XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK
ATAU SUB-TOPIK SENTRAL YANG MEWARNAI
KANDUNGAN TIAP SURAH ATAU MENENTUKAN
TEMA SURAH.
50.
QUR’AN
SURAH L : QAAF
TOPIK
SENTRAL SURAH:
Nama judul berupa huruf Q dari abjad huruf
Hijazi dan diikuti dengan sumpah dengan Al-Qur’an yang mulia dan dilanjutkan
dengan suatu pernyataan akan ke-tercengang-an manusia karena tiap rasul
itu berasal dari kaumnya sendiri. Diteruskan dengan akan ungkapan keraguan manusia tentang
hari kiamat. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan Tuhan supaya manusia itu
mengamati alam sekitarnya, apakah fenomena itu bukan sesuatu yang
men-tercengankan manusia? Kenyataan alam itu riil, dapat dilihat, didengar,
dipegang dan dirasakan oleh manusia. Inilah topik sentral surah (ayat 1 s/d 11
).
TEMA SURAH :
Mengapa manusia mempercayai keperiadaannya
alam, namun meragukan akan hari kiamat dan para utusan Tuhan ? Sedang semua itu
datang dari Tuhan yang sama. Kesimpulan yang dapat diambil ialah, bahwa para
rasul dan hari kiamat itu merupakan suatu REALITA seperti keperiadaan alam
semesta ini.
Inilah keyakinan yang akan menyelamatkan kehidupan manusia.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Rosul dan kiamat itu suatu rialitas, seperti riilnya alam
semesta ini. Sikap manusia dalam kehidupan ini harus dilandaskan pada realita
itu, bukan pada citra manusia sendiri.
51.
QUR’AN
SURAH LI : ADZ- DZARIAAT/YANG MENERBANGKAN
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama yang digunakan
sebagai sumpah untuk konfirmasi bahwa janji Tuhan pasti benar dan hari pembalasan itu pasti ada. (5-6). Dilanjutkan dengan sumpah dengan ruang angkasa bahwa
manusia itu berbeda-beda pendapat dan terkutuklah para
pembohong, yang dibelokkan dari
kebenaran , yang hanyut dalam kelalaian dan kebodohan. Topik diteruskan dengan balasan pada mereka yang beriman,
ialah:
R Mereka yang tidak banyak tidur diwaktu malam;
R Waktu sahur memohon ampunan; dan
R Mengakui bahwa pada waktu malam tidak banyak tidur dan
R Pada hartanya ada hak bagi si miskin dan fakir.
Topik ditutup dengan diulangi kembali akan kepastian hari kiamat (23).
TEMA SURAH :
Manusia yang meragukan janji-janji Tuhan dan datangnya hari
kiamat disebut sebagai lalai dan bodoh, yang
disebut pembohong, dibandingkan dengan sifat-sifat mereka yang beriman. Ini berarti
bahwa untuk menjadi beriman orang harus selalu belajar dan sadar diri.
Berbohong dihubungkan dengan lalai dan bodoh. Sumpah yang digunakan ialah
fenomena alam yang tiap hari dapat disaksikan manusia, suatu realita yang tidak
mungkin diabaikan manusia ; seperti itulah seharusnya kita menyadari akan
kematian dan kiamat yang merupakan suatu realita yang harus disadari manusia,
sehingga tidak lagi lalai dan berbuat bodoh dalam menjalani kehidupan ini.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Lalai (bukan LUPA) dan bodoh disebut BOHONG/DUSTA. Lalai biasanya disebabkan oleh pesona keinginan dan
bodoh karena tidak mau belajar/bertanya. Bagi manusia lalai itu dianggap
ringan/tidak serius, sesuatu yang tidak penting dan bodoh bukan dianggap suatu
kesalahan, tetapi sesuatu yang ‘taken for granted’. Namun Tuhan berpendapat lain, keduanya itu
disebut DUSTA. Disini larangan MABUK, EKSTASI , LUPA DARATAN mempunyai arti.
52.
QUR’AN
SURAH LII : ATH-THUR
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah digunakan sebagai sumpah bersama dengan kitab, baitul makmur
dan laut untuk mengkonfirmasikan kepastian
datangnya kiamat
dan kecelakaan bagi para pendusta, ialah mereka yang terbenam dalam kebatilan.
Dilanjutkan dengan lukisan balasan Tuhan bagi mereka dan bagi yang beriman.
TEMA SURAH :
Temanya serupa dengan
tema surah terdahulu, hanya pendustakan kiamat dilukiskan sebagai “yang terbenam dalam kebathilan”,
Karena hubbud dunia, cinta dunia.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah ini memperkuat surah terdahulu,
karena dilanjutkan dengan “terbenam dalam kebatilan’. Artinya tanpa menggunakan KIAMAT sebagai REALITA, manusia tidak pernah memperhitungkan AKIBAT AKHIR dari ulahnya dalam hidup ini.
53.
QUR’AN
SURAH LIII : AN-NAJM/BINTANG
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah digunakan sebagai sumpah untuk membenarkan kerasulan Muhammad,
wahyu yang diterimanya dan adanya malaikat Jibril, serta sidratul muntaha, dimana Muhammad menyaksikan ke-Maha Kuasa-nya Tuhan. Dengan
mempelajari kosmologi, manusia mempunyai gambaran bahwa jagad/universe itu terbatas (karena makhluk), tetapi tak bertepi. Allah
ada diluar yang terbatas !
TEMA
SURAH :
Fenomena alam lagi yang digunakan sebagai sumpah untuk
menguatkan kebenaran yang ghoib. Ini
berarti bahwa kita harus menyakini dan menyadari yang ghoib itu seperti kita
menyakini dan menyadari yang nyata dan perbuatan kita itu disesuaikan
dengannya. Kalau yang nyata itu suatu REALITA, maka yang ghaib itu juga suatu REALITA.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Apa yang diungkapkan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang GHOIB, harus ditangkap
manusia sebagai suatu REALITA, se-riil fenomena alam. Artinya harus ikut diperhitungkan dalam
mengambil tindakan.
54.
QUR’AN
SURAH LIV : AL-QOMAR/BULAN
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama, sebagai bagian dari
topik pertama (1-8) yang menerangkan telah dekatnya kiamat, dengan tandanya
ialah terbelahnya bulan. Dilanjutkan dengan sifat mereka yang mengingkari
wahyu, ialah mereka yang mengikuti nafsunya, dan mengingkari ancaman Tuhan yang
sesungguhnya merupakan Hikmah yang dalam. Dilanjutkan dengan
perintah pada para mukmin untuk meninggalkan mereka. Topik ditutup dengan
keadaan orang-orang kafir waktu dihidupkan kembali dari kuburnya.(1-8)
TEMA SURAH :
Surah ini mengandung konfirmasi lagi tentang kiamat dan diikuti
dengan pernyataan bahwa peringatan dan ancaman itu sesungguhnya HIKMAH yang dalam. Orang yang mendapatkan hikmah ialah mereka yang diberi kebaikan
yang banyak, jadi ungkapan di atas mengandung arti bahwa, bila kita
menggunakannya dengan benar, maka kita akan mendapatkan kebaikan yang banyak.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah melanjutkan dengan mengemukakan arti dari makna mengakui
yang GHOIB sebagai suatu REALITA YANG RIIL, ialah bahwa
kesadaran itu mengandung HIKMAH, artinya memberi kemampuan MOTIVASI manusia untuk memilih jalan Tuhan, daripada jalan yang lain.
55.
QUR’AN
SURAH LV : AR-RAHMAN/YANG MAHA PEMURAH
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka
surah untuk menegaskan dari siapa datangnya Al-Qur’an, ialah dari Tuhan
yang Rahman, Maha Pemurah dan Penyanyang, yang menciptakan manusia dan mengajarkan berbicara. Kemudian dilanjutkan dengan ujud caiptaan
yang lain ialah alam semesta dengan segala isinya yang semuanya untuk
kepentingan manusia. Topik ditutup dengan suatu pertanyakan yang menghunjam
dalam benak dan nurani manusia :” Maka nikmat Tuhan manakah yang
kamu dustakan ?’ Ditengah tengah topik disisipkan perintah
untuk menegakkan timbangan
dengan ADIL. ( ayat 1 s/d 13). Timbangan disini bukan hanya bersifat
materiil, tetapi juga yang immaterial, seperti adil, bijak, lurus dll.
TEMA
SURAH :
Al-Qur’an disejajarkan dengan alam yang diciptakan Tuhan untuk
kenikmatan manusia. Apakah yang terjadi bila alam diambil kembali oleh Tuhan
? Manusia pada hakekatnya membutuhkan wahyu
seperti membutuhkan alam ! Jadi manusia harus mencintai
dan menggunakan wahyu, seperti dia mencintai dan menggunakan alam yang telah
diakui manusia sebagai nikmat yang diberikan Tuhan padanya, maka pertanyaan :
“Maka nikmat
Tuhan manakah yang manusia dustakan ?” 30 ayat dari 78 ayat
surah ini berupa pertanyaan itu. Suatu cara menanamkan kebenaran yang otentik
dan unik !
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah ini memandang “FUNGSI”
WAHYU sejajar
dengan ALAM, ialah sebagai NIKMAT yang diberikan Tuhan pada manusia. Maka selayaknya bila manusia yang MENCINTAI MATERI / KEHIDUPAN DUNIA ini juga
MENCINTAI WAHYU/KEHIDUPAN UCHROWI.
56.
QUR’AN
SURAH LVI : AL-WAQI’AH/KIAMAT
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama
yang melukiskan fenomena hari kiamat, kemudian diikuti dengan apa yang terjadi
pada manusia. Manusia akan terbagi dalam 3 golongan :
R Golongan kanan
R Golongan kiri
R Golongan yang paling dulu beriman
Ayat 14
menyatakan bahwa gol. ketiga bukan hanya mereka yang terdahulu
beriman (pada zaman Nabi), tetapi juga mereka (pada zaman paska Nabi) yang bersigera
meyakini wahyu, tidak menunda-nunda. (14-26). Ayat 40 menerangkan bahwa pada zaman sekarang, hanya golongan kecil yang menyegerakan
mempelajari dan meng-imani wahyu dan merekalah yang akan mendapatkan surga, seperti juga gol. pertama, sedangkan gol. kedua mendapat
azab. ( 1- 57).
TEMA SURAH :
Manusia pada hari kiamat, hari peradilan,
hanya akan digolongkan menjadi 3 golongan. Penggolongan ini berdasarkan : sikapnya
terhadap wahyu dan sikapnya terhadap waktu yang digunakan untuk menentukan
sikap. Waktu keraguannya sampai umur lanjut. Jadi waktu yang digunakan manusia untuk menentukan sikap
itu juga penting dalam menentukan golongan.
Apakah ini yang menyebabkan waktu kematian itu tidak
diberitahukan pada manusia ?! Disinilah makna ragu sebagai kriteria keimanan.
SUDUT
PANDANG SURAH :
Surah tidak hanya memandang pada hasil yang
disini dilukiskan sebagai SIKAP, tetapi juga pada WAKTU/KESEMPATAN , sesuatu yang mengandung NIAT dan UPAYA, artinya juga mengandung PROSES (dalam makna becoming) . Inilah anjuran dalam wahyu dengan kata “BERSEGERALAH” mengandung arti.
57.
QUR’AN
SURAH LVII : AL-HADIID
TOPIK
SENTRAL SURAH :
Nama judul terdapat pada ayat ke 25, yang
menyatakan dianugerahkannya besi yang mengandung kekuatan dan banyak manfaat
bagi manusia. Sebelumnya telah dinyatakan bahwa Tuhan telah mengutus Rasul
dengan membawa kitab dan kriteria supaya manusia menegakkan keadilan. Topik
dibuka dengan pernyataan bahwa kehidupan dunia itu hanya sendau gurau,
perhiasan, bermegah-megahan dan berlomba dalam harta dan anak-anak, seperti
keadaan tumbuh-tumbuhan yang baru kena hujan, hidup subur, tapi toh akhirnya
pasti akan mati. Bila manusia mau berlomba, maka berlombalah mencari ampunan
Tuhan dan surga. Diingatkan kisah kaum Ibrahim dan kaum rasul sebelum Muhammad,
yang selalu ingkar dan dijelaskan melalui ulah kaum Yahudi dan Nasrani, bahwa
Tuhan mengutuk mereka, karena mengadakan mengadakan lembaga rahbaniyah. Dan ditutup dengan seruan terhadap
Nasrani untuk mengimani Allah dan Rasul-Nya. Inilah topik sentral surah. (
20-29)
TEMA SURAH :
Tujuan hidup ini ialah menegakkan keadilan,
dengan bersenjatakan kitab dan kriteria yang terkandung dalam wahyu.
Digambarkan fenomena kehidupan dunia ini
realitanya hanyalah merupakan perlombaan untuk mencari kekuatan, kekuasaan dan
kekayaan. Besi yang dianugerah kan Tuhan yang dapat memberi kekuatan dan
manfaat yang banyak, janganlah digunakan
untuk alat perlombaan itu. Gunakanlah untuk berlomba mencari ridlo-Nya. Jadi
pesan yang dikandung surah ialah alam yang dianugerahkan Tuhan seharusnya digunakan
untuk mencari ridlo-Nya !
SUDUT
PANDANG SURAH :
Semua yang danugerahkan Tuhan yang mampu
menciptakan suatu kekuatan dan kekuasaan harus digunakan untuk berlomba mencari
RIDLO-NYA, bukan untuk memuaskan keinginan dan menguasai manusia
maupun makhluk yang lain.
By A Baghowi Bachar
(Posting 21 Agustus
2011/21 RAMADHAN 1432 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar