Translate

Telusuri via Blog Ini

Sabtu, 09 Juli 2011

18 . QUR’AN SURAH XVIII : AL-KAHFI/GUA.


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAHTOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH. 
18 .   QUR’AN  SURAH  XVIII :   AL-KAHFI/GUA.
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah ini terdapat pada ayat 9 s/d 26, yang mengisahkan tentang pemuda pemuda yang bersembunji di Gua, tatkala mereka menghindar dari suatu kekuasaan yang memaksa mereka menyembah selain Allah. Surah ini sesungguhnya suatu surah yang mengandung kisah kisah kaum terdahulu, salah satunya ialah tentang ‘ashabul kahfi’ ini yang selalu diperselisihkan akan kebenarannya oleh kaum Yahudi dan Nasrani, kemudian ditanyakan pada Muhammad untuk menjadi bukti akan kerasulannya. Tuhan kemudian memberitahukan bagaimana sesungguhnya kebenaran kisah kisah itu dalam wahyu-Nya yang Dia turunkan pada Nabi. Kisah tentang ashabul-kahfi ini merupakan subtopik dari topik pertama surah ini (ayat 1-26), yang dibuka dengan menyatakan fungsi Al-Qur’an diantaranya :
R  Isinya tidak simpang siur
R  Memberi bimbingan pada jalan yang lurus
R  Tidak membenarkan pada mereka bahwa allah itu mempunyai anak,  yang menyatakan itu tidak berpengatahuan, lancang dan dusta
R  Kita tidak perlu kesal dan risau terhadap pernyataan mereka karena justru akan membinasakan diri kita sendiri.
Kemudian diteruskan dengan kisah ashabul-kahfi, yang essensinya mengkisahkan tentang beberapa pemuda yang melarikan diri dan berdiam di gua untuk menghindar dari paksaan syirk. Kemudian setelah 3 abad lebih; dibangunkan kembali oleh Tuhan untuk membuktikan: bahwa mereka telah di-mati-kan Tuhan, kemudian dibangkitkan kembali supaya benar benar menyadari , bahwa mereka telah mengalami perubahan dalam kehidupan dunianya yang tidak mereka ketahui, dan bagi orang-orang yang mengingkari akan datangnya hari pembangkitan, akan menjadi bukti akan kebenaran datangnya hari kebangkitan.(ayat 21).
TEMA  SURAH :
Pertama: tentang kandungan kisah ashabul-kahfi. Inilah sikap yang seharusnya diambil oleh mereka yang mengaku beriman. Kalau sekiranya paksaan syirk itu tidak dapat dilawannya, haruslah mereka itu menyingkir/hijrah, tentu tidak dalam arti seperti mereka masuk kedalam gua, tetapi menciptakan benteng di keliling jiwanya sehingga KEIMANAN-nya tidak sedikitpun terjamah oleh KE-MUSYRIK-AN meski masih tetap dalam kehidupan sehari-hari, karena dalam kancah kehidupan sekarang, tidak ada lagi tempat sembunyi.
Kedua:   subtopik ini ditutup ( 22-26), bahwa kita harus menghindari percekcokkan mengenai hal hal khilafiah, dan berpegang teguh pada APA YANG DIKATAKAN TUHAN (= Al-Qur’an), karena tidak ada seorang pelindungpun selain DIA.

SUDUT PANDANG SURAH :
Banyak manusia menganggap bahwa beramal itu pasti melalui suatu aktivitas sosial. Surah ini memberi pandangan lain, bahwa TIDAK BERBUAT-PUN merupakan suatu amal, bila itu mempertahankan keutuhan iman. Sebab KERETAKAN IMAN dapat membuat amalan sia sia.
19.   QUR’AN  SURAH  XIX :   MARYAM
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat 16 s/d 40 yang merupakan bagian dari topik pertama surah. Surah dibuka dengan huruf huruf Hijazi yang maknanya ghoib, dan diteruskan dengan pernyataan Tuhan mengenai  rahmat-Nya yang diberikan pada Nabi Zakariya. Kemudian diikuti dengan kisah Maryam, ibu Nabi ‘Isa. Do’a Zakariya untuk mendapatkan keturunan, meskipun  dia telah tua renta dan isterinya yang mandul, yang menurut sunnatullah tidak lagi dapat mempunyai keturunan, dikabulkan Tuhan dengan kelahiran Yahya. Kisah kedua, juga kisah yang diluar sunnatullah, tentang gadis Maryam, yang mendapatkan anak tanpa pernah disentuh oleh seorang laki-laki, yang melahirkan Nabi ‘Isa.
TEMA  SURAH :
Pada ayat pembuka dinyatakan bahwa surah ini merupakan penjelasan tentang rahmat Tuhanmu pada hamba-Nya. Yang pertama dikabulkannya do’a Zakaria dan yang kedua dianugerahkan anak yang akan jadi Rasul, pada Maryam melalui suatu fenomena diluar kebiasaan alam/sunnatulloh. Sesungguhnya pada Zakaria-pun anugerah Tuhan melalui suatu kejadian diluar kebiasaam alam, karena Zakaria sudah tua renta dan isterinya seorang wanita yang mandul, yang menurut kebiasaan alam yang ada tidak mungkin akan mendapatkan seorang turunan. Jadi kedua kejadian itu pada hakekatnya identik.
Mengapa tanggapan manusia berbeda ? Kalau yang pertama dapat menambah keimanan seseorang, mengapa pada yang kedua justru menjerumuskan orang kealam kemusyrikan ?      
Dua kejadian yang identik dapat melahirkan tanggapan yang berbeda. Topik ditutup dengan peringatan, bahwa siapa yang mengingkari  kejadian yang diterangkan Tuhan akan menghadapi konsekwensi yang sangat berat, pada hari akhir kehidupan dunia ini. Jangan kita sedikitpun meragukan wahyu, hendaklah kita fikirkan benar, jangan mengikuti pendapat orang lain.
Diajarkan disini, bahwa  sebab yang sama dapat melahirkan akibat yang berbeda, bahkan bisa berlawanan sama sekali. Tengoklah pada alam pemikiran posmo. Apakah surah ini bukan suatu ajaran bagi manusia yang mempersekutukan Tuhan dengan RASIO manusia ? Pada abad ke VII.M. Tuhan sudah mengingatkan manusia, bahwa manusia akan mempertuhan RASIONYA atau menganggap dirinya TUHAN kehidupan duniawi ???!!!
SUDUT PANDANG SURAH :
Bagaimanapun TIDAK LOGISNYA AL-QUR’AN MENURUT KITA, diperingatkan Tuhan bahwa pada akhirnya wahyulah yang akan membuktikan dia-lah yang BENAR Banyak manusia terperosok dalam meng-illah-kan RATIO.
20.   QUR’AN  SURAH  XX :  THAHAA
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah ini ialah kalimat ghoib sebagai pembuka surah. Kemudian diikuti dengan pernyataan bahwa Al-Qur’an diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia, karena datang dari Yang Maha Pengasih.
TEMA SURAH :
Kemudian diikuti oleh kisah Musa mulai dari kelahirannya sampai  ia melepaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir’aun. Kisah Adam sampai diturunkannya ke dunia dan sebab diturunkannya wahyu. Wahyulah yang dapat mengentaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir’aun dan wahyulah yang dapat menyelamatkan kehidupan dunianya Adam ; menentang wahyulah yang menyebabkan hancurnya kaum ‘Aad, Tsamud dan yang lain lain. Hendaklah umat Muhammad menyadari akan hal ini, bahwa hanya Al-Qur’anlah yang akan memudahkan dan menyelamatkan kehidupan duniawi.
SUDUT PANDANG SURAH :
Hanya WAHYU-lah yang akan menyelamatkan kehidupan dunia ini dan kehidupan sesudahnya, meskipun banyak manusia yang menganggap Al-Qur’an itu TIDAK LOGIS, MENYULITKAN   ORANG HIDUP dan MEMBERATKAN JALAN HIDUP.
21.   QUR’AN  SURAH   XXI :  AL  AN-BIYAA’/ PARA NABI
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah tidak terdapat pada ayat-ayatnya, namun dapat difahami, karena surah ini banyak mengandung tentang kisah para Rasul, dialog dialog antara Tuhan , Rasul-Nya dan manusia. Subjek utama yang didialogkan ialah masalah kiamat dan wahyu sebagai hudaa dan furqon yang harus digunakan manusia. Argumentasi dan penjelasan Tuhan selalu didasarkan pada :
R  Tujuan penciptaan kehidupan dan manusia serta
R  Kedudukan manusia sebagai khalifah, sehingga manusia itu penerima amanah yang harus mempertanggung-jawabkannya kelak.
Ternyata meskipun dialog dialog itu menggunakan cara rasional, namun manusia tidak dapat menerimanya, karena manusia lebih banyak mendasarkan tindakannya hanya mengikuti keinginannya, mendasarkan pada anggapan dan persangkaan saja , mengikuti terminologi Al-Qur’an mengikuti nafs-nya.
Kalau kita perhatikan benar disamping dialog-dialog yang bersifat argumentatif, seperti membuktikan ke-maha-kuasanya Tuhan dengan fenomena fenomena alam dan kejadian pada diri manusia, juga ada yang bersifat motivatif, dengan memperlihatkan apa yang terjadi pada mereka yang mengingkari para rasul dan wahyu, dan apa yang pasti akan terjadi dikelak kemudian hari, setelah datangnya hari akhir kehidupan ini.
TEMA SURAH :
Dinyatakan dengan tegas bahwa manusia itu bertindak lebih banyak mengikuti nafsunya daripada akalnya, meskipun manusia telah mampu menggunakan akalnya sehingga dapat menguasai kehidupan dan survive didalamnya. Namun apa yang diciptakan manusia sebagai ilmu, sesungguhnya hanyalah suatu upaya trial and error, karena manusia itu sesungguhnya tidak mengetahui hakekat realita. Manusia lebih banyak mendasarkan tindakannya pada keinginannya dari pada akalnya. Lihat perubahan penggunaan  E (mosional ), Q (uotient) untuk mengganti  I (ntelectual), Q (uotient).
SUDUT PANDANG SURAH:
Surah ini menunjukkan sifat dan hakekat ilmu sebagai hasil olah nalar manusia. Namun ilmu tidak mungkin mencapai kebenaran, karena manusia BERTINDAK LEBIH BANYAK MENDASARKAN PADA  KEINGINAN DARIPADA AKALNYA. inilah sebabnya diutusnya para Nabi untuk digunakan sebagai contoh dan tauladan.
22.   QUR’AN  SURAH    XXII :  AL-HAJ.
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat 26-29 yang merupakan bagian dari topik ke 2 (25-41) yang dibuka dengan
R  Ancaman terhadap siapa yang menghalangi manusia yang berjalan dijalan Allah
R  Ancaman terhadap yang mengerjakan kejahatan di Masjidil Haram yang telah dijadikan tempat beribadah bagi semua manusia, dengan adzab yang berat.
R  Kemudian diikuti perintah pengumuman pada semua manusia untuk menunaikan haji, supaya menyaksikan/memperoleh manfaat-manfaat, dan dilanjutkan dengan tata cara haji.
R  Selanjutnya dijelaskan bagi siapa yang menghormati larangan Tuhan itu, lebih baik dengan mengikuti perintah-Nya dengan ichlas tanpa mempersekutukannya.
R  Seterusnya diterangkan bahwa korban itu disyare’atkan pada semua umat bukan hanya umat Muhammad dan siapa yang berserah diri serta patuh pada-Nya, ialah mereka  yang bergetar hatinya waktu mendengar nama -Nya.akan mendapatkan pahala disisi-Nya.
Topik ditutup dengan idzin berperang bagi orang-orang mukmin yang diperangi, atau diusir dari kampung halamannya tanpa ada alasan dan yang diidzinkan berperang ialah mereka bila diberi kekuasaan dimuka bumi  dan tetap mendirikan shalat, membayar zakat, ber-’amar ma’ruf dan nahi mungkar.
TEMA  SURAH :
Perintah menunaikan ibadah haji ditujukan pada SEMUA MANUSIA, bukan pada para kaum mukmin, untuk mendapatkan manfaat; diyakinkan Tuhan bahwa akan datang manusia berduyun-duyun dari daerah yang dekat maupun jauh. Jadi ibadah haji itu ditujukan bagi semua orang yang mengaku muslim,(karena Mekkah diharamkan bagi manusia non-muslim) untuk memperoleh manfaat dari pengalamannya waktu ber-haji. Berhaji itu berarti : meninggalkan kehidupannya sehari-hari dengan segala macam predikat dan keistimewaannya, meninggalkan semua yang dicintainya, menyaksikan dan menapak-tilasi perjalanan seorang yang HANIF (Nabi Ibrahim), berkumpul dengan semua macam manusia dengan berpakaian dan cara ibadah yang sama kepada Tuhan yang sama.....inilah hal-hal yang dapat ditarik manfaatnya bagi manusia yang telah mengaku muslim. Jadi naik haji bukan MELENGKAPI ibadah yang lain, tetapi MENAMBAH  DALAM  PENGHAYATAN  KESADARAN-KEMAKHLUKAN dan KE-IMANAN, memperkuat UCHUWAH DINIYAH yang kemudian akan meningkatkan ke-musliman-nya. Inilah sebabnya perintah haji itu hanya sekali seumur hidup dan berlaku bagi mereka yang cukup mampu dalam bidang fisik dan sosial-ekonomis.
SUDUT PANDANG SURAH:
Untuk meningkatkan diri sebagai HAMBA/MAKHLUK TUHAN, manusia wajib satu kali meninggalkan kehidupan duniawinya sehari-hari, artinya manusia harus menyediakan waktu untuk kontemplasi. MELAKSANAKA IBADAH HAJI merupakan pelaksanaan kontemplasi UMAT MANUSIA SEDUNIA.
23.   QUR’AN  SURAH  XXIII :  AL-MUKMINUN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada topik pembuka surah ( ayat 1 s/d 11) yang menerangkan sifat-sifat orang-orang mukmin ( 6 sifat utama ) dan mereka itulah yang dijamin Tuhan akan mewarisi surga. Sosok seorang mukmin ialah :
R  Khusyuk dalam sholat,
R  Menghindar dari pembicaraan yang sia-sia,
R  Menunaikan zakat,
R  Menjaga kehidupan sex-nya,
R  Memelihara amanat dan janjinya dan
R  Memelihara shalatnya.
TEMA  SURAH :
Topik sentral surah menggambarkan  sosok seorang mukmin yang mampu menjaga kehidupan ini, ialah mereka yang :
R  Khusuk dalam sholat ialah mereka yang mendirikan sholatnya karena keyakinannya akan menemui Tuhannya kelak/mempertanggung-jawabkan amanah-nya. Sholatnya orang demikian pasti mampu mencapai tujuan sholat ialah mengikis fachsya dan mungkar
R  Menghindari pembicaraan yang sia-sia ialah menjaga diri terjerumus dalam hal-hal yang menuju ke kemungkaran, diantaranya lahirnya fitnah dan gossip
R  Menenuaikan zakat artinya membersihkan hak miliknya dari hak hak orang lain melalui cara mencari dan penggunaan yang benar
R  Menjaga furuj berarti menjaga keturunan dan sendi kehidupan yang terkecil ialah keluarga
R  Memelihara amanat dan janji berarti meneguhkan hubungan antar manusia
R  Memelihara sholatnya berarti, selalu menjaga diri dari fachsya dan kemungkaran
Mereka inilah yang akan mewarisi surga, BUKAN  DUNIA. Masih banyak manusia yang tidak dapat menerima kenyataan,bahwa masih banyak kaum muslim yang hidup sebagai manusia kelas rendah. QS. Al Anbiya’ ayat 105, bumi akan diwarisi oleh mereka yang sholeh; ayatnya ke 94, menyatakan bahwa amal yang tidak sia-sia ialah amal baik (‘amilush-sholichin) dari manusia yang beriman. Jadi ada amal baik (dipandangan manusia) yang sia-sia dipandangan Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Pandangan manusia tentang BAIK DAN BURUK berbeda dengan pandangan Tuhan, karena KRITERIA YANG DIGUNAKAN BERBEDA. Jadi penilaian baik-buruk, untung-rugi harus dilandaskan pada pengertian BENAR-SALAH.

by  A.Baghowi Bachar

Tidak ada komentar: