Renungan .. sebuah perjalanan waktu.
memandang dunia dari sudut sejarah dan realitas hari ini hingga ramalan hari esok jauh.., aku tercenung dengan apa arti kehidupan, kemanusian, dan peradabannya ? . sejarah manusia dalam damai dan perang, silih berganti -sejak nabi adam , kelompok suku, kerajaan , sampai negara demokrasi -saat ini. manusia seperti sifatnya, karakternya - mempunyai jiwa atau perangai baik dan buruk. sepertinya mengendalikan manusia menjadi pendamai atau pembuat perang/kerusakan. dominasi ada tidaknya sifat baik atau buruk dalam setiap orang/kumpulan orang, mewarnai kehidupan orang atau kelompok orang, masyarakat, bahkan kehidupan berbangsa ataupun hubungan antara negara. betapa kehidupan manusia diliputi pristiwa perperangan dan juga perdamaian atau konflik -pertikaan dan hubungan rukun -damai. dalam terminologi bahasa -antara cinta dan benci melahirkan keterikatan atau sebaliknya perceraian-penguraian-perpecahan. asal usul pengetahuan tentang " cinta dan benci " melahirkan filosofi kehidupan atau filsafat tentang hidup mencapai kebahagian. pencapaian nilai nilai tertinggi dari sesuatu otoritas yang diyakini yang patut diakui dan dihormati, menjadi munculnya nilai nilai ketuhanan atau lahirnya agama sebagai kepercayaan untuk mengikuti nilai cinta, baik dan menjauhi nilai benci, buruk, jahat.
Agama ... menjadi nilai nilai kelompok manusia, suku, bangsa , bahkan meluas antara bangsa; bahkan sejak lahirnya sebagai agama animisme , dinamisme sampai agama wahyu/ para nabi - rosul, hakekatnya mengajarkan kehidupan yang " penuh cinta, kebaikan " kepada penganutnya, mengajarkan setiap orang menjadi baik dan cinta terhadap manusia , terhadap alam, terhadap yang maha tinggi/kuasa atau yang dianggap sebagai tuhan, dewa.
Esensi nilai agama , sebenarnya hanya berarti dan berguna bagi penganutnya sebagai individu, nilai yang menjadi kebutuhan dalam menjalani realitas kehidupannya, menghadapi masalah kehidupan, bahkan cara memperoleh kehidupan yang damai, bahagia, penuh cinta terhadap dirinya dan lingkungannya. namun ... dan aneh , ketika orang menggunakan agama untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya dengan berakibat kepada orang atau kelompok lain secara negatif,; timbul kebencian, kekejian, bahkan membunuh dengan atas nama agama atau kalimat tuhan.
Timbul peperangan atas agama atau antara agama karena sifat-sikap- perilaku penganut agama yang kehilangan jatidiri esensi dari agama itu sendiri. penganut agama yang menganggap pemangku tanggung jawab atas nama tuhan atau mengangkat dirinya sebagai simbol pemilik nilai kebenaran tuhan, sehingga menggunakan otoritas dirinya kepada penganut lain untuk mengikuti hawa nafsunya sendiri; penganut agama yang taklid buta mengikuti saja fatwa yang ' hakekatnya adalah buah pendapat pribadi, bukan nilai nilai tuhan sebenarnya. Pengikut yang setia dari "sang imam" menjadi terbiaskan dari esensi nilai agama dan semakin jauh hanya mengikuti apakata sang imam- dan sangat sulit menilai dengan objektif ; hal tentang nilai baik -buruk, benar -salah atau cinta -benci.
Sungguh... kelemahan agama adalah sudut orang beragama , apakah agama hanya sebagai atribut atau alat, simbol untuk dirinya atau agama sebagai pandangan hidup atau kebutuhan hidup yang menghidupkan untuk dirinya ? atau kedua-duanya ?
Suatu kondisi yang harus ada , tidak bisa tidak ada ( qonditio sine quanon) , setiap orang mempunyai pilihan beragama atau keyakinan; orang memilih beragama atau tidak beragama , suatu hal yang sama kondisinya. Orang yang memilih tidak beragama atau tidak berkeyakinan adalah buah akal, kalbu, pikiran terhadap dirinya dan alam hidupnya, begitu pula orang yang memilih beragama atau berkeyakinan. Sikap, perilaku dari pilihan itu , melahirkan ritual-seremonial , gaya hidup, budaya dalam kehidupan yang khas, unik, "bahkan dianggap nyeleneh, tidak masuk akal, dll." bagi orang yang berbeda pilihan, bahkan perselisihan, perkusi, permusuhan, perperangan ; bahkan diantara orang yang sama sama beragama dengan sama pilihan. Seolah - olah ada pemeluk pilihan ingin mendominasi yang lain atau beda pilihan sebagai yang "Benar dia dan yang lain Salah"; bahkan kehidupan dunia dibuat menjadi hitam-putih (dunia salah -benar).
Sebagai manusia yang bersosialisasi, manusia menjadi berkelompok, bermasyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara- dengan sendirinya, timbul aturan sosial atau norma sosial atau perjanjian sosial tertulis ataupun tidak tertulis - yang kemudian menjadi peraturan, undang-undang, bahkan undang undang dasar berbangsa dan bernegara. Sebagai individu dan anggota masyarakat atau warga negara tentu ada hal yang disepakati bersama dan ada yang tidak diterima secara individu, namun kepentingan bersama dapat menjadi utama dari pribadi bila memiliki tujuan yang mulia dan bersama. Nilai nilai individu tidak bisa dipaksakan begitu saja kepada nilai nilai pentingan masyarakat yang sudah mapan atau bila sudah menjadi tradisi-budaya yang sangat lama.
Perubahan sosial terjadi bila nilai nilai individu yang baru( Pembaruan/Inovasi/Kreasi/Penemuan) dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat; bahkan masyarakat dunia. Namun secara individu atau kelompok nilai nilai yang diterima dapat berdampak berbeda; mungkin bagi yang lain memberi dampak baik/ positif tetapi bagi yang lain -justru menjadi buruk/ negatif.
Perubahan sebagai manusia bersosial, ber-agama/keyakinan, berinovasi-cipta budaya atau ilmu dan tehnologi, tradisi sosial dan perubahan adaptasi alam berakibat timbulnya peradaban- generasi peradaban yang berbeda -berselang berapa abad kehidupan manusia, sampai generasi peradaban milinial/ tehnologi informasi 5.0(5.0 era). Perubahan utama akibat tehnologi digital-informasi, internet of the thing(IOF), dimana transformasi informasi yang cepat dan tehnologi mekanik-elektrik, digital berbasis printah/ internet of the thing dengan kecepatan G 5/6 , membuat semua produk jasa -barang lebih efisien-efektif- serba super dibandingkan 1 dasawarsa sebelumnya, apalagi jauh kebelakang. Berbasis Big Data- artificial intelligen (inteljen artifisial/buatan) atau sebagai mindchips robotic(artificial brain), membuat mesin yang dikerjakan manusia bisa bekerja secara robotik , kendaraan transpor pribadi-umum tanpa sopir, dan aplikasi bidang lainnya.
Hal tersebut menimbulkan perubahan yang mengejutkan atau ledakan perubahan yang dasyat ( Disruption era) bagi semua manusia di muka bumi ini- tanpa perkecualian. perubahan yang berdampak keseluruh aspek kehidupan manusia dan interaksi manusia dengan alam-lingkunganya , bahkan diluar alamnya -seperti luar angkasa.
Perubahan sudut pandang manusia terhadap perubahan tersebut dapat menjadi tantang bagi agama atau pengikut -pemeluk agama atau keyakinan yang sudah mapan. Dimana kedudukan dan peranan agama atau pemuka agama atau pengikut agama terhadap perubahan nilai baru yang timbul? apakah agama semakin jauh (degradation) atau menjadi terkuatkan(reinforcement)? Bila kesenjangan kesenjangan makin timbul dan makin jauh , maka konflik dalam beragama semakin banyak- dan panjajng, tetapi bila semakin hilang, agama menjadi rahmat bagi pemeluknya.
Antispasi kesenjangan sangat penting dengan cara merefleksi, mereview, merenovasi - evaluasi semua kemajuan dengan nilai esensial dari pesan pesan agama yang universal.
Hakekat dari nilai universal itu adalah nilai kemanusian yang di-muliakan, di-utamakan oleh manusia itu sendiri. Memanusiakan-manusia dari manusia yang mempunyai sifat kehewanan, kebinatangan, dari paham hukum rimba- atau hukum alam -rantai makanan. Kemanusian yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, bagi makhluk hidup dan lingkungannya.
Keragaman budaya manusia , agama, keyakinan, menjadi kekayaan nilai nilai kemanusiaan, dan menjadi rahmat dan kebahagian bagi seluruh makluk di planet bumi ini. Hal ini bukan suatu utopia dengan era digital tehnologi informasi 5.0. Hubungan erat dapat dijalin dengan jaringan informasi yang terekam, terjamin, terikat dan terenkripsi suatu proses transaksi sosial, ekonomi, hukum, keamanan, budaya, dll,nya.
Sekian... coba renungkan kembali -- dalam kita beragama !!!