Translate

Telusuri via Blog Ini

Sabtu, 06 Agustus 2011

40. QUR’AN SURAH XL : AL-MUKMIN


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.


40. QUR’AN SURAH   XL :  AL-MUKMIN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 28, dalam topik kedua (ayat 23 s/d 55 ), yang mengandung kisah Musa yang diutus Tuhan pada Fir’aun. Disini Musa berada di kandang macan. Namun waktu terjadi pertarungan dialog antar Musa dan Fir’aun, ada seorang laki-laki dari keluarga Fir’aun yang membela Musa dengan kata-katanya : Apakah engkau akan membunuh seorang laki-laki karena ia mengatakan “Tuhanku ialah Allah”, padahal ia telah datang padamu membawa keterangan keterangan dari Tuhanmu. Dan bila ia berdusta, maka ialah yang menanggung dosanya dan jika dia benar , maka akan menimpamu sebagian azab dari yang diperingatkannya iyu” ( 28 ). Mereka juga meragukan Yusuf yang datang sebelum Musa. Diteruskan dengan ajakan si Mukmin diatas untuk mengikuti Musa ( 38-44 ). Topik ditutup dengan peringatan tentang apa yang akan terjadi di hari kiamat dan diakhiri dengan perintah bersabar.
TEMA  SURAH :
Dengan ilustrasi yang sangat jelas, dinyatakan ujud sosok seorang MUKMIN, ialah seorang yang dalam keadaan yang bagaimanapun berani menyatakan keyakinannya. Suatu sikap yang mungkin membahayakan dirinya, namun jelas akan mempengaruhi pendapat umum, menerangi hati mereka yang ragu.
SUDUT PANDANG SURAH :
MENYATAKAN SIKAP itulah sifat seorang MUKMIN, apapun yang dihadapinya. Pantang bagi seorang mukmin untuk bersikap RAGU atau MENDUA. Sikap itu banyak macamnya, mulai dari DIAM (tanpa sikap menantang/provokatif), sampai menyampaikan PENDAPAT atau memperlihatkan dengan suatu TINDAKAN.
41. QUR’AN SURAH   XLI :  FUSSILAT/YANG DIJELASKAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 3 , sebagai bagian dari topik pertama ( Ayat 1 s/d 32 ), yang dibuka dengan kalimat ghaib dan diteruskan dengan penegasan bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Yang Maha Pemurah, ayat ayatnya jelas/dijelaskan, sebagai kabar gembira dan peringatan. Kebanyakan manusia menutup hatinya, yang diungkapkan dengan kata hati kami tertutup, telinga kami tersumbat dan antara kami dan kamu ada tabir” yang dilanjutkan dengan jawaban Tuhan, bahwa Muhammad itu hanya manusia seperti mereka, tetapi diberi wahyu untuk disampaikan. Ini berarti bahwa manusia hanya mampu memahami wahyu melalui wahyu itu, sebab yang menjelaskan wahyu itu Tuhan melalui wahyu-Nya.
Dilanjutkan dengan penegasan, bahwa celaka bagi kaum musyrik, ialah mereka yang tidak zakat dan tidak percaya pada hari akhir. Diteruskan dengan proses penciptaan Alam. (10-12). Dilarang syirk seperti kaum ‘Aad dan Tsamud. Ditutup dengan peringatan bahwa yang akan menjadi saksi manusia ialah kulitnya, penglihatan dan pendengarannya.
TEMA  SURAH :
Tema surahnya ialah bahwa ayat ayat Al-qur’an itu jelas/dijelaskan, artinya bahwa manusia kalau dia mau, pasti dapat memahami-nya.Siapa yang menjelaskan ? Tuhan. Tentunya melalui wahyu-Nya. Apa yang diterangkan dengan jelas ialah bahwa syirk itu apapun alasannya tidak dapat diterima oleh Tuhan, ialah mereka yang tidak membayar zakat dan tidak menyakini adanya hari kiamat, yang berarti mereka yang mencintai dunia. Manusia tidak mungkin membela dirinya, karena saksinya ialah kulit, penglihatan dan pendengarannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Tidak ada satupun alasan manusia untuk mengatakan bahwa dirinya tidak mampu memahami Al-Qur’an, karena Tuhan menyatakan bahwa ayat-ayatnya itu JELAS dan MENJELASKAN. Titik berat penekanannya ialah pada SYIRK, mempertuhan disamping Allah dengan gejalanya TIDAK MEMBAYAR ZAKAT dan TIDAK MEYAKINI AKAN ADANYA HARI KIAMAT atau CINTA-DUNIA.
42.  QUR’AN SURAH   XLII :  ASY- SYUURA/MUSYAWARAH
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 38, yang termasuk topik kedua ( 30-43 ) yang dibuka dengan penegasan, bahwa musibah yang menimpa manusia itu hasil ulah tangan manusia sendiri dan manusia tidak dapat lepas tangan dimuka bumi. Dilanjutkan dengan peringatan bahwa manusia itu tergantung mutlak pada Tuhan. Kehidupan manusia di bumi ini adalah rahmat Tuhan, namun yang disisi-Nya itu jauh lebih baik bagi mereka yang beriman dan bertawakal, ialah mereka yang :
R  Menjauhi dosa besar dan kemungkaran ;
R  Apabila marah memberi maaf ;
R  Mendirikan sholat; menafkahkan sebagian rezkinya ;
R  Membela diri bila didzalimi ;
R  Memutuskan segala urusannya melalui musyawarah.
TEMA  SURAH :
Digunakan upaya musyawarah dalam memutuskan segala urusan , karena musibah yang menimpa manusia itu akibat ulah manusia sendiri. Artinya bila manusia mau berupaya apapun, dia tidak boleh tidak harus mengingat akan kemaslahatan umum, maka logis harus dimusyawarah kan. Inilah pandangan Al-Qur’an yang menentang individualisme, inilah makna ukhuwah. Selanjutnya karena manusia wajib mendirikan peradaban Ilahiyah (berlakunya syare’at) dimuka bumi, dan dalam upaya meng-impplementasinya syare’at diperlukan akseptibilitas dan fisibilitas, maka untuk mencapai itu harus bermusyawarah. Musyawarah BUKAN UNTUK MENENTUKAN HUKUM/KEBENARAN, tetapi untuk menentukan JUKLAK-NYA SYARE’AT/hukum Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH:
MUSYAWARAH merupakan persyaratan dalam memecahkan permasalahan. Untuk dapat bermusyawarah manusia harus saling menghargai, mengakui perbedaan pendapat, saling mendengarkan dan yang paling VITAL/MENENTUKAN ialah mempunyai PERSAMAAN LANDASAN/KRITERIA. Satu-satunya landasan ialah hukum Tuhan atau Syare’at Diniyah.

By  A Baghowi Bachar

(posting  6 Agustus  2011/ 6 RAMADHAN)

Tidak ada komentar: