XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL
YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH
ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.
35.
QUR’AN SURAH XXXV : AL - FATHIR/PENCIPTA; AL - MALAIKAH
TOPIK SENTRAL SURAH:
Kedua nama judul surah terdapat pada ayat
pertama dari topik pertama surah yang melukiskan tentang Sang Pencipta dan sesungguhnya janji Tuhan
itu pasti.
Dilanjutkan dengan peringatan supaya tidak terpesona dan terperdaya oleh
kehidupan dunia serta para penipu serta ditegaskan tentang tidak-berdayanya
manusia. Dilanjutkan dengan ke-unikan ciptaan-Nya dan ditutup dengan pernyataan
yang tegas, bahwa ilah selain
Allah, tidak akan mendengar dan mengabulkan do’a manusia. ( Ayat 1 s/d 14 )
Para Malaikat ialah utusan utusan Tuhan yang merupakan salah
satu jenis makhluk-Nya.
TEMA SURAH :
Dari topik sentral dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia itu
bagaimanapun juga merupakan makhluk yang tidak berdaya sama sekali dibandingkan
dengan Tuhan. Maka manusia itu sesungguhnya tergantung MUTLAK pada Sang Pencipta.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini menempatkan manusia pada tempatnya yang sebenarnya
dalam hubungannya dengan Tuhan. Manusia harus menyadari bahwa ia TERGANTUNG MUTLAK pada ALLAH, bukan pada ilah yang lain. Atas dasar KESADARAN KEMAKHLUKAN inilah manusia harus berperilaku dan menciptakan peradabannya.
36.
QUR’AN
SURAH XXXVI : YASIN
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka
surah dan bersifat ghoib. Diikuti dengan Al-Qur’an sebagai sumpah dan ketegasan
akan kebenaran ke-rasul-an Muhammad. Diteruskan dengan fungsi Al-Qur’an bagi
manusia yang nenek moyangnya belum diberi peringatan atau yang lalai. Ditutup
dengan suatu konfirmasi akan datangnya hari pembangkitan manusia yang telah
mati dan perhitungan amal perbuatannya.
TEMA SURAH :
Surah menegaskan akan kebenaran kerasulan
Muhammad dengan menggunakan Al-Qur’an yang mengandung hikmah sebagai sumpah dan
kebenaran akan datangnya hari kiamat yang merupakan hari pertanggung- jawaban.
Surah ini dianggap mumpuni dalam segala
hal, karena mengandung peringatan yang lugas dan tegas akan kebenaran kerasulan
Muhammad dan diperkuat dengan kata Al-Qur’an sebagai sumpah, serta didalamnya
terdapat dialog tidak saja antara Tuhan/Rasul dan manusia, tetapi juga antar nafs/akal
manusia dengan nurani/ fitroh manusia. Mengapa ? Karena adanya kolusi antar
akal dan hati, antar nafs dan fitroh merupakan bencana yang tidak tertolong
lagi bagi manusia.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Hari kiamat sebagai hari
pertanggung-jawaban dan kebenaran kerasulan Muhammad sebagai sumpah, artinya
membenarkan kandungan wahyu yang dibawa Muhammad merupakan suatu KEBENARAN MUTLAK. Tidak ada alasan bagi manusia untuk TIDAK-TAHU tentang hal itu, karena manusia telah
dianugerahi NURANI/RUH dan AFIDAH (berupa panca indera dan akal/ratio) . Afidah seharusnya
merupakan alat nurani untuk berjalan mengikuti WahyuNya yang merupakan Huda dan
Furqon-Nya dalam merekayasa kehidupan dunia , karena FITROH WAHYU itu belahan dengan FITROH MANUSIA. Jadi surah ini mengingatkan manusia untuk
selalu menjaga kesucian DIRI-nya.
By A Baghowi Bachar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar