Translate

Telusuri via Blog Ini

Kamis, 21 Juli 2011

31. QUR’AN SURAH XXXI : LUKMAN

XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH

TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH 
ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

31.        QUR’AN  SURAH  XXXI :  LUKMAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 12 yang terdapat pada topik ke 2, yang dibuka dengan pernyataan Tuhan, “ Allah telah memberikan HIKMAH pada Lukman, ialah kemampuan bersyukur pada Allah, yang pada hakekatnya bersyukur terhadap dirinya. ” Ayat ini dilanjutkan dengan wasiat Lukman pada anak-anaknya :  Janganlah kamu sekali-kali menyekutukan Tuhan !  Kemudian diikuti perintah Tuhan :
R  Berbuat baik terhadap kedua orang tuanya.: bersyukur pada tuhan dan kedua orang tua
R  Hanya boleh tidak mematuhi kedua orang tua, bila keduanya musyrik, namun tetap baik
R  Menggauli dalam kehidupan ini
R  Dirikan sholat dan tunaikan zakat
R  Bernahi mungkar
R  Sabar dalam penderitaan
R  Jangan sombong, jalan dengan wajar dan bicara lembut.
TEMA SURAH :
Diberi hikmah artinya diberi kemampuan untuk bersyukur pada Tuhan. Jadi hikmah ialah suatu kekuatan motivatif yang melahirkan SIKAP  BERSYUKUR. Disini kelihatannya “ sikap bersyukur “ itu memerlukan hidayah , artinya untuk memiliki kemampuan itu diperlukan persaratan yang tidak ringan. Tidak semua orang mampu bersyukur ! Surah ini dibuka dengan pernyataan Tuhan, bahwa Al-Qur’an ini mengandung hikmah. Ini berarti manusia yang mengenal  Al-Qur’an dengan baik, dialah  yang akan mendapatkan hikmah (kemampuan bersyukur)
SUDUT PANDANG SURAH :
Hikmah ialah suatu KEMAMPUAN untuk melaksanakan ajaran Al-Qur’an. Jadi BERILMU AGAMA bukanlah tujuan. Banyak manusia yang menguasai Al-Qur’an, namun PERILAKU-nya jauh dari akhlak Qur’ani. Inilah sebabnya Tuhan meng-introdusir kata IMAN. Ber-Iman berarti Ber-Agama!
Kemudian dilanjutkan dengan kepastian putusan Tuhan, bahwa mereka yang berdosa akan di-azabnya dan mereka yang beriman dalam arti
R  Mereka yang bila dibacakan ayat-ayat Tuhan, mereka SUJUD tiarap dan bertasbigh dan mereka TIDAK SOMBONG. (15).
R  Malam hari mereka berdo’a dengan harap-harap cemas dan
R  Mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang diberikan Tuhan padanya, akan diberi-Nya nikmat yang menyenangkan hati.
32.        QUR’AN SURAH  XXXII :   AS-SAJDAH/SUJUD.
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayatnya yang ke 15, yang termasuk topik ke 2 (ayat 12-22), yang menceriterakan tentang keadaan mereka yang berdosa waktu dihadapkan pada Tuhan. Mereka menyatakan : Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar. Maka kembalikan kami ke dunia agar kami beramal sholeh. Sesungguhnya kami yakin”.
Kemudian dilanjutkan dengan kepastian putusan Tuhan, bahwa mereka yang berdosa akan di-azabnya dan mereka yang beriman dalam arti
R  Mereka yang bila dibacakan ayat-ayat Tuhan, mereka SUJUD tiarap dan bertasbigh dan mereka TIDAK SOMBONG. (15).
R  Malam hari mereka berdo’a dengan harap-harap cemas dan
R  Mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang diberikan Tuhan padanya,  akan diberi-Nya nikmat yang menyenangkan hati.
TEMA  SURAH :
Tindakan sujud disini diberi konotasi yang bersifat sosiologik, ialah tidak sombong, menafkahkan sebagian rezkinya dan menggunakan malamnya untuk berdo’a  ........  artinya selalu membuka hubungan dirinya dengan Tuhannya (hablun minallah) dan manusia (hablun minan naas). Suatu pengertian ‘beragama‘ yang benar. Ber-iman diartikan “sujud, bila dibacakan ayat ayat Tuhan” dengan konotasi sami’naa wa atho’naa.
SUDUT PANDANG SURAH:
Mengikis pandangan manusia bahwa beragama itu hanya urusan pribadi. Wahyu ialah hudaa dan furqon untuk MEREKAYASA KEHIDUPAN, artinya beragama ialah membina kehidupan, beraktivitas sosial. Seorang muslim harus AKTIF dalam kancah kehidupan dengan SYARAT, SESUAI dengan kandungan wahyu.
33.        QUR’AN SURAH   XXXIII :  AL - AHZAB/SEKUTU
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat-ayat 9-27, yang merupakan topik ke 2 yang menceriterakan tentang macam-macam sikap manusia dalam puncak peperangan, suatu situasi ujian yang berat bagi yang mengaku beriman. Keluarlah sikap aselinya yang menujukkan jati diri manusia , apakah dia kuat atau lemah beriman atau munafik (17-20) Sikap Nabi dan orang-orang mukmin tegas. Diteruskan dengan pertolongan Tuhan untuk memenangkan peperangan itu. (25-26). Kemenangan yang mendatangkan keuntungan .
TEMA  SURAH :
Manusia hanya akan memperlihatkan jati dirinya bila menghadapi ujian yang berat. Apa yang sesungguhnya ingin diuji pada manusia dengan perang itu ? Tidak lain ialah apakah manusia itu memegang janjinya atau tidak ! Terutama janji dengan Tuhannya !
SUDUT PANDANG SURAH :
Perintah PERANG digunakan Tuhan untuk menguji manusia apakah ia memegang janji atau tidak. Artinya dalam peranglah manusia harus mengorbankan segala-galanya. Dalam arti yang lebih luas PERANG itu tidak hanya dalam dimensi FISIK, tetapi juga dalam dimensi MENTAL-IDEAL/ KEYAKINAN/PANDANGAN HIDUP, yang diejawantahkan dalam CARA HIDUP, POLA HIDUP atau BUDAYA HIDUP. Peperangan yang paling berat ialah perang terhadap NAFS-nya sendiri, ujar Nabi.
34.        QUR’AN SURAH   XXXIV :  AS-SABA’
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 15 yang termasuk topik pertama dan mengungkapkan tentang nasib kaum Saba’, yang tidak mensyukuri nikmat dan mengingkari bimbingan Tuhan. Surah/ topik dibuka dengan pujian terhadap Tuhan pemilik alam raya dan bumi. Dan bagi-Nya segala puji di akherat, Dia yang Maha-Hakim lagi Maha Mengetahui. Dilanjutkan dengan pernyataan orang-orang kafir yang tidak mempercayai akan hari kiamat serta pernyataan Tuhan bahwa pahala bagi mereka yang mengimani dan azab bagi yang mengingkari. Kebanyakan manusia mengingkari dan hanya mereka yang berilmu yang mampu memahami kebenaran wahyu.Topik ditutup dengan pernyataan, bahwa Iblis benar dalam pernyataannya, bahwa akan banyak manusia itu akan mengingkari Tuhannya, meskipun sesungguhnya Iblis tidak berkuasa atas manusia; Tuhan hanya ingin menguji siapa yang mengimani hari akhir dan siapa yang mengingkari.
TEMA  SURAH :
Kebenaran wahyu hanya dapat diketahui oleh mereka yang berilmu. Ini suatu pesan yang banyak diabaikan manusia. Tentu saja ber-‘ilmu  seperti yang dimaksud Tuhan. Kata ‘ilm yang digunakan Al-Qur’an tidak identik dengan kata science dalam kamus manusia.
Ada 750 ayat menyinggung, baik langsung maupun tidak langsung dengan pengertian kata ‘ilmu, hanya ada 250 ayat berhubungan dengan hukum.     
SUDUT PANDANG SURAH :
Ber’ilmu dalam Al-Qur’an tidak identik ber-ip-tek saat ini. Ber’ilmu diartikan mengetahui SIAPA DIRINYA, APA KEDUDUKANNYA DALAM KEHIDUPAN INI dan apa ARTI HIDUP. Jadi dia harus mampu MEMBACA  ALAM disamping  KALAM, sehingga mengenal REALITA yang sebenarnya bukan REALITA menurut CITRA MANUSIA.

By  A Baghowi Bachar

Tidak ada komentar: