“
Tubuh “ menjadi komoditas,- penghasil uang, “kekayaan” atau Kapitalisasi
organ tubuh –merupakan aset untuk mencari
uang. Apakah maksudnya ? Perlu mengenali diri tentang tubuh manusia secara garis besar dan keunikan manusia dalam perilakunya.
Secara fisik,
manusia diberi organ tubuh yang sempurna, yang terdiri dari bagian
kepala, tubuh dan anggota gerak tubuh, dan alat kelamin dan reproduksi.
Secara Anatomi bagian kepala memiliki otak dan
bagian indra- mata, telinga, hidung dan mulut
yang berfungsi sebagai pintu masuk-keluar makanan-minuman kedalam tubuh;
melalui bagian leher sampai perut.
Tubuh memiliki bagian organ paru
paru-sebagai pernafasan, usus sebagai
pencernaan, ginjal sebagai
pengolahan,pengatur dan pembuangan cairan tubuh, jantung sebagai pompa
–aliran darah, dan organ alat kelamin sebagai reproduksi dan hasrat biologis. Bagian
anggota gerak terdiri dari tangan dan
kaki yang berfungsi sebagai alat gerak;
memegang, berjalan dan bertujuan mewujudkan
kebutuhan dirinya dalam bermacam bentuk.
Keunikan manusia dari segi perilakunya adalah berbudaya yang menciptakan peradaban dari waktu ke waktu. Manusia mampu merubah atau merekayasa dirinya dan lingkungannya menjadi "sesuai dengan mimpinya", menciptakan tehnologi untuk memudahkan -menopang kehidupannya. Itulah perbedaan manusia yang esensial dibandingkan mahluk lain. Dengan kata lain manusia esensinya memiliki "kehendak bebas/ free will" ; sesuatu yang mendorong manusia -mampu untuk hidup dan bertahan hidup dalam keadaan apapun, lingkungan apapun dengan berpikir- untuk merubah, memperbaruhi, mengembangkan, menciptakan pengetahuan, ilmu dan tehnologi "sesuai dengan tujuan hidupnya atau kepentingannya".
Peradaban manusia yang dihasilkan dari kehendak bebas dapat menghasilkan "nilai atau norma" baik - buruk atau diterima dan tidak diterima dalam kehidupan sosial manusia. Nilai nilai / norma norma yang dijalani atau dipraktekan sesuai kepentingan individu atau orang banyak yang bisa "menyimpang atau dimanfaatkan yang merugikan orang lain". Sesuatu yang tabu bisa menjadi hal "biasa" atau tidak tabu di suatu kelompok atau komunitas; begitu juga suatu bangsa atau negara.
Dalam masyarakat sekarang ini, sekat sekat perbedaan -atau kesenjangan nilai nilai peradaban manusia makin sempit atau berkurang, terutama sejak era tahun 2000 an , era kemajuan tehnologi informasi berbasis digital/internet, internet of thing, melalui mesin pencari data yahoo, google, media daring seperti facebook,twitter, whats-app, youtube, instagram, tiktok, dll. dan ditunjang dengan tehnologi handphone berbasis komputer sederhana sampai yang superkomputer -menjadi smartphone; demikian juga perangkat komputer personal((PC), komputer lap-top, komputer tablet dengan kemampuan kecepatan internet 5 G. Interaksi antara manusia yang cepat dan interaktif juga berdampak negatif -selain positif; yaitu sumber informasi tidak benar (hoaks)atau konten informasi yang diplintir atau informasi pencitraaan palsu(fake) sebagai sesuatu yang disengaja untuk kepentingan tertentu(perang informasi/opini).
Efek dari sebaran informasi via medsos(medial sosial internet) dari sisi ekonomi juga berdampak positif dan negatif. Bagaimana ekonomi berkembang melalui media berbasis aplikasi digital, seperti gojek, grab, marketplace, e-commerse, medsos-youtube,tiktok, instagram, dan semua transaksi berbasis digital. Pelaku usaha dan penggunanya saling mendapatkan manfaat atau keuntungan( dampak positif), namun sebaliknya dapat terjadi sebaliknya bila basis data digital disalahgunakan untuk kepentingan sepihak apakah oleh pelaku usaha(produsen) atau pengguna usaha(konsumen) atau oleh pihak ke 3 (hacker).
Dalam dunia medsos , pengisi youtube, tiktok, instagram bisa mendapatkan "bayaran" bila mencapai nilai konten tertentu dan juga dari iklan dalam konten yang dilihat. Prinsip simbiosis mutualisma ini sudah menjadi "penghasilan" bagi jasa produsen media dan jasa pengisi media. Bagaimana jasa pengisi media membuat konten yang baik atau banyak dilihat penonton/pemirsa ? Sesuai dengan target ke pemirsa - dengan sengaja tidak mendidik atau dis-informatif, namun banyak juga yang informatif dan mendidik, mencerahkan, dll.
Pelaku " negatif " yang sengaja menjadikan "konten" sebagai jualan ; sebagai penghasilan / komoditas yang meniadakan atau tidak peduli atau bertentangan, melanggar dengan nilai nilai atau norma norma umum yang berlaku, Contohnya seperti tulisan-ucapan hoaks, opini sesat; perbuatan asusila, jahat dalam ber-medsos. Dalam "perang " informasi/berita bahkan ada "sponsor atau pendana " dari konten yang di produksi di medsos dengan tujuan propaganda, framing opini/pengaruh, pengalihan issue, proxy war, chaos , dll. Sasaran terutama kepada masyarakat awam atau masyarakat yang rentan terhadap konten disinformatif-destruktif/hoaks/fitnah/fake.
Peradaban era milinial saat ini, dimana mesin robotik dengan era tehnologi internet of thing(IoT) 4/5. dengan aplikasi artificial intellgence(AI) , semakin memudahkan manusia bekerja dan memenuhi kebutuhannya dalam segala aspeks kehidupan; terutama dalam aspeks sosial ekonomi, pendidikan, hukum-keamanan dan -sosial politik, serta sosio-budaya. Dengan mudah terjadi pergerakan -percepatan aspeks aspeks tersebut berubah dan saling mempengaruhi.
Ketika "kebohongan, kepalsuan, ketidak-sopanan, ke-asusilaan, dll" menjadi komoditas yang di"produksi" secara sengaja, terus menurus dan menguntungkan ke media sosial - maka akan berdampak pada pemirsa atau penonton -penerima konten yang negatif; menimbulkan persepsi salahpaham, kebencian, permusuhan, konflik bahkan "perang"; perubahan persepsi dalam sikap dan juga perilaku yang negatif.
Banyak contoh dalam konten di youtube, tiktok, reels(instagram),dll. seperti orang yang "tidak malu" tampil "memamerkan" bagian tubuh yang seksi atau sensitif agar dapat follower atau like atau komentar atau sekedar "iseng dan curhat" kepada teman kencannya; namun ada sengaja mengendorse atau mengiklankan diri untuk tujuan/motif transaksi bisnis/ekonomi. Apa yang terjadi pada era sekarang ini akan semakin terbuka di masa yang akan datang , pengaruh nilai nilai global semakin besar dan tidak bisa dibendung dengan menetapkan aturan lokal atau norma kelompok, tetapi sangat ditentukan kekuatan-kemampuan, kepribadian yang konsisten /teguh, konsep diri secara individual yang kuat. Perilaku manusia dituntun oleh nilai nilai masyarakat yang universal dan nilai nilai agama yang juga adaptif dan kontekstual dalam implementasinya secara individu; perilaku seperti inilah yang dianggap "sholeh atau berakhlak mulia". Apapun konten dalam medsos ' tidak mudah mempengaruhi atau berdampak destruktif-distorsif pada sikap-perilaku secara individu; "kekebalan dari virus '"kebohongan, kepalsuan, ketidak-sopanan, ke-asusilaan, dll." yang dijual sebagai komoditas atau tujuan psywar, proxywar.
Solusi secara individu adalah perubahan "mindset" dalam sikap-perilaku dalam melihat dunia secara global; dunia pendidikan tidak bisa dengan pendekatan formal kurikulum saja tetapi perlu menga-antisipasi perubahan cepat perilaku-budaya secara global - dimana migrasi manusia semakin cepat dan luas melalui dunia wisata manca-negara yang terbuka ke bagian terasing bumi ini. Pembentukan kepribadian yang toleran, berjiwa/mental global dan taat pada nilai nilai universal manusia, menjadi prioritas dan kepentingan bersama dalam lembaga pendidikan informal dan formal. Kegagalan dalam pembentukan manusia yang" tangguh tersebut" akan menghasilkan manusia yang gagal beradaptasi - intoleransi, radikal, dan pengacau peradaban, dll.atau bahasa kasarnya "sampah peradaban".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar