XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP
SURAH ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.
TOPIK
SENTRAL SURAH:
Nama judul surah ini terdapat pada seluruh surah, karena
surah ini hanya berceritera tentang
kehidupan Yusuf, mulai kecil sampai tua. Tuhan menyebut biografi Yusuf itu dengan
‘ahsanil qoshosh’. Mula mula diceriterakan
tentang mimpinya dan diramalkan oleh ayahnya Yaqub, bahwa ia akan dianugerahi
kemahiran membaca takbir mimpi. Karena saudara saudaranya dengki dan iri
terhadapnya karena ayah mereka lebih mencintai Yusuf daripada mereka, maka
Yusuf kemudian disingkirkan, namun Tuhan menolongnya dengan adanya orang Mesir
yang mengambilnya. Fitnah kedua menimpa Yusuf, sampai dia masuk penjara. Namun
karena dia mampu menakbirkan mimpi raja
, dia diampuni dan dijadikan salah satu menterinya. Dia mampu menyelamatkan
Negara, waktu ada musim kemarau panjang. Kemudian waktu bertemu dengan saudara
saudaranya kembali, Yusuf tidak mendendam, malah berusaha untuk mengembalikan
keutuhan keluarganya.
TEMA SURAH.
Cerita suatu keluarga yang dimuliakan Tuhan
dengan beberapa kelebihan. Tidak
disebutkan hubungan dengan kaumnya, sehingga apakah Yakub dan Yusuf itu seorang
Rasul, tidak ditegaskan dalam surah ini, hanya pada ayat penutup surah
disebutkan bahwa kisah para Rosul itu menjadi pelajaran bagi orang orang yang
berakal. Menurut ayat 3 dan 110 dapat
disimpulkan bahwa ceritera ini untuk memperkuat kerasulan Muhammad. Dari
ceritera itu dapat disimpulkan bahwa
bila manusia itu mengikuti kata nuraninya, dia dapat membedakan mana yang benar
dan mana yang salah. Surah ini menjelaskan QS. 30:30. Juga bahwa diberikan
kelebihan oleh Tuhan dapat menjadi fitnah bagi manusia.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah ini menunjukkan bahwa manusia MUDAH MENGIKUTI WAHYU, asal dia mau mendengarkan KATA NURANI/FITROH-nya. Nuranilah yang mampu melawan
kecenderungan manusia [nafs-nya] yang melekat dalam takdirnya .
XIII.
QUR’AN SURAH XIII : AR-RA’D/GURUH
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat 13 yang merupakan
bagian dari topik pertama yang merupakan topik sentral surah. Topik ini menyatakan bahwa
guruh itu
pada hakekatnya BERTASBIGH pada Tuhan, senafas dengan para malaikat.
Selanjutnya dipaparkan tentang ke-Maha Kuasanya Allah, yang dilukiskan melalui
fenomena alam. Seterusnya diikuti dengan pernyataan yang unik, ialah bahwa
fenomena yang dahsyat itu tidak perlu menbuat manusia tercengang, yang harus
membuat manusia tercengang seharusnya sikap manusia yang memungkiri hari akhir
!. Dijelaskan selanjutnya bahwa fenomena
alam baik yang menakutkan maupun yang menakjubkan manusia itu pada hakekat
merupakan suatu peristiwa “ungkapan tasbigh”/cara
makhluk Tuhan sujud
dihadapan Kholik. Bagi manusia cara sujud telah diajarkan para
Rasul, diantaranya ialah do’a.
TEMA SURAH :
Dari kandungan topik sentral diatas, manusia disadarkan akan
KEMAKHLUKAN-nya, melalui suatu ungkapan yang sangat unik : mengapa
manusia tercengang menyaksikan peristiwa fenomena alam?. Seharusnya manusia harus merasa heran, mengapa
manusia tidak menyakini akan datangnya hari akhir!!Saksikan peristiwa alam
disekitar kita !. Kecuali memberi bukti
bahwa akan ada hari akhir bagi kehidupan ini, juga menggambarkan bagaimana tiap
makhluk tidak terkecuali, dengan caranya sendiri bertasbigh dan sujud pada
Tuhan, dimana dan kapanpun. Mengapa manusia, khalifah-Nya justru tidak ?!. Tema sentral ini mengajarkan bagaiman
menghadapi alam, bahwa alam itu makhluk Tuhan yang juga sujud padaNya, sehingga
alam itu selalu tunduk pada tujuan penciptaannya, ialah alam diciptakan untuk
kepentingan manusia demikian rupa sehingga memungkinkan manusia untuk hidup
beribadah pada Tuhannya didunia ini. Manusia disamping harus menggunakan alam,
juga wajib menjaganya sebagai khalifah Tuhan di bumi ini.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah ini menyadarkan manusia bahwa bagaimanapun manusia
itu TETAP MAKHLUK dan WAJIB
bagi setiap makhluk BERTASBIGH, sangat
mengherankan bila makhluk tidak mau sujud.
XIV.
QUR’AN SURAH XIV : IBRAHIM.
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat ke 35, yang merupakan ayat pembuka topik ke 3,
topik sentral surah. Topik ini hanya berisi do’a Nabi Ibrahim:
R Mohon
supaya Tuhan menjadikan negeri ini aman sentausa dan jauhkan aku dan anak
cucuku dari menyembah berhala
R Bahwa
berhala itu telah menyesatkan manusia, dan siapa yang mengikuti Ibrahim
termasuk golongannya dan siapa yang mendurhakai-ku ,maka Tuhan Maha Pengampun.
R Bahwa
Ibrahim telah menempatkan keluarganya didekat baitulloh, meskipun berupa tanah yang
tandus, agar mereka tetap sujud dan hatinya selalu merindukan Tuhan, mohon
diberikan rezki yang berupa buah buahan, agar mereka bersyukur.
R Mensyukuri anugerah Tuhan yang berupa anak anaknya
dihari tuanya, sesungguhnya Tuhan itu Maha Mendengar do’a.
R Supaya
dirinya dan anak cucunya tetap mendirikan shalat
R Diampuni
dirinya, ibu- bapaknya dan semua orang yang beriman pada hari perhitungan.
TEMA
SURAH :
Tema
ini berupa do’a, ialah suatu keinginan/PILIHAN dari Nabi Ibrahim yang dapat
disimpulkan maknanya, bahwa dia memilih kehidupan ditanah tandus, karena itu yang
mendekati Tuhan, sehingga terjauh dari politheisme, dapat tetap sujud pada
Tuhan dan mensyukuri apa yang diberikan-Nya. Inilah hakekat pilihan hidup seorang
muslim.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Satu satunya PILIHAN bagi
manusia ialah MENDEKATKAN DIRI pada Tuhan, kalau
perlu memilih kehidupan yang tandus dan gersang atau berani mengikis
hubbud-dunia/kecintaannya pada dunia.
XV. QUR’AN SURAH XV :
AL-HIJR/DAERAH PEGUNUNGAN
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat 80, yang merupakan
bagian dari topik surah ke 3 yang menceriterakan tentang kaum kaum yang
mengingkari para Rasulnya, sehingga dibinasakan Tuhan. Bermacam macam perilaku
yang dilarang Tuhan, namun mereka tetap mengabaikannya sehingga datanglah
saatnya adzab Tuhan membinasakannya, termasuk penduduk Hijr yang telah memahat
gunung menjadi rumah mereka. Rumah yang seharusnya kuat dan tahan hancur.
TEMA SURAH :
Dari topik itu dapat disimpulkan bahwa bagi tiap kaum
atau negeri memiliki batas hidupnya bila mereka berperilaku bathil dan setelah
datang peringatanpun masih tetap diteruskan. Datangnya peringatan itu merupakan
titik batas
permulaan kejayaan atau kehancurannya.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Datangnya
peringatan dari Tuhan merupakan BATAS PENENTU
hidup manusia selanjutnya. Bagi manusia zaman sekarang batasnya ialah
diturunkannya Al-Qur’an, tidak ada
alasan bagi kita untuk menunda-nunda mengikutinya. Artinya sebelum kita lahir batas/point of no return itu telah datang.
XVI. QUR’AN SURAH
XVI : AN-NAHL/LEBAH
TOPIK
SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat 68 dan 69 yang
merupakan bagian topik ke 5, dimana dinyatakan tentang rahmat Tuhan: menurunkan
hujan untuk menghidupkan bumi, binatang ternak untuk memenuhi kebutuhan
manusia, pohon kurma dan anggur dan mewahyukan lebak untuk membuat sarangnya dipepohonan dan
makan dari beraneka ragam bunga, yang menghasilkan madu yang sangat berguna
bagi manusia, maka tempuhlah jalan Tuhanmu [shiratol
mustakim] yang telah diciptakannya untukmu. Dengan jalan ini
manusia akan berguna seperti lebah yang menghasilkan madu yang merupakan obat
bagi manusia.
TEMA SURAH :
Dari kandungan topik itu dapat disimpulkan bahwa Tuhan
menciptakan segala kebutuhan manusia dan memberi WAHYU
pada lebah sehingga ia sangat berguna bagi manusia. Di-isyaratkan disini bahwa fungsi wahyu itu
untuk memberikan kemampuan bagi yang mengikutinya menjadi makhluk yang berguna.
Manusiapun diberi wahyu yang berupa Al-Qur’an. Ini mengandung
arti bahwa fungsi Al-Qur’an itu sama dengan fungsi wahyu yang diberikannya pada
lebah dan diikuti oleh lebah, sehingga lebah menjadi sangat berguna. Kalau manusia
mau berguna hidupnya, maka dia harus mengikuti wahyu.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah
menegaskan tentang fungsi wahyu. Siapa yang mau berguna dalam kehidupan duniawi
ini, ia harus mengikuti wahyu dan sebaliknya siapa yang tidak mengikuti wahu,
pasti akan merusak kehidupan ini.
XVII.
QUR’AN SURAH XVII :
AL- ISRO’ - BANI ISRAIL
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah yang pertama terdapat pada ayat pembuka
surah, yang menyatakan, bahwa Tuhan telah memperjalankan hambanya pada suatu
malam dari masjidil Haram ke masjidil Aqso untuk memperlihatkan padanya tentang
tanda-tanda kebesaran-Nya. Nama yang kedua terdapat mulai dari ayat kedua dan
banyak ayat-ayatnya yang lain, seolah-olah surah ini ditujukan pada Bani
Israil, yang menceriterakan sikap Bani Israil mulai dari nenek-moyangnya, ialah
turunan mereka yang diselamatkan dengan Nabi Nuh sampai pada zaman Musa dan
‘Isa.
TEMA
SURAH :
Sulit untuk sekaligus memahami tema sentral surah ini,
kalau kita tidak melihat kandungan seluruhnya. Ayat pertama dapat kita mengerti
sebagai salah satu mu’jizat yang diberikan pada Muhammad dan ada lagi
semacamnya ialah ayat 60 yang diantaranya dikatakan: Kami jadikan ru’yah yang Kami perlihatkan
padamu, sebagai ujian bagi manusia dan demikian pula pohon yang terkutuk dalam
neraka. Salah satu bukti yang selalu diminta manusia untuk
membuktikan kebenaran kerasulan seseorang ialah mu’jizat.
Dalam surah ini Tuhan mengenalkan mu’jizat yang pernah
diberikannya pada Muhammad dan mu’jizat yang dikandung Al-Qur’an ialah kisah
kisah kaum terdahulu yang benar, bukan yang dikarang manusia. Jadi tema
sentral surah ini, ialah :
R Ditunjukkan mu’jizat yang diberikan Tuhan pada Muhammad, yang
berupa kisah kisah kaum terdahulu yang benar, bukan kisah-kisah Israiliat yang
banyak dikarang oleh bani Israil untuk menyesatkan manusia.
R Kisah perjalanan Bani Israil mulai asal usulnya sampai
diperingatkannya beberapa kali oleh Tuhan melalui beberapa Rasul- rasul-Nya.
Jadi tema sentral surah ini ialah makna fungsi Al-Qur’an sebagai KRITERIA
untuk segala sesuatu yang menyangkut fenomena kehidupan, termasuk kisah
kuno Bani Israil yang selalu diperselisihkan tentang kebenarannya.. Kisah kisah
dalam Al-Qur’an inilah yang meluruskan ceritera Bani Israil yang banyak
diceriterakan oleh kaum Yahudi yang dapat menjerumuskan kaum Muhammad.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah ini menunjukkan bahwa satu satunya UKURAN / KRITERIA untuk segala sesuatu ialah
Al-Qur’an. Juga untuk Bani Israil yang telah menerima Taurot. Al-Qur’an
merupakan hudaa dan furqon yang lebih sempurna daripada Taurot. Kalau kita
tidak mamahaminya, maka wajib bagi kita untuk menelaah lebih jauh, bukan
meninggalkannya atau mengabaikannya..
Bersambung surat ke 18
1 komentar:
Assalamu'alaikum.Wr.Wb
SubhanALLAH...
bagus dok blognya..
dok... kunjungi juga blog saya ya dok...
www.doktermuslimsukses.blogspot.com
Posting Komentar