Translate

Telusuri via Blog Ini

Jumat, 24 Juli 2015

Makna Idul Fitri dan Silahturahim


"Kembali ke Fitrah"- kembali kepada kesucian ;  kembali ke jati diri sebagai orang beriman, orang islam, orang yang patuh dan tunduk kepada Maha Pencipta-nya kembali sebagai  orang yang menang  .. dan...sebagainya. Begitulah menggemanya ungkapan tersebut di ucapkan, dituliskan, disebarkan oleh ustadz, media informasi, media sosial dan oleh kita dalam silahturahim. Betapa mulianya  ungkapan - makna  dari kembali ke fitrah seusai kita melaksanakan Puasa  ramadhan dan merayakannya pada 1  Syawal.  Selepas  waktu yang terus berjalan.... seperti tertiup angin...bekas  jejak ungkapan-makna idul fitri pun seperti menghilang....bahkan  berselang  berapa hari setelah 1 Syawal. ..ungkapan terbaik- dalam wujud mudik lebaran- silahturahim antar keluarga, saudara, teman, yang lalu-  mulai meluntur atau mengalami erosi.  Hal ini terungkap dari  ucapan atau pernyataan, tulisan  di media sosial atau elektronik, media informasi tertulis yang menunjukan sikap -perilaku yang mencerminkan intoleransi, menyebarkan fitnah, menyulutkan permusuhan, kebencian bahkan adudomba untuk saling bermusuhan, berperang... 
Sangat disayangkan "tokoh atau orang menjadi contoh /panutan" ikut mengumbar "issue issue" yang mempengaruhi  umat /masyarakat dengan wajah yang "Marah" bukan menyejukan dan mendamaikan -merukunkan umat dalam setiap  timbul konflik atau masalah antar warga, masyarakat, agama(SARA). Sangat  disayangkan "buah ramadhan" tidak tampak terlihat -terwujud dalam tutur kata, tulisan sebagai orang yang damai, peduli sosial dan lingkungan, orang yang menjadi rahmatan alamin. 
Jelaslah Islam itu Damai dan Sejahtera; Sebab itu ramadhan, syawal, menjadi  moment  moment latihan -  menjadi orang yang  lembut hatinya,  jernih pikiranya, dan teduh-sejuk  emosinya...selain terjaga   setiap waktu oleh  moment sholat dan rukun rukun islam yang lain.  Sangat lah  berbeda  jika  sebaliknya ...hati yang keras, pikiran yang kotor, emosi yang panas-gelisah ...tidaklah mungkin mewujudkan  islam yang damai-sejahtera atau rahmatan alamin. oleh karena itu wujud  islam adalah  damai dan sejahtera - sesuai sebagai  agama yang fitrah; sesuai dengan fitrah  manusia yaitu sebagai Hambah Allah, Makhluk  Allah.

Makna Silahturahim adalah fitrah manusia  sebagai  makluk  sosial yang saling bergantung, saling membutuhkan dalam tali kekeluargaan, persaudaraan, persahabatan/pertemanan atau satu umah ; umat manusia.  Sesungguhnya  silahturahim menghilangkan  permusuhan, perselisihan, konflik diantara manusia sehingga mengrekonstruksi menjadi persaudaraan, perdamaian, dan mewujudkan kebersamaan  dan kesejahteraan umat manusia.  

"Wajah umat islam " terwujud  dalam  tali silahturahim yang kuat  dalam kontruksi Islam yang Damai dan Sejahtera. Suatu Utopia  bila "terpecah" tali silaturahim. Rekontruksi-restrukturisasi sosial -budaya,ekonomi, politik, - terjadi  pada  saat  bulan puasa ramadhan dan bulan syawal-  menjadi momen "start" untuk  memperbaiki dan menjaga   serta  meningkatkan "jati diri" umat islam.
Profil  umat  islam "mudah terlihat" dari profilnya di media sosial/informasi; ungkapan sikap-perilaku, pikiran -emosi menjadi ukuran/parameter/faktor dari  wujud "wajah " orang yang  mengungkapkan "kematangan" sikap-prilakunya dalam ber-islam. Tentunya diharapkan - selepas  Idul fitri  1436 Hijriah ini,  profil ungkapan  di media sosial / informasi lebih baik, lebih hati hati, lebih  sejuk, damai dan  menguatkan tali silahturahim


Tidak ada komentar: