XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK
ATAU SUB-TOPIK SENTRAL YANG MEWARNAI
KANDUNGAN TIAP SURAH ATAU MENENTUKAN
TEMA SURAH.
40. QUR’AN SURAH XL :
AL-MUKMIN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat ke 28, dalam topik kedua (ayat 23 s/d 55 ), yang
mengandung kisah Musa yang diutus Tuhan pada Fir’aun. Disini Musa berada di
kandang macan. Namun waktu terjadi pertarungan dialog antar Musa dan Fir’aun,
ada seorang laki-laki dari keluarga Fir’aun yang membela Musa dengan
kata-katanya : ”Apakah engkau akan membunuh seorang
laki-laki karena ia mengatakan “Tuhanku
ialah Allah”, padahal ia telah datang padamu membawa keterangan keterangan
dari Tuhanmu. Dan bila ia berdusta, maka ialah yang menanggung dosanya dan jika
dia benar , maka akan menimpamu sebagian azab dari yang diperingatkannya iyu” (
28 ). Mereka juga meragukan Yusuf yang datang sebelum Musa. Diteruskan dengan
ajakan si Mukmin diatas
untuk mengikuti Musa ( 38-44 ). Topik ditutup dengan peringatan tentang apa
yang akan terjadi di hari kiamat dan diakhiri dengan perintah bersabar.
TEMA
SURAH :
Dengan ilustrasi yang sangat jelas, dinyatakan ujud sosok seorang MUKMIN, ialah seorang yang dalam keadaan yang
bagaimanapun berani menyatakan
keyakinannya. Suatu sikap yang mungkin membahayakan dirinya, namun jelas
akan mempengaruhi pendapat umum, menerangi hati mereka yang ragu.
SUDUT PANDANG SURAH :
MENYATAKAN SIKAP itulah sifat
seorang MUKMIN, apapun yang
dihadapinya. Pantang bagi seorang mukmin untuk bersikap RAGU atau MENDUA. Sikap itu
banyak macamnya, mulai dari DIAM
(tanpa sikap menantang/provokatif), sampai menyampaikan PENDAPAT atau
memperlihatkan dengan suatu TINDAKAN.
41. QUR’AN SURAH XLI :
FUSSILAT/YANG DIJELASKAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat ke 3 , sebagai bagian dari topik pertama ( Ayat
1 s/d 32 ), yang dibuka dengan kalimat ghaib dan diteruskan dengan penegasan
bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Yang Maha Pemurah, ayat ayatnya jelas/dijelaskan, sebagai
kabar gembira dan peringatan. Kebanyakan manusia menutup hatinya, yang
diungkapkan dengan kata “hati kami tertutup, telinga kami tersumbat
dan antara kami dan kamu ada tabir” yang
dilanjutkan dengan jawaban Tuhan, bahwa Muhammad itu hanya manusia seperti
mereka, tetapi diberi wahyu untuk disampaikan. Ini berarti bahwa manusia hanya mampu memahami wahyu
melalui wahyu itu, sebab yang menjelaskan wahyu itu Tuhan melalui
wahyu-Nya.
Dilanjutkan
dengan penegasan, bahwa celaka bagi kaum musyrik, ialah mereka yang tidak zakat dan
tidak percaya pada hari
akhir. Diteruskan dengan proses penciptaan Alam. (10-12).
Dilarang syirk seperti kaum ‘Aad dan Tsamud. Ditutup dengan peringatan bahwa
yang akan menjadi saksi manusia ialah kulitnya,
penglihatan dan pendengarannya.
TEMA
SURAH :
Tema surahnya ialah
bahwa ayat ayat Al-qur’an itu jelas/dijelaskan, artinya bahwa manusia kalau dia mau,
pasti dapat memahami-nya.Siapa yang menjelaskan ? Tuhan. Tentunya melalui
wahyu-Nya. Apa yang diterangkan dengan jelas ialah bahwa syirk itu apapun alasannya tidak dapat diterima oleh
Tuhan, ialah mereka yang tidak membayar zakat dan tidak menyakini adanya hari kiamat, yang berarti mereka
yang mencintai dunia. Manusia tidak mungkin membela
dirinya, karena saksinya ialah kulit, penglihatan dan pendengarannya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Tidak ada satupun
alasan manusia untuk mengatakan bahwa dirinya tidak mampu memahami Al-Qur’an,
karena Tuhan menyatakan bahwa ayat-ayatnya itu JELAS dan MENJELASKAN. Titik
berat penekanannya ialah pada SYIRK, mempertuhan disamping Allah dengan
gejalanya TIDAK MEMBAYAR ZAKAT dan TIDAK MEYAKINI AKAN ADANYA HARI KIAMAT atau
CINTA-DUNIA.
42. QUR’AN SURAH XLII :
ASY- SYUURA/MUSYAWARAH
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah
terdapat pada ayat ke 38, yang termasuk topik kedua ( 30-43 ) yang dibuka
dengan penegasan, bahwa musibah yang
menimpa manusia itu hasil ulah tangan manusia sendiri dan manusia tidak dapat
lepas tangan dimuka bumi. Dilanjutkan dengan peringatan bahwa manusia itu tergantung mutlak pada Tuhan. Kehidupan manusia di bumi ini adalah
rahmat Tuhan, namun yang disisi-Nya itu jauh lebih baik bagi mereka yang beriman dan bertawakal, ialah mereka yang :
R Menjauhi dosa besar dan kemungkaran ;
R Apabila marah memberi maaf ;
R Mendirikan sholat; menafkahkan sebagian rezkinya ;
R Membela diri bila didzalimi ;
R Memutuskan segala
urusannya melalui musyawarah.
TEMA
SURAH :
Digunakan
upaya musyawarah dalam
memutuskan segala urusan ,
karena musibah yang
menimpa manusia itu akibat ulah manusia sendiri. Artinya
bila manusia mau berupaya apapun, dia tidak
boleh tidak harus mengingat akan kemaslahatan umum, maka logis harus
dimusyawarah kan.
Inilah pandangan Al-Qur’an yang menentang individualisme, inilah makna ukhuwah.
Selanjutnya karena manusia wajib mendirikan peradaban Ilahiyah (berlakunya
syare’at) dimuka bumi, dan dalam upaya meng-impplementasinya syare’at
diperlukan akseptibilitas dan fisibilitas, maka untuk mencapai itu harus bermusyawarah. Musyawarah
BUKAN UNTUK MENENTUKAN HUKUM/KEBENARAN,
tetapi untuk menentukan JUKLAK-NYA
SYARE’AT/hukum
Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH:
MUSYAWARAH merupakan persyaratan dalam memecahkan permasalahan. Untuk
dapat bermusyawarah manusia harus saling menghargai, mengakui perbedaan
pendapat, saling mendengarkan dan yang paling VITAL/MENENTUKAN ialah mempunyai PERSAMAAN LANDASAN/KRITERIA. Satu-satunya landasan ialah hukum Tuhan
atau Syare’at Diniyah.
By A Baghowi Bachar
(posting 6 Agustus
2011/ 6 RAMADHAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar