Translate

Telusuri via Blog Ini

Minggu, 21 Agustus 2011

50. QUR’AN SURAH L : QAAF


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.
50.        QUR’AN SURAH   L :  QAAF
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul berupa huruf Q dari abjad huruf Hijazi dan diikuti dengan sumpah dengan Al-Qur’an yang mulia dan dilanjutkan dengan suatu pernyataan akan ke-tercengang-an manusia karena tiap rasul itu berasal dari kaumnya sendiri. Diteruskan dengan akan ungkapan keraguan manusia tentang hari kiamat. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan Tuhan supaya manusia itu mengamati alam sekitarnya, apakah fenomena itu bukan sesuatu yang men-tercengankan manusia? Kenyataan alam itu riil, dapat dilihat, didengar, dipegang dan dirasakan oleh manusia. Inilah topik sentral surah (ayat 1 s/d 11 ).
TEMA  SURAH :
Mengapa manusia mempercayai keperiadaannya alam, namun meragukan akan hari kiamat dan para utusan Tuhan ? Sedang semua itu datang dari Tuhan yang sama. Kesimpulan yang dapat diambil ialah, bahwa para rasul dan hari kiamat itu merupakan suatu REALITA seperti keperiadaan alam semesta ini. Inilah keyakinan yang akan menyelamatkan kehidupan manusia.
SUDUT PANDANG SURAH :
Rosul dan kiamat itu suatu rialitas, seperti riilnya alam semesta ini. Sikap manusia dalam kehidupan ini harus dilandaskan pada realita itu, bukan pada citra manusia sendiri.
51.        QUR’AN SURAH   LI :  ADZ- DZARIAAT/YANG MENERBANGKAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama yang digunakan sebagai sumpah untuk konfirmasi bahwa janji Tuhan pasti benar dan hari pembalasan itu pasti ada. (5-6). Dilanjutkan dengan sumpah dengan ruang angkasa bahwa manusia itu berbeda-beda pendapat dan terkutuklah para pembohong, yang dibelokkan dari kebenaran , yang hanyut dalam kelalaian dan kebodohan. Topik diteruskan dengan balasan pada mereka yang beriman, ialah:
R  Mereka yang tidak banyak tidur diwaktu malam;
R  Waktu sahur memohon ampunan; dan
R  Mengakui bahwa pada waktu malam tidak banyak tidur dan
R  Pada hartanya ada hak bagi si miskin dan fakir.
Topik ditutup dengan diulangi kembali akan kepastian hari kiamat (23).
TEMA  SURAH :
Manusia yang meragukan janji-janji Tuhan dan datangnya hari kiamat disebut sebagai lalai dan bodoh, yang disebut pembohong, dibandingkan dengan sifat-sifat mereka yang beriman. Ini berarti bahwa untuk menjadi beriman orang harus selalu belajar dan sadar diri. Berbohong dihubungkan dengan lalai dan bodoh. Sumpah yang digunakan ialah fenomena alam yang tiap hari dapat disaksikan manusia, suatu realita yang tidak mungkin diabaikan manusia ; seperti itulah seharusnya kita menyadari akan kematian dan kiamat yang merupakan suatu realita yang harus disadari manusia, sehingga tidak lagi lalai dan berbuat bodoh dalam menjalani kehidupan ini.
SUDUT PANDANG SURAH :
Lalai (bukan LUPA) dan bodoh disebut BOHONG/DUSTA. Lalai biasanya disebabkan oleh pesona keinginan dan bodoh karena tidak mau belajar/bertanya. Bagi manusia lalai itu dianggap ringan/tidak serius, sesuatu yang tidak penting dan bodoh bukan dianggap suatu kesalahan, tetapi sesuatu yang taken for granted’. Namun Tuhan berpendapat lain, keduanya itu disebut DUSTA. Disini larangan MABUK, EKSTASI , LUPA DARATAN mempunyai arti.
52.        QUR’AN SURAH   LII :  ATH-THUR
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah digunakan sebagai sumpah bersama dengan kitab, baitul makmur dan laut untuk mengkonfirmasikan kepastian datangnya kiamat dan kecelakaan bagi para pendusta, ialah mereka yang terbenam dalam kebatilan. Dilanjutkan dengan lukisan balasan Tuhan bagi mereka dan bagi yang beriman.
TEMA  SURAH :
Temanya serupa dengan tema surah terdahulu, hanya pendustakan kiamat dilukiskan sebagai “yang terbenam dalam kebathilan”, Karena hubbud dunia, cinta dunia. 
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini memperkuat surah terdahulu, karena dilanjutkan dengan “terbenam dalam kebatilan’. Artinya tanpa menggunakan KIAMAT sebagai REALITA, manusia tidak pernah memperhitungkan AKIBAT AKHIR dari ulahnya dalam hidup ini.

53.        QUR’AN SURAH   LIII :  AN-NAJM/BINTANG
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah digunakan sebagai sumpah untuk membenarkan kerasulan Muhammad, wahyu yang diterimanya dan adanya malaikat Jibril, serta sidratul muntaha, dimana Muhammad menyaksikan ke-Maha Kuasa-nya Tuhan. Dengan mempelajari kosmologi, manusia mempunyai gambaran bahwa jagad/universe itu terbatas (karena makhluk), tetapi tak bertepi. Allah ada diluar yang terbatas !
TEMA SURAH :
Fenomena alam lagi yang digunakan sebagai sumpah untuk menguatkan kebenaran yang ghoib. Ini berarti bahwa kita harus menyakini dan menyadari yang ghoib itu seperti kita menyakini dan menyadari yang nyata dan perbuatan kita itu disesuaikan dengannya. Kalau yang nyata itu suatu REALITA, maka yang ghaib itu juga suatu REALITA.
SUDUT PANDANG SURAH :
Apa yang diungkapkan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang GHOIB, harus ditangkap manusia sebagai suatu REALITA, se-riil fenomena alam. Artinya harus ikut diperhitungkan dalam mengambil tindakan.
54.        QUR’AN SURAH   LIV :  AL-QOMAR/BULAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, sebagai bagian dari topik pertama (1-8) yang menerangkan telah dekatnya kiamat, dengan tandanya ialah terbelahnya bulan. Dilanjutkan dengan sifat mereka yang mengingkari wahyu, ialah mereka yang mengikuti nafsunya, dan mengingkari ancaman Tuhan yang sesungguhnya merupakan Hikmah yang dalam. Dilanjutkan dengan perintah pada para mukmin untuk meninggalkan mereka. Topik ditutup dengan keadaan orang-orang kafir waktu dihidupkan kembali dari kuburnya.(1-8)
TEMA  SURAH :
Surah ini mengandung konfirmasi lagi tentang kiamat dan diikuti dengan pernyataan bahwa peringatan dan ancaman itu sesungguhnya HIKMAH yang dalam. Orang yang mendapatkan hikmah ialah mereka yang diberi kebaikan yang banyak, jadi ungkapan di atas mengandung arti bahwa, bila kita menggunakannya dengan benar, maka kita akan mendapatkan kebaikan yang banyak.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah melanjutkan dengan mengemukakan arti dari makna mengakui yang GHOIB sebagai suatu REALITA YANG RIIL, ialah bahwa kesadaran itu mengandung HIKMAH, artinya memberi kemampuan MOTIVASI manusia untuk memilih jalan Tuhan, daripada jalan yang lain.
55.        QUR’AN SURAH   LV :  AR-RAHMAN/YANG MAHA PEMURAH
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah untuk menegaskan dari siapa datangnya Al-Qur’an, ialah dari Tuhan yang Rahman, Maha Pemurah dan Penyanyang, yang menciptakan manusia  dan mengajarkan berbicara. Kemudian dilanjutkan dengan ujud caiptaan yang lain ialah alam semesta dengan segala isinya yang semuanya untuk kepentingan manusia. Topik ditutup dengan suatu pertanyakan yang menghunjam dalam benak dan nurani manusia :” Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan ? Ditengah tengah topik disisipkan perintah untuk menegakkan timbangan  dengan ADIL. ( ayat 1 s/d 13). Timbangan disini bukan hanya bersifat materiil, tetapi juga yang immaterial, seperti adil, bijak, lurus dll.
TEMA SURAH :
Al-Qur’an disejajarkan dengan alam yang diciptakan Tuhan untuk kenikmatan manusia. Apakah yang terjadi bila alam diambil kembali oleh Tuhan ?  Manusia pada hakekatnya membutuhkan wahyu seperti membutuhkan alam ! Jadi manusia harus mencintai dan menggunakan wahyu, seperti dia mencintai dan menggunakan alam yang telah diakui manusia sebagai nikmat yang diberikan Tuhan padanya, maka pertanyaan :
“Maka nikmat Tuhan manakah yang manusia dustakan ?” 30 ayat dari 78 ayat surah ini berupa pertanyaan itu. Suatu cara menanamkan kebenaran yang otentik dan unik !
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah ini memandang “FUNGSI”  WAHYU sejajar dengan ALAM, ialah sebagai NIKMAT yang diberikan Tuhan pada manusia. Maka selayaknya bila manusia yang MENCINTAI MATERI / KEHIDUPAN DUNIA ini juga MENCINTAI WAHYU/KEHIDUPAN UCHROWI.
56.        QUR’AN SURAH   LVI :  AL-WAQI’AH/KIAMAT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama yang melukiskan fenomena hari kiamat, kemudian diikuti dengan apa yang terjadi pada manusia. Manusia akan terbagi dalam 3 golongan :
R  Golongan kanan
R  Golongan kiri
R  Golongan yang paling dulu beriman
Ayat 14 menyatakan bahwa gol. ketiga bukan hanya mereka yang terdahulu beriman (pada zaman Nabi), tetapi juga mereka (pada zaman paska Nabi) yang bersigera meyakini wahyu, tidak menunda-nunda. (14-26). Ayat 40 menerangkan bahwa pada zaman sekarang, hanya golongan kecil yang menyegerakan mempelajari dan meng-imani wahyu dan merekalah yang akan mendapatkan surga, seperti juga gol. pertama, sedangkan gol. kedua mendapat azab. ( 1- 57).
TEMA  SURAH :
Manusia pada hari kiamat, hari peradilan, hanya akan digolongkan menjadi 3 golongan. Penggolongan ini berdasarkan : sikapnya terhadap wahyu dan sikapnya terhadap waktu yang digunakan untuk menentukan sikap. Waktu keraguannya sampai umur lanjut. Jadi waktu yang digunakan manusia untuk menentukan sikap itu juga penting dalam menentukan golongan. Apakah ini yang menyebabkan waktu kematian itu tidak diberitahukan pada manusia ?! Disinilah makna ragu sebagai kriteria keimanan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah tidak hanya memandang pada hasil yang disini dilukiskan sebagai SIKAP, tetapi juga pada WAKTU/KESEMPATAN , sesuatu yang mengandung NIAT dan UPAYA, artinya juga mengandung PROSES (dalam makna becoming) . Inilah anjuran dalam wahyu dengan kata “BERSEGERALAH” mengandung arti.
57.        QUR’AN SURAH   LVII :   AL-HADIID
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul terdapat pada ayat ke 25, yang menyatakan dianugerahkannya besi yang mengandung kekuatan dan banyak manfaat bagi manusia. Sebelumnya telah dinyatakan bahwa Tuhan telah mengutus Rasul dengan membawa kitab dan kriteria supaya manusia menegakkan keadilan. Topik dibuka dengan pernyataan bahwa kehidupan dunia itu hanya sendau gurau, perhiasan, bermegah-megahan dan berlomba dalam harta dan anak-anak, seperti keadaan tumbuh-tumbuhan yang baru kena hujan, hidup subur, tapi toh akhirnya pasti akan mati. Bila manusia mau berlomba, maka berlombalah mencari ampunan Tuhan dan surga. Diingatkan kisah kaum Ibrahim dan kaum rasul sebelum Muhammad, yang selalu ingkar dan dijelaskan melalui ulah kaum Yahudi dan Nasrani, bahwa Tuhan mengutuk mereka, karena mengadakan  mengadakan  lembaga  rahbaniyah. Dan ditutup dengan seruan terhadap Nasrani untuk mengimani Allah dan Rasul-Nya. Inilah topik sentral surah. ( 20-29)
TEMA  SURAH :
Tujuan hidup ini ialah menegakkan keadilan, dengan bersenjatakan kitab dan kriteria yang terkandung dalam wahyu. Digambarkan fenomena  kehidupan dunia ini realitanya hanyalah merupakan perlombaan untuk mencari kekuatan, kekuasaan dan kekayaan. Besi yang dianugerah kan Tuhan yang dapat memberi kekuatan dan manfaat yang banyak,  janganlah digunakan untuk alat perlombaan itu. Gunakanlah untuk berlomba mencari ridlo-Nya. Jadi pesan yang dikandung surah ialah alam yang dianugerahkan Tuhan seharusnya digunakan untuk mencari ridlo-Nya !
SUDUT PANDANG SURAH :
Semua yang danugerahkan Tuhan yang mampu menciptakan suatu kekuatan dan kekuasaan harus digunakan untuk berlomba mencari RIDLO-NYA, bukan untuk memuaskan keinginan dan menguasai manusia maupun makhluk yang lain.


By  A Baghowi Bachar

(Posting  21 Agustus  2011/21  RAMADHAN 1432 H)

Tidak ada komentar: