultrasonografi, x-ray radiografi, computer tomography scanning(CT scan), magnetic resonance imaging(MRI).
Sosok tubuh yang menggambarkan keadaan tubuh kita , dapat menggambarkan keadaan diri kita sehat, keadaan sakit atau keadaan tidak jelas. apakah kita pernah merenungkan, memikirkan makna dan hikmah dari gambar-gambar atau cermin diri kita ? apakah gambar gambar tersebut hanya sekedar gambar sewaktu saja ? atau suatu rangkaian waktu yang saling terkait dengan gambar satu ,dua, tiga..dan seterusnya sampai gambar terakhir sosok tubuh di sholatkan dan dikuburkan ?
Tanpa kata kata, rekaman - gambar gambar sosok tubuh kita dapat mengungkapkan rangkaian cerita-kejadian-kejadian dengan skenario yang berbeda tentang kehidupan dan lingkungan kita. Cerita dalam gambar dapat menjadi cermin diri kita sebagai sejarah atau biografi atau autobiografi. Apa dan siapa diri kita?
Kadang kita mengalami keterasingan atau kehilangan jatidiri sehingga menimbulkan kepribadian antisosial atau buruknya hubungan sosial atau perusak lingkungan. Dampak atau efek dari hal tersebut kita "terpotret" orang yang sakit secara fisik atau jiwa.,bahkan tidak disadari -berlanjut semakin parah sampai ajal menjemput.
Kesadaran terhadap "cermin diri" , siapa aku ? bagaimana sikap dan perilaku aku ? mengapa aku ? dapat "tergambar" dalam kronologis gambaran yang terekam atau terdokumentasi dalam bentuk -macam "citra tubuh "kita dari bermacam perspektif modalitas media citranya; rangkaian gambaran diri di aplikasi media sosial , blog pribadi, komputer pribadi(PC) atau Hard disc , google drive, dll.
Setiap perubahan waktu dan lingkungan - kondisi sosial-masyarakat, sosial ekonomi, sosial politik, sosial budaya, sosial keamanan, berperngaruh-dan mempengaruhi terhadap citra diri kita, bagaimana kita beradaptasi terhadap "perubahan perubahan" atau keadaan status quo. Status sosial dalam masyarakat atau dalam lingkungan kerja atau interaksi di media sosial , dalam konteks beradaptasi, menempatkan diri pada tempat yang "sesuai dan citra yang baik" menjadi suatu keharusan atau kepastian( qonditio sin quanon).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar