Translate

Telusuri via Blog Ini

Rabu, 29 Juni 2011

XII. QUR’AN SURAH XII : YUSUF




XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH

TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

    XII.  
QUR’AN SURAH  XII :   YUSUF

TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah ini terdapat pada seluruh surah, karena surah ini hanya  berceritera tentang kehidupan Yusuf, mulai kecil sampai tua. Tuhan menyebut biografi Yusuf itu dengan ‘ahsanil qoshosh’. Mula mula diceriterakan tentang mimpinya dan diramalkan oleh ayahnya Yaqub, bahwa ia akan dianugerahi kemahiran membaca takbir mimpi. Karena saudara saudaranya dengki dan iri terhadapnya karena ayah mereka lebih mencintai Yusuf daripada mereka, maka Yusuf kemudian disingkirkan, namun Tuhan menolongnya dengan adanya orang Mesir yang mengambilnya. Fitnah kedua menimpa Yusuf, sampai dia masuk penjara. Namun karena dia mampu menakbirkan mimpi  raja , dia diampuni dan dijadikan salah satu menterinya. Dia mampu menyelamatkan Negara, waktu ada musim kemarau panjang. Kemudian waktu bertemu dengan saudara saudaranya kembali, Yusuf tidak mendendam, malah berusaha untuk mengembalikan keutuhan keluarganya.
TEMA  SURAH.
Cerita suatu keluarga yang dimuliakan Tuhan dengan beberapa kelebihan. Tidak disebutkan hubungan dengan kaumnya, sehingga apakah Yakub dan Yusuf itu seorang Rasul, tidak ditegaskan dalam surah ini, hanya pada ayat penutup surah disebutkan bahwa kisah para Rosul itu menjadi pelajaran bagi orang orang yang berakal. Menurut ayat  3 dan 110 dapat disimpulkan bahwa ceritera ini untuk memperkuat kerasulan Muhammad. Dari ceritera  itu dapat disimpulkan bahwa bila manusia itu mengikuti kata nuraninya, dia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Surah ini menjelaskan QS. 30:30. Juga bahwa diberikan kelebihan oleh Tuhan dapat menjadi fitnah bagi manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini menunjukkan bahwa manusia MUDAH MENGIKUTI WAHYU, asal dia mau mendengarkan KATA NURANI/FITROH-nya. Nuranilah yang mampu melawan kecenderungan manusia [nafs-nya] yang melekat dalam takdirnya .
XIII.   QUR’AN SURAH  XIII :   AR-RA’D/GURUH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat 13 yang merupakan bagian dari topik pertama yang merupakan topik sentral surah. Topik ini menyatakan bahwa guruh itu pada hakekatnya BERTASBIGH pada Tuhan, senafas dengan para malaikat. Selanjutnya dipaparkan tentang ke-Maha Kuasanya Allah, yang dilukiskan melalui fenomena alam. Seterusnya diikuti dengan pernyataan yang unik, ialah bahwa fenomena yang dahsyat itu tidak perlu menbuat manusia tercengang, yang harus membuat manusia tercengang seharusnya sikap manusia yang memungkiri hari akhir !.  Dijelaskan selanjutnya bahwa fenomena alam baik yang menakutkan maupun yang menakjubkan manusia itu pada hakekat merupakan suatu peristiwa “ungkapan tasbigh”/cara makhluk Tuhan sujud dihadapan Kholik. Bagi manusia cara sujud telah diajarkan para Rasul, diantaranya ialah do’a.
TEMA  SURAH :
Dari kandungan topik sentral diatas, manusia disadarkan akan KEMAKHLUKAN-nya, melalui suatu ungkapan yang sangat unik : mengapa manusia tercengang menyaksikan peristiwa fenomena alam?.  Seharusnya manusia harus merasa heran, mengapa manusia tidak menyakini akan datangnya hari akhir!!Saksikan peristiwa alam disekitar kita !.  Kecuali memberi bukti bahwa akan ada hari akhir bagi kehidupan ini, juga menggambarkan bagaimana tiap makhluk tidak terkecuali, dengan caranya sendiri bertasbigh dan sujud pada Tuhan, dimana dan kapanpun. Mengapa manusia, khalifah-Nya justru  tidak ?!.  Tema sentral ini mengajarkan bagaiman menghadapi alam, bahwa alam itu makhluk Tuhan yang juga sujud padaNya, sehingga alam itu selalu tunduk pada tujuan penciptaannya, ialah alam diciptakan untuk kepentingan manusia demikian rupa sehingga memungkinkan manusia untuk hidup beribadah pada Tuhannya didunia ini. Manusia disamping harus menggunakan alam, juga wajib menjaganya sebagai khalifah Tuhan di bumi ini.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini menyadarkan manusia bahwa bagaimanapun manusia itu TETAP MAKHLUK dan WAJIB bagi setiap makhluk BERTASBIGH, sangat mengherankan bila makhluk tidak mau sujud.
XIV.   QUR’AN SURAH  XIV :   IBRAHIM.
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 35, yang merupakan ayat pembuka topik ke 3, topik sentral surah. Topik ini hanya berisi do’a Nabi Ibrahim:
R  Mohon supaya Tuhan menjadikan negeri ini aman sentausa dan jauhkan aku dan anak cucuku dari menyembah berhala
R  Bahwa berhala itu telah menyesatkan manusia, dan siapa yang mengikuti Ibrahim termasuk golongannya dan siapa yang mendurhakai-ku ,maka Tuhan Maha Pengampun.
R  Bahwa Ibrahim telah menempatkan keluarganya didekat baitulloh, meskipun berupa tanah yang tandus, agar mereka tetap sujud dan hatinya selalu merindukan Tuhan, mohon diberikan rezki yang berupa buah buahan, agar mereka bersyukur.
R  Mensyukuri  anugerah Tuhan yang berupa anak anaknya dihari tuanya, sesungguhnya Tuhan itu Maha Mendengar do’a.
R  Supaya dirinya dan anak cucunya tetap mendirikan shalat
R  Diampuni dirinya, ibu- bapaknya dan semua orang yang beriman pada hari perhitungan.
TEMA SURAH :
Tema ini berupa do’a, ialah suatu keinginan/PILIHAN dari Nabi Ibrahim yang dapat disimpulkan maknanya, bahwa dia memilih kehidupan ditanah tandus, karena itu yang mendekati Tuhan, sehingga terjauh dari politheisme, dapat tetap sujud pada Tuhan dan mensyukuri apa yang diberikan-Nya.  Inilah hakekat pilihan hidup seorang muslim.   
SUDUT PANDANG SURAH :
Satu satunya PILIHAN bagi manusia ialah MENDEKATKAN DIRI pada Tuhan, kalau perlu memilih kehidupan yang tandus dan gersang atau berani mengikis hubbud-dunia/kecintaannya pada dunia.
XV.   QUR’AN SURAH  XV :   AL-HIJR/DAERAH PEGUNUNGAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat 80, yang merupakan bagian dari topik surah ke 3 yang menceriterakan tentang kaum kaum yang mengingkari para Rasulnya, sehingga dibinasakan Tuhan. Bermacam macam perilaku yang dilarang Tuhan, namun mereka tetap mengabaikannya sehingga datanglah saatnya adzab Tuhan membinasakannya, termasuk penduduk Hijr yang telah memahat gunung menjadi rumah mereka. Rumah yang seharusnya kuat dan tahan hancur.
TEMA  SURAH :
Dari topik itu dapat disimpulkan bahwa bagi tiap kaum atau negeri memiliki batas hidupnya bila mereka berperilaku bathil dan setelah datang peringatanpun masih tetap diteruskan. Datangnya peringatan itu merupakan titik batas permulaan kejayaan atau kehancurannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Datangnya peringatan dari Tuhan merupakan BATAS PENENTU hidup manusia selanjutnya. Bagi manusia zaman sekarang batasnya ialah diturunkannya Al-Qur’an, tidak ada  alasan bagi kita untuk menunda-nunda mengikutinya.  Artinya sebelum kita lahir batas/point of no return itu telah datang.
XVI.   QUR’AN  SURAH  XVI :   AN-NAHL/LEBAH
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat 68 dan 69 yang merupakan bagian topik ke 5, dimana dinyatakan tentang rahmat Tuhan: menurunkan hujan untuk menghidupkan bumi, binatang ternak untuk memenuhi kebutuhan manusia, pohon kurma dan anggur dan mewahyukan lebak untuk membuat sarangnya dipepohonan dan makan dari beraneka ragam bunga, yang menghasilkan madu yang sangat berguna bagi manusia, maka tempuhlah jalan Tuhanmu [shiratol mustakim] yang telah diciptakannya untukmu. Dengan jalan ini manusia akan berguna seperti lebah yang menghasilkan madu yang merupakan obat bagi manusia.
TEMA  SURAH :
Dari kandungan topik itu dapat disimpulkan bahwa Tuhan menciptakan segala kebutuhan manusia dan memberi WAHYU pada lebah sehingga ia sangat berguna bagi manusia. Di-isyaratkan disini bahwa fungsi wahyu itu untuk memberikan kemampuan bagi yang mengikutinya menjadi makhluk yang berguna. Manusiapun diberi wahyu yang berupa Al-Qur’an. Ini mengandung arti bahwa fungsi Al-Qur’an itu sama dengan fungsi wahyu yang diberikannya pada lebah dan diikuti oleh lebah, sehingga lebah menjadi sangat berguna. Kalau manusia mau berguna hidupnya, maka dia harus mengikuti wahyu.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah menegaskan tentang fungsi wahyu. Siapa yang mau berguna dalam kehidupan duniawi ini, ia harus mengikuti wahyu dan sebaliknya siapa yang tidak mengikuti wahu, pasti akan merusak kehidupan ini.
XVII.   QUR’AN  SURAH  XVII :  AL- ISRO’ - BANI ISRAIL
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah yang pertama terdapat pada ayat pembuka surah, yang menyatakan, bahwa Tuhan telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari masjidil Haram ke masjidil Aqso untuk memperlihatkan padanya tentang tanda-tanda kebesaran-Nya. Nama yang kedua terdapat mulai dari ayat kedua dan banyak ayat-ayatnya yang lain, seolah-olah surah ini ditujukan pada Bani Israil, yang menceriterakan sikap Bani Israil mulai dari nenek-moyangnya, ialah turunan mereka yang diselamatkan dengan Nabi Nuh sampai pada zaman Musa dan ‘Isa.
TEMA SURAH :
Sulit untuk sekaligus memahami tema sentral surah ini, kalau kita tidak melihat kandungan seluruhnya. Ayat pertama dapat kita mengerti sebagai salah satu mu’jizat yang diberikan pada Muhammad dan ada lagi semacamnya ialah ayat 60 yang diantaranya dikatakan: Kami jadikan ru’yah yang Kami perlihatkan padamu, sebagai ujian bagi manusia dan demikian pula pohon yang terkutuk dalam neraka. Salah satu bukti yang selalu diminta manusia untuk membuktikan kebenaran kerasulan seseorang ialah mu’jizat.
Dalam surah ini Tuhan mengenalkan mu’jizat yang pernah diberikannya pada Muhammad dan mu’jizat yang dikandung Al-Qur’an ialah kisah kisah kaum terdahulu yang benar, bukan yang dikarang manusia. Jadi tema sentral surah ini, ialah :
R  Ditunjukkan mu’jizat yang diberikan Tuhan pada Muhammad, yang berupa kisah kisah kaum terdahulu yang benar, bukan kisah-kisah Israiliat yang banyak dikarang oleh bani Israil untuk menyesatkan manusia.
R  Kisah perjalanan Bani Israil mulai asal usulnya sampai diperingatkannya beberapa kali oleh Tuhan melalui beberapa Rasul- rasul-Nya.
Jadi tema sentral surah ini ialah makna fungsi Al-Qur’an sebagai KRITERIA untuk segala sesuatu yang menyangkut fenomena kehidupan, termasuk kisah kuno Bani Israil yang selalu diperselisihkan tentang kebenarannya.. Kisah kisah dalam Al-Qur’an inilah yang meluruskan ceritera Bani Israil yang banyak diceriterakan oleh kaum Yahudi yang dapat menjerumuskan kaum Muhammad.  

SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini menunjukkan bahwa satu satunya UKURAN / KRITERIA untuk segala sesuatu ialah Al-Qur’an. Juga untuk Bani Israil yang telah menerima Taurot. Al-Qur’an merupakan hudaa dan furqon yang lebih sempurna daripada Taurot. Kalau kita tidak mamahaminya, maka wajib bagi kita untuk menelaah lebih jauh, bukan 
meninggalkannya atau mengabaikannya..


Bersambung    surat  ke  18

1 komentar:

Singgih Kusuma mengatakan...

Assalamu'alaikum.Wr.Wb
SubhanALLAH...
bagus dok blognya..
dok... kunjungi juga blog saya ya dok...
www.doktermuslimsukses.blogspot.com