Translate

Telusuri via Blog Ini

Minggu, 28 Agustus 2011

66. QUR’AN SURAH LXVI : AT-TAHRIM


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

66.        QUR’AN SURAH  LXVI :   AT-TAHRIM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Surah ini seperti surah yang terdahulu ditujukan pada Nabi. Nama judul surah terdapat pada ayat pertama denga suatu tegoran langsung pada Nabi : Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah sudah halalkan bagimu, hanya karena kamu ingin menyenangkan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun dan Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan padamu sekalian untuk menebus sumpahmu .... dengan membayar kafarat (lihat QS,Al-Maidah, ayat 89).
Kemudian dilanjutkan dengan peristiwa apa yang terjadi sehingga Allah menegur langsung Nabi. Juga Allah telah menegur isterinya melalui Nabi, sehingga karena kesalahan itu Nabi akan menceraikannya, Allahpun meridloinya.Topik ini termasuk topik pertama surah (1-5)
TEMA  SURAH :
Dari ungkapan teguran jelas bahwa Nabipun tidak berhak membuat hukum sendiri, apapun motivasinya dan bagaimanapun kecilnya teba hukum itu. Kejadian itu hanya dalam lingkup kehidupan keluarga.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia, inclusive Nabi, dilarang untuk menciptakan aturan sendiri. Bagaimanapun persepsi manusia tentang kebaikan aturan yang ia ciptakan, namun pasti tidak akan membawa keselamatan kehidupan. Hanya HUKUM TUHANLAH yang mampu menyelamatkan kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi, keluarga sampai masarakat.

67.        QUR’AN SURAH  LXVII :   AL-MULK
TOPIK SEMTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada Topik pertama (ayat 1-5), yang merupakan ayat pembuka surah yang menyatakan dengan tegas bahwa semua ini dikuasai Tuhan. Juga yang menguasai hidup dan mati, sehingga Dia bisa menguji manusia, siapa yang lebih baik amalnya. Dilanjutkan secara berulang kali supaya manusia mengamati dengan saksama apa yang dia lihat dalam alam raya ini, adakah sesuatu yang cacad, yang tdiak sempurna ?
TEMA  SURAH :
Surah ini menyatakan dengan tegas, jelas, lugas siapa Tuhan, siapa manusia dan apa alam itu serta apa MAKNA HIDUP ini, ialah tidak lain, merupakan suatu UJIAN.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang kehidupan dari SIAPA TUHAN dan MAKNA HIDUP bagi MANUSIA. Tidak lain suatu UJIAN !
68.        QUR’AN SURAH  LXVIII :   AL-QALAM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada topik pertama (ayat 1-16) yang merupakan ayat pembuka surah. Dimulai dengan kalimat ghoib, disusul dengan nama judul surah sebagai sumpah: “Demi KALAM dan apa yang DITULISKAN dengannya” untuk menegaskan bahwa Muhammad bukan orang gila, yang diikuti dengan pernyataan Tuhan bahwa nantinya manusia akan tahu siapa yang gila, Muhammad atau mereka yang menganggap Muhammad sebagai orang gila. Selanjutnya diteruskan dengan larangan untuk mengikuti mereka yang :
·           Mendustakan tuhan ;
·           Banyak bersumpah dan hina;
·           Mencela dan menyebarkan fitnah;
·    Menghalangi kebaikan dan melampaui batas serta banyak berdosa;
·           Kasar dan jahat; banyak harta dan anak
·        Menganggap Al-Qur’an hanya sebagai ceritera ceritera kuno;
·           Mengharap kita seperti mereka yang bersifat lemah.
TEMA  SURAH :
Surah mengajak manusia untuk dengan sabar membuktikan siapa yang benar, pernyataan Tuhan / wahyu/kalam-Nya atau manusia manusia yang menginkarinya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Mengajak manusia untuk membuktikan APA YANG DIANGGAP BENAR dalam dunia ini, APAKAH YANG DI-KALAM-KAN MANUSIA atau KALAM ILAHI. Kalam atau ungkapan, baik yang berupa lisan atau tulisan, digunakan sebagai sumpah. Ini berarti bahwa itu sangat penting. Apa yang dituliskan manusia ini berupa ILMU, sehingga Tuhan menganggap perlu untuk memperingatkan manusia akan BAHAYA-nya. Apakah ini peringatan yang sangat dini ? Apakah ilmu tidak mendatangkan musibah dalam kehidupan ini ?
69.        QUR’AN SURAH  LXIX :    AL- HAAQQOH
TOPIK SANTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada topik pertama (ayat 1-37) yang merupakan ayat pembuka surah sebagai pengingat bagi manusia akan adanya hari Kiamat. Diteruskan dengan fenomena alam yang menimpa kaum kaum terdahulu yang mendustakan para Rasul dan wahyu yang dibawanya, seperti kaum ‘Aad, Tsamud dan Fir’aun yang menerima azab dalam bermacam macam fenomena alam yang berbeda. Demikian gambaran fenomena kiamat yang akan datang. Dilanjutkan dengan apa yang terjadi pada manusia pada hari kiamat.. Hanya ada 2 golongan manusia :
·           Mereka yang menerima catatannya dari sebelah kanan
·           Mereka yang menerima dari sebelah kiri
·           Serta nasib mereka selanjutnya.
TEMA  SURAH :
Apa yang akan terjadi pada akhir kehidupan ini, baik mengenai fenomena alam maupun manusia. Suatu realita yang banyak tidak diyakini manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang kehidupan dari UJUNG AKHIRNYA dengan diskripsi yang dapat dibuktikan manusia dari kejadian kejadian masa lalu dan masa kini yang berupa fenomena alam yang dahsya. Suatu fenomena yang akan menimpa manusia pada hari akhir. REALITA yang banyak di-ingkari manusia.
70.        QUR’AN SURAH  LXX :   AL-MA’ARIJ
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 3 dari topik pertama (ayat 1-35) yang menggambarkan jarak antara manusia dengan Tuhan secara faktual. Manusia menganggap jarak itu terlalu jauh, sehingga apa yang diungkapkan Tuhan tidak akan menjamah manusia yang digambarkan dalam ayat pertama. Jarak itu bagi Tuhan tidak mempunyai arti sama sekali, karena Dia jelaskan bahwa Dia itu dekat sekali. Kemudian dilanjutkan dengan menggambarkan fenomena kiamat secara fisik. Keadaan manusia yang berdosa ingin mengorbankan segala-galanya, kekayaan sampai anak dan keluarga, agar dia bisa selamat. Selanjutnya digambarkan sifat manusia yang berdosa. Digambarkan sifat mereka yang dapat menghindari dosa. ( 22-34).
TEMA  SURAH :
Salah satu sebab manusia berani mendustakan Tuhan ialah karena manusia merasa bahwa Tuhan itu JAUH daripadanya, sehingga manusia merasa tidak terjamah oleh -Nya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Ungkapan dan tindakan manusia yang mengingkari KEHENDAK TUHAN ialah karena manusia MERASA JAUH JARAKNYA dari Tuhan. Segala macam keingkaran itu lahir dari keyakinan itu. Mereka tidak menggubris pernyataan Tuhan, bahwa DIA itu dekat sekali !!
71.        QUR’AN SURAH  LXXI :   NUH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah dan termasuk topik pertama surah (ayat 1-20), yang menceriterakan tentang bagaimana Nuh berdakwah pada kaumnya dengan suatu perintah Tuhan yang jelas : “ Berilah kaummu peringatan sebelum datang pada mereka azab yang berat “ Kemudian diikuti cara Nauh berdakwah yang tidak mengenal waktu dan cara, mulai dari mengingatkan, memperingatkan dan mengancam. Juga dengan argumentasi siapa Tuhan itu. Namun kaumnya tetap mengingkarinya.
TEMA SURAH :
Pertama ditunjukkan akan kesabaran seorang Nabi dalam menyampaikan amanah dan kedua bahwa azab itu baru datang setelah adanya peringatan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Meskipun manusia itu diseru dengan segala cara, namun manusia itu bertindak TIDAK DIDASARKAN PADA PENGETAHUAN, tetapi pada KE-AKUAN. Dan salah satu sumber PENOLAKAN itu ialah KE-ANGKUHAN.
72.        QUR’AN SURAH  LXXII :   AL-JIN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama dari topik pertama (ayat 1-19) yang menerangkan tentang makhluk Jin. Seperti juga manusia, maka Jin itu juga hanya dapat mengetahui tentang Al-Qur’an dari Muhammad dan ada yang mengimani dan ada yang mengingkari. Diantara Jin seperti manusia yang bodohlah yang mengatakan perkataan yang melampaui batas terhadap Allah. (4-5) Ditambah lagi oleh kesalahan manusia, karena  ada manusia yang minta perlindungan pada Jin, sehingga JIN MENJADI BERTAMBAH SOMBONG. (6)  Sehingga Jin mencoba untuk mencaritahu sendiri tentang Kehendak Tuhan, tanpa melalui Muhammad. Akhirnya Jin mengakui akan  ke-Maha-Kuasanya Tuhan. Topik ditutup dengan ancaman Tuhan pada mereka yang tetap ingkar.
TEMA  SURAH :
Makhluk Jin itu seperti makhluk manusia, ada yang masuk ummat Muhammad, ada yang beriman dan ada yang kafir. Jin menjadi sombong karena merasa lebih dari manusia, sebab kesalahan manusia yang minta perlindungan padanya. Namun akhirnya ada yang sadar kembali dan tetap beriman.
SUDUT PANDANG SURAH :
Merasa LEBIH dari orang lain itu melahirkan KESOMBONGAN yang dapat mengarahkan manusia ke perilaku yang melampaui batas. Sanjungan dan pujian  orang lain, atau penghormatan, meskipun itu menyenangkan hati, namun sesungguhnya dapat membahayakan diri. Ingat arti jabatan, kedudukan, pengakuan orang lain dst.
73.        QUR’AN SURAH  LXXIII :   AL-MUZAMMIL
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah sebagai permulaan dari topik pertama (ayat 1-9),yang berupa suatu panggilan bagi orang yang berselimut, untuk menggunakan sebagian waktu malamnya untuk mendirikan shalat, karena shalat malam hari itu lebih chusyu’ dan bacaannya lebih mengesan. Bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan, karena wahyu itu suatu kalam yang berat. Topik ditutup dengan pernyataan, bila manusia mencari pelindung, hendaklah ia memalingkan mukanya pada Tuhan.
TEMA  SURAH :
Tema sentralnya ialah bagaimana manusia harus menggunakan waktu malam dan bagaiman caranya ia membaca wahyu. Wahyu ialah suatu perkataan yang berat, artinya tidak mungkin seseorang dapat memahami Al-Qur’an secara sambil lalu. Shalat malam itu hukumnya WAJIB !
SUDUT PANDANG SURAH :
Disini ada kesejajaran tentang penggunakan waktu siang dan malam, kesejajaran antara mencari kehidupan dunia dengan kehidupan uchrowi. Tidak benar manusia meng-upayakan yang satu dengan mengabaikan yang lain. Apakah ini bukan jiwa dari hadits Nabi yang menyatakan bahwa: carilah hidup didunia seperti engkau akan hidup selam-lamnya dan beribadahlah seperti engkau akan mati besuk pagi ? Pada umumnya apa yang diciptakan Tuhan itu tidak sia sia, artinya mengandung tujuan/fungsi khusus, seperti malam , siang, matahari, hujan dst.
74.        QUR’AN SURAH  LXXIV :   AL-MUDATSIR
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama dari topik pembuka surah ( ayat 1- 10), yang berisi perintah/panggilan bagi orang yang bermalas-malasan untuk bangun:
·           Memberi peringatan; membesarkan Tuhan ;
·     Membersihkan pakaian ; menjaga kemaluan; meninggalkan dosa ;
·           Memberi dengan tidak menharapkan lebih banyak dan
·           Bersabar dalam  mentaati Tuhan.
Topik ditutup dengan peringatan tentang datangnya hari yang menyulitkan orang-orang kafir, ialah hari kiamat. 
TEMA  SURAH :
Sejajar dengan surah terdahulu, surah ini menunjukkan bagaimana menggunakan waktu siang hari . Untuk memberi peringatan dipersaratkan adanya pakaian yang bersih. Dalam surah yang lain dinyatakan bahwa sebaik-baik pakaian ialah TAQWA, artinya bahwa yang dimaksud dengan kata pakaian itu ialah pakaian/niat manusia, sehingga perintah yang lain dapat dikerjakan dengan baik. Semua itu karena akan datangnya Hari pertanggungan-jawab.
SUDUT PANDANG SURAH :
Pertama manusia harus mampu ME-MANAGE WAKTU dan kedua persiapan itu dimulai dari DALAM DIRI MANUSIA. Tanpa itu jangan diharapkan manusia mampu beribadah semestinya. Jadi manusia harus menjaga mula-mula: kebersihan diri mulai dari jiwa sampai perilaku serta predikat yang menempelnya, menjaga kebersihan turunannya, keberisihan lingkungannya mulai dari psychosfeer sampai sosiosfeernya, menjaga kebersihan hubungan antar manusia [menetapi janji, jujur dlsbg] Upaya itu harus terus menerus diusahakan.


By  A Baghowi Bachar

(Posting  28 Agustus  2011/24RAMADHAN 1432 H)

Tidak ada komentar: