TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL
YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH
ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.
31.
QUR’AN SURAH XXXI :
LUKMAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 12 yang terdapat
pada topik ke 2, yang dibuka dengan pernyataan Tuhan, “
Allah telah memberikan HIKMAH pada Lukman, ialah kemampuan bersyukur pada Allah,
yang pada hakekatnya bersyukur terhadap dirinya. ” Ayat ini dilanjutkan
dengan wasiat Lukman pada anak-anaknya : Janganlah kamu sekali-kali menyekutukan Tuhan
! Kemudian diikuti perintah Tuhan :
R Berbuat baik terhadap kedua orang tuanya.: bersyukur pada tuhan
dan kedua orang tua
R Hanya boleh tidak mematuhi kedua orang tua, bila keduanya
musyrik, namun tetap baik
R Menggauli dalam kehidupan ini
R Dirikan sholat dan tunaikan zakat
R Bernahi mungkar
R Sabar dalam penderitaan
R Jangan sombong, jalan dengan wajar dan bicara lembut.
TEMA SURAH :
Diberi hikmah artinya diberi kemampuan untuk bersyukur
pada Tuhan. Jadi hikmah ialah suatu kekuatan motivatif yang melahirkan SIKAP BERSYUKUR.
Disini kelihatannya “ sikap bersyukur “ itu memerlukan
hidayah , artinya untuk memiliki kemampuan itu diperlukan persaratan yang tidak
ringan. Tidak semua orang mampu bersyukur ! Surah ini dibuka dengan pernyataan
Tuhan, bahwa Al-Qur’an ini mengandung hikmah. Ini berarti manusia yang mengenal Al-Qur’an dengan baik, dialah yang akan mendapatkan hikmah (kemampuan
bersyukur)
SUDUT PANDANG SURAH :
Hikmah ialah suatu KEMAMPUAN
untuk melaksanakan ajaran Al-Qur’an. Jadi BERILMU
AGAMA bukanlah tujuan. Banyak manusia yang menguasai Al-Qur’an, namun PERILAKU-nya jauh dari akhlak Qur’ani. Inilah
sebabnya Tuhan meng-introdusir kata IMAN. Ber-Iman berarti Ber-Agama!
Kemudian
dilanjutkan dengan kepastian putusan Tuhan, bahwa mereka yang berdosa akan
di-azabnya dan mereka yang beriman dalam arti
R Mereka yang bila dibacakan ayat-ayat Tuhan, mereka SUJUD tiarap dan bertasbigh
dan mereka TIDAK SOMBONG. (15).
R Malam hari mereka berdo’a dengan harap-harap cemas dan
R Mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang diberikan Tuhan
padanya, akan diberi-Nya nikmat yang menyenangkan hati.
32.
QUR’AN SURAH XXXII : AS-SAJDAH/SUJUD.
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama
judul surah terdapat pada ayatnya yang ke 15, yang termasuk topik ke 2 (ayat
12-22), yang menceriterakan tentang keadaan mereka yang berdosa waktu
dihadapkan pada Tuhan. Mereka menyatakan : “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar. Maka kembalikan kami ke dunia agar kami beramal sholeh. Sesungguhnya kami yakin”.
Kemudian
dilanjutkan dengan kepastian putusan Tuhan, bahwa mereka yang berdosa akan
di-azabnya dan mereka yang beriman dalam arti
R Mereka yang bila dibacakan ayat-ayat Tuhan, mereka SUJUD tiarap dan bertasbigh
dan mereka TIDAK SOMBONG. (15).
R Malam hari mereka berdo’a dengan harap-harap cemas dan
R Mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang diberikan Tuhan
padanya, akan diberi-Nya nikmat
yang menyenangkan hati.
TEMA SURAH :
Tindakan sujud disini diberi konotasi yang bersifat
sosiologik, ialah tidak sombong, menafkahkan sebagian rezkinya dan
menggunakan malamnya untuk berdo’a ........ artinya selalu membuka hubungan
dirinya dengan Tuhannya (hablun minallah) dan manusia (hablun minan naas).
Suatu pengertian ‘beragama‘ yang benar.
Ber-iman diartikan “sujud, bila dibacakan ayat ayat
Tuhan” dengan konotasi sami’naa wa atho’naa.
SUDUT PANDANG SURAH:
Mengikis
pandangan manusia bahwa beragama itu hanya urusan pribadi. Wahyu ialah hudaa
dan furqon untuk MEREKAYASA KEHIDUPAN,
artinya beragama ialah membina kehidupan, beraktivitas sosial. Seorang muslim
harus AKTIF dalam kancah kehidupan dengan SYARAT, SESUAI dengan kandungan wahyu.
33.
QUR’AN SURAH XXXIII : AL - AHZAB/SEKUTU
TOPIK SENTRAL
SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat-ayat 9-27, yang
merupakan topik ke 2 yang menceriterakan tentang macam-macam sikap manusia dalam puncak
peperangan, suatu situasi ujian yang
berat bagi yang mengaku beriman. Keluarlah sikap aselinya yang
menujukkan jati diri manusia , apakah dia kuat atau lemah beriman atau munafik
(17-20) Sikap Nabi dan orang-orang mukmin tegas. Diteruskan dengan pertolongan
Tuhan untuk memenangkan peperangan itu. (25-26). Kemenangan yang mendatangkan
keuntungan .
TEMA SURAH :
Manusia
hanya akan memperlihatkan jati dirinya bila menghadapi ujian yang berat. Apa
yang sesungguhnya ingin diuji pada manusia dengan perang itu ? Tidak lain ialah
apakah
manusia itu memegang janjinya atau tidak ! Terutama janji dengan Tuhannya !
SUDUT PANDANG
SURAH :
Perintah PERANG digunakan
Tuhan untuk menguji manusia apakah ia memegang janji atau tidak. Artinya dalam
peranglah manusia harus mengorbankan segala-galanya. Dalam arti yang lebih luas
PERANG itu tidak hanya dalam dimensi FISIK, tetapi juga dalam dimensi MENTAL-IDEAL/ KEYAKINAN/PANDANGAN HIDUP, yang diejawantahkan
dalam CARA HIDUP, POLA HIDUP atau BUDAYA HIDUP.
Peperangan yang paling berat ialah perang terhadap NAFS-nya
sendiri, ujar Nabi.
34.
QUR’AN SURAH XXXIV : AS-SABA’
TOPIK SENTRAL
SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 15 yang termasuk
topik pertama dan mengungkapkan tentang nasib kaum Saba’, yang tidak mensyukuri
nikmat dan mengingkari bimbingan Tuhan. Surah/ topik dibuka dengan pujian
terhadap Tuhan pemilik alam raya dan bumi. Dan bagi-Nya segala puji di akherat,
Dia yang Maha-Hakim lagi Maha Mengetahui. Dilanjutkan dengan pernyataan
orang-orang kafir yang tidak mempercayai akan hari kiamat serta pernyataan
Tuhan bahwa pahala bagi mereka yang mengimani dan azab bagi yang mengingkari.
Kebanyakan manusia mengingkari dan hanya mereka yang berilmu yang mampu memahami
kebenaran wahyu.Topik ditutup dengan pernyataan, bahwa Iblis benar dalam pernyataannya, bahwa
akan banyak manusia itu akan mengingkari Tuhannya, meskipun sesungguhnya Iblis
tidak berkuasa atas manusia; Tuhan hanya ingin menguji siapa yang mengimani
hari akhir dan siapa yang mengingkari.
TEMA SURAH :
Kebenaran wahyu
hanya dapat diketahui oleh mereka yang berilmu. Ini suatu pesan yang banyak
diabaikan manusia. Tentu saja ber-‘ilmu
seperti yang dimaksud Tuhan. Kata ‘ilm yang digunakan Al-Qur’an tidak identik
dengan kata science
dalam kamus manusia.
Ada 750 ayat menyinggung,
baik langsung maupun tidak langsung dengan pengertian kata ‘ilmu, hanya ada 250 ayat berhubungan dengan
hukum.
SUDUT PANDANG
SURAH :
Ber’ilmu dalam Al-Qur’an tidak identik ber-ip-tek saat ini.
Ber’ilmu diartikan mengetahui SIAPA DIRINYA, APA
KEDUDUKANNYA DALAM KEHIDUPAN INI dan apa ARTI
HIDUP. Jadi dia harus mampu MEMBACA ALAM disamping KALAM,
sehingga mengenal REALITA yang sebenarnya bukan REALITA menurut CITRA
MANUSIA.
By A Baghowi Bachar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar