Realitas yang sedang BOOMING sekarang adalah fenomena dunia hiburan LIP SING/ lip-synch (short for lip synchronization) di dunia maya, seperti gonjang ganjing dunia politik dengan boom boom pemusnah massal demi alasan HAM; wajah dunia hiburan tampil seperti anti-klimaks daripada dunia politik- yang menampilkan kerasan/ketegangan, trik-trik kotor kekuasaan, tetapi memberi hiburan-kesenangan, melepas stress dan menyembuhkan gejala-gejala penyakit akibat pikiran. Orang mudah seperti “tersihir” dengan hiburan yang disajikan di dunia maya, yang menyebar-cepat keseluruh jagat realitas- tanpa batasan siapa dia,dimana dia, apa dia…..(who,where,what,when, why,how). Ketika gelombang yang menyatukan kebutuhan orang “sama” menjadi terhipnotis dengan suatu produk “yang disajikan “ melalui you tube (http://www.youtube.com/watch) atau lainnya. Pesan hiburan yang tersaji bahkan melebih dari “orang yang menjadi pemeran utamanya”, justru keunikan inilah menjadi tanda Tanya , mengapa orang yang meniru dengan gerak bibir, mimic, dan ekspresi tubuh lainnya lebih di adopsi oleh orang yang melihatnya dan mampu lebih memperkenalkan dari pencipta atau penyanyinya. Pristiwa fenomenal seperti Jojo, Briptu Norman yang mendadak jadi selebritis menjadi contoh realitas fenomenal di Indonesia, setelah memposting kan atraksi lip sync-nya di you tube dan diminati banyak orang karena alasan menghibur, lucu, dan lain-lain .
Gejala inikah yang timbul - khas produk dari tehnologi informasi, yang bisa menyihir otak manusia kepada opini massal tanpa mendalami content-nya dan cendrung mempengaruhi alam bawah sadar -yang mengalir tanpa saringan hingga mudah di pengaruhi, tanpa nilai, tanpa penolakan - atau sebaliknya dengan menerima sebagai nilai - yang bahkan berlebihan.
Ketika paket-paket informasi dalam bentuk hiburan atau berita, laporan disajikan dengan pendekatan “rating” dan menjadi “booming”, orang menjadi menerimanya sebagai realitas umum dan menganggap “kebenaran” bila dikaitkan norma atau hukum, sebaliknya bila sedikit-tidak booming, dianggap suatu penolakan atau bukan realitas umum dan dianggap “bukan suatu kebenaran”.
Orang menjadi bermimpi- bahkan bermimpi massal untuk menjadi terkenal, menjadi selebriti tampil di Media masa, media elektronik, surat kabar, dunia maya, bahkan menjadi artis/actor dalam dunia entertaiment dalam waktu yang singkat. Sebenarnya suatu yang wajar, bila orang ingin terkenal atau diakui sebagai professional, tetapi bila gejalanya instan –tanpa proses yang alami, serba cepat saji, maka bukan suatu yang menyehatkan, tetapi adalah suatu gejala /fenomena “FATAMORGANA”. Suatu dunia permainan atau tipuan, bukan dunia realitas sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar