Translate

Telusuri via Blog Ini

Rabu, 17 Agustus 2011

55. QUR’AN SURAH XLV. AL-JAATSIAH / YANG BERLUTUT


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.


55.        QUR’AN SURAH   XLV.  AL-JAATSIAH / YANG BERLUTUT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 28, yang merupakan bagian dari topik kedua ( 27-37) yang menginformasikan tentang kejadian pada hari kiamat. Tiap kaum akan berlutut dihadapan Tuhan untuk menerima penilaian. Orang orang kafir, karena terpedaya oleh kehidupan dunia, yang sombong serta gencar memperolok-olok para Rasul akan menerima balasannya, demikian pula kaum yang beriman.
TEMA  SURAH:
Suatu informasi yang pasti tentang kejadian yang menunggu tiap kaum dihadapan Tuhan.Tiap manusia pasti akan mempertanggung-jawabkan ulahnya waktu hidupnya didunia !
SUDUT PANDANG SURAH :
Kesadaran akan hari kiamat sebagai hari PENILAIAN akan membantu mengarahkan perilaku manusia dalam membina hidupnya.
56.        QUR’AN SURAH   XLVI :  AL-AHQAAF/BUKIT PASIR
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 21, yang menginformasikan tentang nasib  kaum Hud di Al-Ahqaaf, karena keingkarannya. Mereka memilih mengikuti nenek moyangnya daripada Nabinya. Mengapa mereka yang telah diberi pendengaran, penglihatan dan hati masih bertekad mengikuti nenek-moyangnya daripada Rasul ? Topik sentral ini merupakan topik kedua surah. (21 s/d 26 ).
TEMA  SURAH :
Manusia telah diberi pendengaran, penglihatan dan hati/afidah (bukan sekadar mengerti, memahami, tetapi sampai memaknai/menghayati), namun tidak mau memperdulikan ayat ayat Tuhan. Ini berarti bahwa pendengaran, penglihatan dan hati nya tidak digunakan untuk MENDENGARKAN, MEMPERHATIKAN dan MEMPE-LAJARI dan MENJALANKAN tuntunan Tuhannya. Untuk bisa memahami wahyu, maka manusia harus mau menggunakan ke 3 rahmat itu.
SUDUT PANDANG SURAH :
TRADISI/ADAT/KEBIASAAN yang menghalang-halangi manusia dari jalan Tuhan, yang bahkan alat alat seperti penglihatan, pendengaran dan akal dan hatipun yang telah diberikan Tuhan, tidak mampu mengatasinya bagi kebanyakan manusia. Ini berarti bahwa BUKAN ALAT ALAT yang mubadzir, tetapi manusialah yang MENYIA-NYIAKAN RAHMAT itu.
57.        QUR’AN SURAH   XLVII :  MUHAMMAD; AL- QITAL
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat 2, dari topik pertama surah ( 1 s/d 19 ), yang menerangkan adanya 2 golongan manusia :
R  Yang kafir dan menghalang-halangi manusia berjalan dijalan Alloh
R  Yang beriman, yang beramal shaleh dan yakin akan kebenaran Al-Qur’an yang diturunkan pada Muhammad,
Amalan golongan pertama akan dihapus oleh Tuhan dan amalan golongan kedua pasti akan diterima-Nya. Nama judul kedua terdapat pada banyak ayat ayat topik kedua ( 20 s/d 38), yang menggolongkan manusia atas dasar perintah perang, menjadi 3 golongan :
R  Yang patuh mengikuti perintah (21)
R  Yang  ingkar ( 20) dan murtad ( 25)
R  Yang munafik ( 29-30)
Amalan bagi golongan kedua dan ketiga akan hapus amalannya, hanya yang pertama yang diterima.
TEMA  SURAH :
Berdasarkan nama judul yang pertama, Tuhan menggunakan keyakinan akan kebenaran Al-Qur’an yang diturunkan pada MUHAMMAD sebagai kriteria penggolongan manusia, sedangkan berdasarkan nama judul surah yang kedua, perintah peranglah yang menjadi kriteria-nya. Jadi disini disejajarkan antara keyakinan akan kebenaran wahyu dan perintah perang, untuk memenangkan ajaran Tuhan terhadap ajaran manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Kesejajaran akan PENGETAHUAN dan TINDAKAN, antara TEORI dan PRAKTEK, antara KEYAKINAN dan PERILAKU, antara ILMU dan AMAL, antara UCAPAN dan TINDAKAN merupakan KRITERIA KE-IMAN-AN. Konsekwensi dan Konsistensi, taqwa dan tawakal disini baru mempunyai arti.
58.        QUR’AN SURAH   XLVIII :  AL-FAATH/KEMENANGAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama dari topik pertama ( 1 s/d 7) yang mengandung penegasan tentang: 
R  Jaminan kemenangan bagi Muhammad, 
R  Di-ampuni-Nya dosa-dosanya dimasa lalu dan dimasa mendatang,
R  Dan jaminan bimbingan dalam jalan yang lurus dan jaminan pertolongan-Nya.
Kemudian diteruskan dengan janji akan menurunkan  ketenangan hati pada orang-orang mukmin untuk menambah keimanannya dan azab bagi orang-orang munafik.
TEMA  SURAH :
Agak sulit dimengerti hubungan ayat pertama dan kedua, karena ada kata “supaya”. Namun bila kita mengetahui asbabun nuzulnya, maka kesulitan itu dapat diatasi. Surah ini turun pada saat terjadinya perjanjian Hudaibiyah pada th. ke 6 H. yang banyak menimbulkan keresahan para sahabat-sahabat Nabi. Mereka mempertanyakan mengapa pada  saat kemenangan dengan cepat dapat dicapai, Nabi justru mengadakan perjanjian perdamaian yang secara sepintas merugikan umat Islam saat itu. Isi perjanjian itu ialah :
R  Nabi tidak meneruskan masuk kota Mekah, meskipun pasti bisa dilakukan pada waktu itu
R  Golongan kafir yang ikut ke Madinah akan dikembalikan ke Mekah, sedangkan
R  Golongan Islam yang tertinggal di Mekah tetap berada di Mekah.
Dengan perjanjian itu dapat dicapai :
R  Islam diakui secara de facto di Mekah dan pertempuran yang lebih banyak mendatangkan korban dapat dicegah.
R  Umat tidak yakin akan kemenangan selanjutnya karena dengan perjanjian itu
Dikhawatirkan orang-orang kafir Mekah dapat memperkuat diri untuk peperangan selanjutnya, namun Tuhan menjamin sebaliknya.
Apakah yang diajarkan oleh kejadian ini ? Tidak lain ialah:  how to win the WAR, not the BATTLE. Jadi tujuannya bukan menang pertempuran, tetapi diterimanya ajaran Islam artinya tercapai tujuan perang!
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini menegaskan : pandangan Tuhan/wahyu jauh lebih lurus/benar dari pandangan manusia. Jadi apapun yang dijelaskan oleh wahyu itu PASTI AKAN TERBUKTI KEBENARANNYA. Kapan ? Disinilah kata SABAR mempunyai makna.

58.         QUR’AN SURAH   XLIX  :  AL-HUJARAT/KAMAR
TOPIK SENTRAL SURAH :     
Nama judul surah terdapat  pada ayat ke 4 yang merupakan bagian dari topik pertama yang merupakan seruan bagi orang-orang beriman :
R  Jangan mendahului Allah dan Rasul-Nya;
R  Jangan mengangkat suara melebihi suara Nabi;
R  Janganlah memanggil Nabi dari luar kamarnya;
R  Jangan mengharapkan Rasul mengikuti kita.
Topik ditutup dengan pernyataan bahwa seruan ini merupakan karunia dan nikmat Allah.
TEMA SURAH :
Apa yang diungkapkan dalam topik itu ialah ADAB [perilaku akhlak] , artinya bagi seorang beriman harus merupakan suatu kebiasaan/kecenderungan alami. Seorang yang beriman tidak akan mendahului Allah dan Rasulnya berarti segala tindakannya harus sesuai/dilandaskan pada Al-Qur’an dan hadits; mengangkat suaranya melebihi Nabi artinya memilih/ mengikuti kemauannya melebihi dari tuntunan Tuhan; memanggil Nabi dari luar kamarnya berarti menempatkan segala sesuatu diluar konteks tuntunan Ilahi dan jangan mengharapkan Nabi mengikuti kita, mengandung arti mengada-ada dan menyatakan bahwa itu bimbingan wahyu dan hadits (bid’ah).
SUDUT PANDANG SURAH :
Jadi sudut pandang surah ialah : wahyu dan hadits harus dihayati demikian sehingga menjadi KECENDERUNGAN ALAMI bagi seorang beriman, atau meng-internalisasikan nilai wahyu dengan sempurna. Menjalankan ajaran wahyu harus menjadi adab dan adat seorang muslim.

By  A Baghowi Bachar

(Posting  17 Agustus  2011/17  RAMADHAN 1432 H)

Tidak ada komentar: