Translate

Telusuri via Blog Ini

Selasa, 01 Januari 2013

MAKNA TAHUN BARU


Hari INI , mulai HITUNG langkah- kembali AMAL BAIK....mulai menghitung NIKMAT ALLAH, berbagi, berbuat kebaikkan kepada orang tua, anak, saudara, sesama manusia, hewan, lingkungan/alam...... ATAU ... HARI INI MULAI AMAL BURUK ?
 
berganti  tahun berganti waktu,  berganti hitungan usia, perjalanan   aktivitas, produktivitas, sejarah kehidupan orang, masyarakat, bangsa, peradaban manusia. hitungan  waktu kalender  kehidupan manusia  peradapan manusia  sejak  bangsa  indian kuno, maya, mesir, hindu, cina, Kristen, sampai  Islam  memberi  makna  filosofi  tentang  makna waktu bagi umat-umat pemeluknya, pentingnya waktu dalam "ritual keagamaan" atau dalam kehidupan dan kematian.
Kehebohan  "Kiamat 21-12-2012"  berdasarkan  perhitungan kalender bangsa Maya dan ber-akhirnya  tahun yang dimaknai sebagai  hari kiamat , disertai  perkiraan ilmiah  kemungkinan  tumbukan asteroid, benda langit  pada saat  tanggal 21 desember 2012.  Ternyata kehebohan  “dunia”  tersebut  tidak  terjadi, berapa dari mereka  yang percaya  telah mempersiapkan   “kematian” dan juga menghindari”kiamat”  dengan cara –cara  yang “aneh”, walaupun kemudian ternyata  perbuatan mereka tersebut suatu yang sia sia dan menggelikan .
 
Mengapa mereka percaya  hari kiamat dan saat terjadinya dengan perhitungan waktu? Mengapa  hampir sebagian manusia ikut  heboh  terpengaruh “issue” yang berdasarkan  kalender  bangsa Indian kuno tersebut atau kepercayaan bangsa Indian kuno ? sedangkan  mereka bukan  pengikut kepercayaan atau pengguna kalender  bangsa  Indian, atau mereka  menganggap  perhitungan kalender bangsa  maya yang  paling akurat- mengukur   umur alam raya sehingga sepatutnya  dipercaya.
 
Tahun  Masehi, Tahun  Imlek, Tahun Jawa, Tahun Hindu,….. sampai  Tahun Hijriah sudah   dikenal dan menjadi pedoman bagi pengikutnya. System  yang bermula  dan mempunyai  sejarah penanggalan,  mempunyai dasar filosofi /  akarnya penentuan tahun, apakah berdasarkan  bulan atau peredaran matahari  dan tujuannya.
 
Seperti misal Tahun Masehi berdasarkan  peredaran matahari   dan di mulai  awal tahun pada saat berakhir musim salju/dingin/ beku ke musim semi atau panas. Atau  konon  memperingati  hari dewa matahari atau symbol  dari dunia gelap menjadi terang. Begitu  juga  hari raya  Imlek  penentuan didasarkan filosofi Hewan/ Alam.
 
Berbeda  sekali  filosofi Tahun Hijriah sebagai tahun islam yang berdasarkan peredaran bulan, ditentukan dan dimulai dari peristiwa Hijriah Rasulullah Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin  berhijriah dari Mekkah ke Medinah karena perintah Allah, sebagai cara konsolidasi dalam perjuangan dakwah dari  serangan fisik-psikologis atau penentangan kaum musyrikin mekkah  terhadap Nabi Muhammad SAW yang  pengemban wahyu Allah  atau ajaran  islam kepada  manusia dan pengikutnya; peristiwa  tersebut oleh Khalifah Umar bin khatab  di jadikan awal tahun Islam; tahun  yang  berarti berhijriah dari  jaman jahiliyah ke jaman Islam/Keselamatan/Pencerahan/Pembebasan dari yang bathil; Tahun baru Hijriah, 1 Muharam  di maknai  sebagai  kembali kepada  kehidupan  yang Benar/Haq  / Pencerahan/Keselamatan/ Kembali ke Fitrah Manusia  sebagai muslim atau makhluk Allah atau Syareat Allah.
Oleh  karena itu bagi seorang muslim, merayakan awal tahun baru  merupakan evaluasi ibadah – amalan sholeh kepada Allah SWT, menjadikan langkah awal jalan “berhijriah” - dari perbuatan  bathil/jahiliyah ke jalan kebenaran/Haq yang diredhoi Allah SWT. Konsolidasi  keimanan, ketahuidan  setiap tahun, perubahan perubahan “hijriah” menjadi insan yang mukhsin atau nafs muthmainah. Bukan   sekedar   kesejahteraan  fisik –bathin/mental  keduniaan saja, tapi juga  kesejahteraan  akhirat/ukhrowi.
 
Mudah mudahan, waktu  menjadi sangat  bermakna –dalam  detik detak detup nafas kita , menjadi “roda  berhijriah”  menuju insan yang menghamba  pada “dunia dan akhirat” karena Allah SWT, sesuai yang Allah berikan  “sebagai tauladan manusia sampai akhir jaman” yaitu Rasulullah Nabi Muhammad SAW dengan  mengikuti “ jalan Hidup” yang dituntun oleh kitab suci Al Quran.


Tidak ada komentar: