XIV. MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK
ATAU SUB-TOPIK SENTRAL YANG MEWARNAI
KANDUNGAN TIAP SURAH ATAU MENENTUKAN
TEMA SURAH.
58.
QUR’AN
SURAH LVIII : AL-MUJADALAH/WANITA YANG MENGGUGAT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul
surah terdapat pada ayat pembuka surah yang termasuk topik pertama ( 1-6) yang
mengetengahkan masalah tentang sikap seorang suami, yang men-zihar isterinya
(menganggap isterinya sebagai ibunya).
Maka Tuhan menurunkan hukumnya dengan jelas:
R Memerdekakan
seorang budak atau
R Berpuasa
berturut turut selama 2 bulan atau
R Memberi
makan 60 orang miskin
TEMA SURAH :
Permasalahan
antar suami isteri dalam kehidupan, yang dapat menghancurkan keluarga, unit terkecil dari ummah, merupakan masalah yang
sangat serius dimata Tuhan, sehingga Tuhan menurunkan hukumnya yang berat. Luas
hukum itu sampai mempengaruhi wajah kehidupan social dalam arti hukum itu
digunakan untuk memperbaiki masarakat manusia, menghapus perbudakan dan
menolong si fakir miskin. Ini suatu bukti bahwa kehidupan keluarga dalam
lingkungan kaum muslimin merupakan titik sentral
dalam membentukan umat.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia harus ingat, bahwa tindakannya/perbuatannya yang
kecil ruang lingkupnya, dapat membawa
dampak yang sangat luas dalam kehidupan umat. Perbuatan pribadi yang berada
dalam dimensi akhlaq akan mendatangkan dampak yang berdimensi sosial atau
memakan dimensi waktu yang panjang. Oleh karena itu Agama itu membina manusia
mulai dari akhlaq sampai amalannya dalam menyelamatkan kehidupan manusia
seluruhnya.
59.
QUR’AN
SURAH LIX : AL- HASYR/PENGUSIRAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat kedua dari topik
pertama (1-10) yang menceriterakan bahwa terusirnya kaum Kafir dari Madinah itu
atas kehendak Tuhan sebagai ganti dari azab yang seharusnya ditimpakan pada
mereka, karena ke-ingkarannya. Kehendak Tuhan itu di-expressikan dengan adanya rasa takut dalam
hati mereka. Topik dibuka dengan pernyataan bahwa semua itu
bertasbigh pada Tuhan. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang senada
tentang kemenangan dalam peperangan dan keuntungan yang diperoleh, yang berupa
ghonimah.
Diteruskan dengan hukum ghonimah yang harus dibagi bagi,
termasuk orang-orang miskin, sehingga merata. Pengusiran orang orang Madinah
itu tidak dapat disamakan dengan peristiwa hijrah Nabi dan para pengikutnya,
karena motivasinya yang berbeda, bahkan berlawanan. Hijrah adalah perintah Tuhan
untuk meneruskan tugas Rasul, sedangkan pengusiran itu merupakan bagian dari azab.
TEMA SURAH :
Tema ini mengungkapkan hakekat dari suatu fenomena, untuk
mencegah lahirnya
kesombongan dalam hati orang-orang beriman yang telah mampu menguasai Madinah.
Nada ungkapannya menyerupai nada keyakinan kaum jabariah, untuk menguatkan keyakinannya terhadap
ke-Maha-Kuasa-nya Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Dalam
saat kejayaan, surah menyadarkan manusia, bahwa kekuatannya itu sesungguhnya
datang dari Tuhan, bukan dari dirinya. Dengan demikian surah ini memandang
hasil upaya manusia itu sesungguhnya atas pertolongan Tuhan, sehingga manusia
harus menyadari bahwa dirinya tergantung mutlak pada Tuhan Dengan demikian pandangan ini berguna untuk LEBIH MENANAMKAN KESADARAN KEMAKHLUKAN MANUSIA,
yang akan mengikis kesombongan, sumber segala kebathilan dan memberi MAKNA pada kata TAWAKKAL
dan SABAR.
60.
QUR’AN
SURAH LX :
AL-MUMTAHANAH/WANITA YANG DIUJI
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 10, sebagai bagian
dari topik penutup surah, yang menyatakan, bahwa bila seorang wanita yang
meninggalkan suaminya (yang kafir) itu mengaku beriman dan ingin bergabung,
maka keimanannya itu harus diuji. Kemudian dilanjutkan dengan ke tentuan, bahwa
seorang
Muslim diharamkan untuk menikah dengan orang non-muslim ! Selan
jutnya dilarang untuk mengambil mereka yang dimurkai Allah sebagai penolong. Surat
ini mengan tisipasi keadaan pada waktu ini, 14 abad setelah diturunkan surat
ini. Sebagai dalih untuk menga wini atau dikawini oleh orang non-muslim, yang
non-muslim itu dijadikan muslim dala satu hari, bahkan I jam dengan diajarkan
mengucapkan SYAHADATAIN. Beranikah kita
mendustai Allah ?!
TEMA SURAH :
Kehidupan
keluarga yang akan membentuk keturunan darah dan menciptakan suatu kaum, harus
ditundukkan pada pembentukan ummat, satu surah lagi yang menyatakan tujuan pernikahan
atau pembentukan keluarga.
SUDUT PANDANG SURAH :
Pembentukan UCHUWAH KHOLQIYAH
(keturunan darah/ bangsa) harus ditundukkan pada pembentukan UCHUWAH DINIYAH. Inilah landasan untuk menyatukan
seluruh umat manusia yang akan mampu mengatasi perbedaan warna kulit, perbedaan
keturunan, perbedaan status sosial-ekonomi-politik-budaya yang hasilnya akan
mengikis PERBUDAKAN dan status KASTA dan MEMPERSATUKAN
MANUSIA dibawah bendera UCHUWAH DINIYAH !!!
61.
QUR’AN
SURAH LXI : ASH-SHAF/BARISAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 4 sebagai bagian
dari topik pertama surah yang menyatakan secara tegas bahwa Tuhan menyukai
orang yang berjihad [berjuang mencapai satu tujuan, memenangkan musuh manusia,
bukan hanya kelompok manusia lain, tetapi juga kebodohan, kenistaan, kemiskinan
dll. karena inilah musuh sejati manusia]. dengan barisan yang rapi dan kokoh.
Topik dibuka dengan pernyataan “bertasbighnya seisi alam dan diteruskan dengan
kebencian Tuhan terhadap orang orang yang tetap mengingkari perintah-Nya. Ini
suatu peringatan Tuhan, bahwa manusia itu termasuk isi Alam, jadi harus ikut
bertasbigh.
TEMA SURAH :
Dalam
topik ini kata TASBIGH disejajarkan dengan kata PERANG/BERJUANG/
BERJIHAD dan dipertentangkan dengan kata ‘INGKAR
mengikuti perintah-Nya’. Kemudian ditekankan bahwa Tuhan menyukai bila para
yang beriman itu membentuk suatu barisan yang rapi dan kokoh, artinya
dianjurkan untuk uchuwah/persatuan. Persatuan yang mampu mengatasi pembatas
antar manusia, seperti kebangsaan, golongan, kedudukan, kekayaan, ideology,
isme juga madzhab dan sebagainya, ialah satu satunya pemersatu UCHUWAH DINIYAH.
SUDUT PANDANG SURAH :
BERTASBIGH
diartikan tunduk patuh pada perintah Tuhan, meskipun perintah itu perintah
perang [ujian yang berat] Dan sebaiknya bertasbigh itu bersama2 dalam keadaan
rapi dan kokoh. Disini ditekankan lagi soal UCHUWAH.
62.
QUR’AN
SURAH LXII : AL-JUM’AT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 9, yang termasuk
topik terakhir surah (9-11), yang dibuka dengan perintah menyegerakan shalat JUM’AH bila
telah mendengar panggilannya dan meninggalkan JUAL-BELI, jangan seperti
mereka yang sebaliknya, meninggalkan panggilan shalat Jum’ah, bila ada
perniagaan dan permainan.
TEMA SURAH:
Seruan sembahyang Jum’at harus menghentikan aktivitas
jual beli, artinya mencari kehidupan dunia, jangan sebaliknya. Disini dikatakan
shalat Jum’at, bukan hanya panggilan
shalat. Jadi panggilan shalat Jum’at dipertentangkan dengan panggilan mencari
kehidupan dunia dan ini logis, karena keduanya merupakan aktivitas sosial
/bermasarakat Jadi harus adanya keseimbangan antara dunia dan acherat secara
kebersamaan, inilah gambaran kehidupan ummah.
SUDUT PANDANG SURAH :
Ada
2 macam aktivitas sosial, yang pertama mencari kehdupan dunia dan kedua mengikuti
panggilan Tuhan. Antara keduanya, seorang muslim harus mendahulukan panggilan
Tuhannya, bagaimanapun kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan dunianya..Kedua
kehidupan ummah itu selalu digambarkan KEBERSAMAAN-nya/UCHUWAH-nya.
63.
QUR’AN
SURAH LXIII : AL-MUNAFIKUN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, yang termasuk topik sentral
surah (ayat 1 s/d 8), yang menerangkan
dengan jelas ciri-ciri
seorang munafik, ialah orang yang :
R Menggunakan sumpah sebagai
perisai
R Menghalangi jalan Tuhan
Ini disebabkan
karena mereka pernah beriman.
Kemudian diterangkan tentang penampilan fisik mereka : sikap menyenangkan
dan bicaranya mempesona. Ditutup dengan keadaan para munafikun Madinah yang
menginginkan kembalinya para muhajirun keluar dari Madinah kembali ke Mekah..
TEMA SURAH :
Diuraikan
sifat seorang
munafik, baik dimensi mental maupun sosialnya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Diingatkan bahwa kita harus berhati-hati dalam MENILAI PENAMPILAN SESEORANG, meskipun ia
dikenal sebagai seorang muslim, orang baik, orang menyenangkan dll. Disini
Tuhan menggolongkan manusia atas dasar SIKAP MANUSIA
TERHADAP AJARAN-NYA. Mengapa mereka diberi kelebihan dalam penampilan
fisiknya ? Untuk menguatkan pengertian
bahwa PENILAIAN MANUSIA tidak sama dengan PENILAIAN TUHAN, karena’ landasan penilaianlah’
yang berbeda Manusia lebih melihat lahiriyanya, sedang Tuhan meletakkan
penilaian lebih pada mental-spiritualnya.
64.
QUR’AN
SURAH LXIV : AT-TAGHABUN/HARI DITAMPAKANNYA KESALAHAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat ke 9, yang termasuk topik pertama ( ayat 1-10 )
yang menegaskan tentang pasti datangnya hari Kiamat, hari pembuktian.
Topik/surah dibuka dengan pernyataan, bahwa seluruh alam bertasbigh, dan
bahwa manusia itu ada yang
TEMA SURAH :
Hari
kiamat ialah hari pembuktian tentang apa yang dijanjikan Tuhan itu pasti
ditepati.
SUDUT PANDANG SURAH :
Hari Kiamat harus DISADARI
manusia sebagai salah satu REALITA kehidupan
yang harus diperhitungkan dalam menjalani hidup ini.
65.
QUR’AN
SURAH LXV : ATH-THALAQ
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama
judul surah terdapat pada ayat pertama , topik pertama ( ayat 1-7), yang
ditujukan pada Nabi,
yang menerangkan hukum talak :
1.
Waktu menceraikan isterinya, harus
memikirkan kepentingan yang ditalak. Misalnya jangan mengganggu masa idahnya
dengan menunggu waktu isterinya bersih. (jangan berhubungan sebelum menalaknya)
2.
Jangan mengeluarkan mereka dari
rumah’ (alasannya mungkin tuhan menunjukkan sesuatu yang baru, misalnya mau
rujuk kembali, kalau baru talak satu.)
3.
Kalau waktu idahnya berakhir, maka
rujukilah dengan baik, kalau masih ingin rujuk. Atau lepaskanlah dengan baik.
4.
Putusan itu harus dipersaksikan oleh
2 saksi yang adil
5.
Idah, waktunya 3bulan, juga bagi
mereka yang tidak haid lagi
6.
Tempatkan mereka ditempatmu semula, jangan
menyusahkan mereka.
7.
Mereka harus diberikan nafkah tgt
kekuatan mantan suami.
TEMA SURAH :
Tema
sentral surah ini ialah ketentuan Tuhan tentang
talak, artinya pembinaan keluarga bila tidak dapat dipertahankan lagi. Retak
atau cerai-berainya kehidupan keluarga, artinya rusaknya uchuwah kholqiyah harus tidak
merusak uchuwwah
diniyah.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang kehidupan dari sudut unit kehidupan yang
terkecil ialah keluarga. Rusaknya unit ini tidak boleh merusak kehidupan ummah.
Surah ini ditujukan pada Nabi, karena Nabilah manusia yang paling tunduk pada KETENTUAN-NYA. Ini berarti bahwa Tuhan TIDAK MEMAKSAKAN KEHENDAKNYA, menghormati perasaan
manusia. Kalau manusia masih ingin bermain-main dengan ketentuan-Nya, apakah ia
tidak patut di-adzab ?
By A Baghowi Bachar
(Posting 24 Agustus
2011/24RAMADHAN 1432 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar