XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK
ATAU SUB-TOPIK SENTRAL YANG MEWARNAI
KANDUNGAN TIAP SURAH ATAU MENENTUKAN
TEMA SURAH.
66. QUR’AN
SURAH LXVI : AT-TAHRIM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Surah ini seperti surah yang terdahulu ditujukan pada
Nabi. Nama judul surah terdapat pada ayat pertama denga suatu tegoran langsung
pada Nabi : Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah sudah halalkan
bagimu, hanya karena kamu ingin menyenangkan hati isteri-isterimu? Dan Allah
Maha Pengampun dan Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan padamu sekalian untuk
menebus sumpahmu .... dengan membayar kafarat (lihat QS,Al-Maidah,
ayat 89).
Kemudian
dilanjutkan dengan peristiwa apa yang terjadi sehingga Allah menegur langsung
Nabi. Juga Allah telah menegur isterinya melalui Nabi, sehingga karena
kesalahan itu Nabi akan menceraikannya, Allahpun meridloinya.Topik ini termasuk
topik pertama surah (1-5)
TEMA SURAH :
Dari
ungkapan teguran jelas bahwa Nabipun tidak berhak membuat hukum sendiri, apapun
motivasinya dan bagaimanapun kecilnya teba hukum itu. Kejadian itu hanya dalam
lingkup kehidupan keluarga.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia,
inclusive Nabi, dilarang untuk menciptakan aturan sendiri. Bagaimanapun
persepsi manusia tentang kebaikan aturan yang ia ciptakan, namun pasti tidak
akan membawa keselamatan kehidupan. Hanya HUKUM
TUHANLAH yang mampu menyelamatkan kehidupan, mulai dari kehidupan
pribadi, keluarga sampai masarakat.
67.
QUR’AN
SURAH LXVII : AL-MULK
TOPIK SEMTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada Topik pertama (ayat 1-5),
yang merupakan ayat pembuka surah yang menyatakan dengan tegas bahwa semua ini
dikuasai Tuhan. Juga yang menguasai hidup dan mati, sehingga Dia bisa menguji
manusia, siapa yang lebih baik amalnya. Dilanjutkan secara berulang
kali supaya manusia mengamati dengan saksama apa yang dia lihat dalam alam raya
ini, adakah sesuatu yang cacad, yang tdiak sempurna ?
TEMA SURAH :
Surah
ini menyatakan dengan tegas, jelas, lugas siapa Tuhan, siapa manusia dan apa alam itu serta apa
MAKNA HIDUP ini, ialah tidak lain, merupakan suatu UJIAN.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah
memandang kehidupan dari SIAPA TUHAN dan MAKNA HIDUP bagi MANUSIA.
Tidak lain suatu UJIAN !
68.
QUR’AN
SURAH LXVIII : AL-QALAM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada topik pertama (ayat 1-16)
yang merupakan ayat pembuka surah. Dimulai dengan kalimat ghoib, disusul dengan
nama judul surah sebagai sumpah: “Demi KALAM dan
apa yang DITULISKAN dengannya” untuk menegaskan bahwa Muhammad bukan
orang gila, yang diikuti dengan pernyataan Tuhan bahwa nantinya manusia akan
tahu siapa yang gila, Muhammad atau mereka yang menganggap Muhammad sebagai
orang gila. Selanjutnya diteruskan dengan larangan untuk mengikuti mereka yang :
·
Mendustakan tuhan ;
·
Banyak bersumpah dan hina;
·
Mencela dan menyebarkan fitnah;
· Menghalangi kebaikan dan melampaui
batas serta banyak berdosa;
·
Kasar dan jahat; banyak harta dan
anak
· Menganggap Al-Qur’an hanya sebagai
ceritera ceritera kuno;
·
Mengharap kita seperti mereka yang
bersifat lemah.
TEMA SURAH :
Surah
mengajak manusia untuk dengan sabar membuktikan siapa yang benar, pernyataan
Tuhan / wahyu/kalam-Nya
atau manusia manusia yang menginkarinya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Mengajak manusia untuk membuktikan APA YANG DIANGGAP BENAR dalam dunia ini, APAKAH YANG DI-KALAM-KAN MANUSIA atau KALAM ILAHI. Kalam atau ungkapan, baik yang berupa
lisan atau tulisan, digunakan sebagai sumpah. Ini berarti bahwa itu sangat
penting. Apa yang dituliskan manusia ini berupa ILMU,
sehingga Tuhan menganggap perlu untuk memperingatkan manusia akan BAHAYA-nya. Apakah ini peringatan yang sangat dini
? Apakah ilmu tidak mendatangkan musibah dalam kehidupan ini ?
69.
QUR’AN
SURAH LXIX : AL- HAAQQOH
TOPIK SANTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada topik pertama (ayat 1-37) yang merupakan ayat pembuka
surah sebagai pengingat
bagi manusia akan adanya hari Kiamat. Diteruskan dengan fenomena
alam yang menimpa kaum kaum terdahulu yang mendustakan para Rasul dan wahyu
yang dibawanya, seperti kaum ‘Aad, Tsamud dan Fir’aun yang menerima azab dalam
bermacam macam fenomena alam yang berbeda. Demikian gambaran fenomena kiamat
yang akan datang. Dilanjutkan dengan apa yang terjadi pada manusia pada hari
kiamat.. Hanya ada 2 golongan manusia :
·
Mereka yang menerima catatannya dari
sebelah kanan
·
Mereka yang menerima dari sebelah
kiri
·
Serta nasib mereka selanjutnya.
TEMA SURAH :
Apa
yang akan terjadi pada akhir kehidupan ini, baik mengenai fenomena alam maupun
manusia. Suatu realita yang banyak tidak diyakini manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah
memandang kehidupan dari UJUNG AKHIRNYA
dengan diskripsi yang dapat dibuktikan manusia dari kejadian kejadian masa lalu
dan masa kini yang berupa fenomena alam yang dahsya. Suatu fenomena yang akan
menimpa manusia pada hari akhir. REALITA
yang banyak di-ingkari manusia.
70.
QUR’AN
SURAH LXX : AL-MA’ARIJ
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 3 dari topik
pertama (ayat 1-35) yang menggambarkan jarak antara manusia dengan Tuhan secara
faktual. Manusia menganggap jarak itu terlalu jauh, sehingga apa yang
diungkapkan Tuhan tidak akan menjamah manusia yang digambarkan dalam ayat
pertama. Jarak itu bagi Tuhan tidak mempunyai arti sama sekali, karena Dia
jelaskan bahwa Dia itu dekat sekali. Kemudian dilanjutkan dengan menggambarkan
fenomena kiamat secara fisik. Keadaan manusia yang berdosa ingin mengorbankan
segala-galanya, kekayaan sampai anak dan keluarga, agar dia bisa selamat.
Selanjutnya digambarkan sifat manusia yang berdosa. Digambarkan sifat mereka
yang dapat menghindari dosa. ( 22-34).
TEMA SURAH :
Salah
satu sebab manusia berani mendustakan Tuhan ialah karena manusia merasa
bahwa Tuhan itu JAUH daripadanya, sehingga manusia merasa tidak
terjamah oleh -Nya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Ungkapan
dan tindakan manusia yang mengingkari KEHENDAK
TUHAN ialah karena manusia MERASA JAUH
JARAKNYA dari Tuhan. Segala macam keingkaran itu lahir dari keyakinan
itu. Mereka tidak menggubris pernyataan Tuhan, bahwa DIA
itu dekat sekali !!
71.
QUR’AN
SURAH LXXI : NUH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah dan
termasuk topik pertama surah (ayat 1-20), yang menceriterakan tentang bagaimana
Nuh berdakwah pada kaumnya dengan suatu perintah Tuhan yang jelas : “ Berilah kaummu
peringatan sebelum datang pada mereka
azab yang berat “ Kemudian
diikuti cara Nauh berdakwah yang tidak mengenal waktu dan cara, mulai dari
mengingatkan, memperingatkan dan mengancam. Juga dengan argumentasi siapa Tuhan
itu. Namun kaumnya tetap mengingkarinya.
TEMA SURAH :
Pertama
ditunjukkan akan kesabaran seorang Nabi dalam menyampaikan amanah dan kedua
bahwa azab
itu baru datang setelah adanya peringatan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Meskipun manusia itu diseru dengan segala cara, namun
manusia itu bertindak TIDAK DIDASARKAN PADA
PENGETAHUAN, tetapi pada KE-AKUAN.
Dan salah satu sumber PENOLAKAN itu ialah KE-ANGKUHAN.
72.
QUR’AN
SURAH LXXII : AL-JIN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat pertama dari topik pertama (ayat 1-19) yang
menerangkan tentang makhluk Jin. Seperti juga manusia, maka Jin itu juga hanya
dapat mengetahui tentang Al-Qur’an dari Muhammad dan ada yang mengimani dan ada
yang mengingkari. Diantara Jin seperti manusia yang bodohlah yang mengatakan perkataan yang
melampaui batas terhadap Allah. (4-5)
Ditambah lagi oleh kesalahan manusia, karena
ada
manusia yang minta perlindungan pada Jin, sehingga JIN MENJADI BERTAMBAH
SOMBONG. (6) Sehingga Jin
mencoba untuk mencaritahu sendiri tentang Kehendak Tuhan, tanpa melalui Muhammad. Akhirnya Jin mengakui akan ke-Maha-Kuasanya Tuhan. Topik ditutup dengan
ancaman Tuhan pada mereka yang tetap ingkar.
TEMA SURAH :
Makhluk Jin itu seperti makhluk manusia, ada yang masuk
ummat Muhammad, ada yang beriman dan ada yang kafir. Jin menjadi sombong karena
merasa lebih dari manusia, sebab kesalahan manusia yang minta perlindungan
padanya. Namun akhirnya ada yang sadar kembali dan tetap beriman.
SUDUT PANDANG SURAH :
Merasa LEBIH dari orang lain itu melahirkan KESOMBONGAN yang dapat mengarahkan manusia ke
perilaku yang melampaui batas. Sanjungan dan pujian orang lain, atau penghormatan, meskipun itu
menyenangkan hati, namun sesungguhnya dapat membahayakan diri. Ingat arti
jabatan, kedudukan, pengakuan orang lain dst.
73.
QUR’AN
SURAH LXXIII : AL-MUZAMMIL
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat pembuka surah sebagai permulaan dari topik
pertama (ayat 1-9),yang berupa suatu panggilan bagi orang yang berselimut, untuk
menggunakan sebagian waktu malamnya untuk mendirikan shalat, karena shalat
malam hari itu lebih chusyu’ dan bacaannya lebih mengesan. Bacalah Al-Qur’an
dengan perlahan-lahan, karena wahyu itu suatu kalam yang berat. Topik ditutup
dengan pernyataan, bila manusia mencari pelindung, hendaklah ia memalingkan
mukanya pada Tuhan.
TEMA SURAH :
Tema sentralnya ialah bagaimana manusia harus menggunakan
waktu malam dan bagaiman caranya ia membaca wahyu. Wahyu ialah suatu perkataan
yang berat, artinya tidak mungkin seseorang dapat memahami Al-Qur’an secara
sambil lalu. Shalat malam itu hukumnya WAJIB !
SUDUT PANDANG SURAH :
Disini ada kesejajaran tentang penggunakan waktu siang
dan malam, kesejajaran antara mencari kehidupan dunia dengan kehidupan uchrowi.
Tidak benar manusia meng-upayakan yang satu dengan mengabaikan yang lain. Apakah ini bukan jiwa dari hadits Nabi yang menyatakan
bahwa: carilah hidup didunia seperti engkau akan hidup selam-lamnya dan
beribadahlah seperti engkau akan mati besuk pagi ? Pada umumnya apa yang diciptakan Tuhan itu
tidak sia sia, artinya mengandung tujuan/fungsi khusus, seperti malam , siang,
matahari, hujan dst.
74.
QUR’AN
SURAH LXXIV : AL-MUDATSIR
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat pertama dari topik pembuka surah ( ayat 1- 10),
yang berisi perintah/panggilan
bagi orang yang bermalas-malasan untuk bangun:
·
Memberi peringatan; membesarkan
Tuhan ;
· Membersihkan pakaian ; menjaga
kemaluan; meninggalkan dosa ;
·
Memberi dengan tidak menharapkan
lebih banyak dan
·
Bersabar dalam mentaati Tuhan.
Topik
ditutup dengan peringatan tentang datangnya hari yang menyulitkan orang-orang
kafir, ialah hari kiamat.
TEMA SURAH :
Sejajar dengan surah terdahulu, surah ini menunjukkan
bagaimana menggunakan waktu siang hari . Untuk memberi peringatan dipersaratkan
adanya pakaian yang bersih. Dalam surah yang lain dinyatakan bahwa sebaik-baik
pakaian ialah TAQWA,
artinya bahwa yang dimaksud dengan kata pakaian itu ialah pakaian/niat
manusia, sehingga perintah yang lain dapat dikerjakan dengan baik.
Semua itu karena akan datangnya Hari pertanggungan-jawab.
SUDUT PANDANG SURAH :
Pertama
manusia harus mampu ME-MANAGE WAKTU dan
kedua persiapan itu dimulai dari DALAM DIRI
MANUSIA. Tanpa itu jangan diharapkan manusia mampu beribadah semestinya.
Jadi manusia harus menjaga mula-mula: kebersihan diri mulai dari jiwa sampai
perilaku serta predikat yang menempelnya, menjaga kebersihan turunannya,
keberisihan lingkungannya mulai dari psychosfeer sampai
sosiosfeernya, menjaga kebersihan
hubungan antar manusia [menetapi janji, jujur dlsbg] Upaya itu harus terus
menerus diusahakan.
By A Baghowi Bachar
(Posting 28 Agustus
2011/24RAMADHAN 1432 H)