Translate

Telusuri via Blog Ini

Minggu, 31 Juli 2011

35. QUR’AN SURAH XXXV : AL - FATHIR/PENCIPTA; AL - MALAIKAH


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.


35.        QUR’AN SURAH   XXXV :  AL - FATHIR/PENCIPTA; AL - MALAIKAH
TOPIK SENTRAL SURAH:
Kedua nama judul surah terdapat pada ayat pertama dari topik pertama surah yang melukiskan tentang Sang Pencipta dan sesungguhnya janji Tuhan itu pasti. Dilanjutkan dengan peringatan supaya tidak terpesona dan terperdaya oleh kehidupan dunia serta para penipu serta ditegaskan tentang tidak-berdayanya manusia. Dilanjutkan dengan ke-unikan ciptaan-Nya dan ditutup dengan pernyataan yang tegas, bahwa ilah selain Allah, tidak akan mendengar dan mengabulkan do’a manusia. ( Ayat 1 s/d 14 )
Para Malaikat ialah utusan utusan Tuhan yang merupakan salah satu  jenis makhluk-Nya.
TEMA  SURAH :
Dari topik sentral dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia itu bagaimanapun juga merupakan makhluk yang tidak berdaya sama sekali dibandingkan dengan Tuhan. Maka manusia itu sesungguhnya tergantung MUTLAK pada Sang Pencipta.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini menempatkan manusia pada tempatnya yang sebenarnya dalam hubungannya dengan Tuhan. Manusia harus menyadari bahwa ia TERGANTUNG MUTLAK pada ALLAH, bukan pada ilah yang lain. Atas dasar KESADARAN KEMAKHLUKAN inilah manusia harus berperilaku dan menciptakan peradabannya.

36.        QUR’AN SURAH   XXXVI :  YASIN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah dan bersifat ghoib. Diikuti dengan Al-Qur’an sebagai sumpah dan ketegasan akan kebenaran ke-rasul-an Muhammad. Diteruskan dengan fungsi Al-Qur’an bagi manusia yang nenek moyangnya belum diberi peringatan atau yang lalai. Ditutup dengan suatu konfirmasi akan datangnya hari pembangkitan manusia yang telah mati dan perhitungan amal perbuatannya.
TEMA  SURAH :
Surah menegaskan akan kebenaran kerasulan Muhammad dengan menggunakan Al-Qur’an yang mengandung hikmah sebagai sumpah dan kebenaran akan datangnya hari kiamat yang merupakan hari pertanggung- jawaban.
Surah ini dianggap mumpuni dalam segala hal, karena mengandung peringatan yang lugas dan tegas akan kebenaran kerasulan Muhammad dan diperkuat dengan kata Al-Qur’an sebagai sumpah, serta didalamnya terdapat dialog tidak saja antara Tuhan/Rasul dan manusia, tetapi juga antar nafs/akal manusia dengan nurani/ fitroh manusia. Mengapa ? Karena adanya kolusi antar akal dan hati, antar nafs dan fitroh merupakan bencana yang tidak tertolong lagi bagi manusia.


SUDUT PANDANG SURAH :
Hari kiamat sebagai hari pertanggung-jawaban dan kebenaran kerasulan Muhammad sebagai sumpah, artinya membenarkan kandungan wahyu yang dibawa Muhammad merupakan suatu KEBENARAN MUTLAK. Tidak ada alasan bagi manusia untuk TIDAK-TAHU tentang hal itu, karena manusia telah dianugerahi NURANI/RUH dan AFIDAH (berupa panca indera dan akal/ratio) . Afidah seharusnya merupakan alat nurani untuk berjalan mengikuti WahyuNya yang merupakan Huda dan Furqon-Nya dalam merekayasa kehidupan dunia , karena FITROH WAHYU itu belahan dengan FITROH MANUSIA. Jadi surah ini mengingatkan manusia untuk selalu menjaga kesucian DIRI-nya.


By  A Baghowi Bachar

Tidak ada komentar: