Translate

Telusuri via Blog Ini

Rabu, 24 Agustus 2011

58. QUR’AN SURAH LVIII : AL-MUJADALAH/WANITA YANG MENGGUGAT


XIV.    MAKNA NAMA JUDUL TIAP SURAH
TOPIK ATAU SUB-TOPIK SENTRAL  YANG MEWARNAI KANDUNGAN TIAP SURAH  ATAU MENENTUKAN TEMA SURAH.

58.        QUR’AN SURAH   LVIII :  AL-MUJADALAH/WANITA YANG MENGGUGAT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah yang termasuk topik pertama ( 1-6) yang mengetengahkan masalah tentang sikap seorang suami, yang men-zihar isterinya (menganggap isterinya sebagai ibunya). Maka Tuhan menurunkan hukumnya dengan jelas:
R  Memerdekakan seorang budak atau
R  Berpuasa berturut turut selama 2 bulan atau
R  Memberi makan 60 orang miskin
TEMA  SURAH :
Permasalahan antar suami isteri dalam kehidupan, yang dapat menghancurkan keluarga, unit terkecil dari ummah, merupakan masalah yang sangat serius dimata Tuhan, sehingga Tuhan menurunkan hukumnya yang berat. Luas hukum itu sampai mempengaruhi wajah kehidupan social dalam arti hukum itu digunakan untuk memperbaiki masarakat manusia, menghapus perbudakan dan menolong si fakir miskin. Ini suatu bukti bahwa kehidupan keluarga dalam lingkungan kaum muslimin merupakan titik sentral dalam membentukan umat.
SUDUT PANDANG SURAH :
Manusia harus ingat, bahwa tindakannya/perbuatannya yang kecil ruang lingkupnya,  dapat membawa dampak yang sangat luas dalam kehidupan umat. Perbuatan pribadi yang berada dalam dimensi akhlaq akan mendatangkan dampak yang berdimensi sosial atau memakan dimensi waktu yang panjang. Oleh karena itu Agama itu membina manusia mulai dari akhlaq sampai amalannya dalam menyelamatkan kehidupan manusia seluruhnya.
59.        QUR’AN SURAH   LIX :  AL- HASYR/PENGUSIRAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat kedua dari topik pertama (1-10) yang menceriterakan bahwa terusirnya kaum Kafir dari Madinah itu atas kehendak Tuhan sebagai ganti dari azab yang seharusnya ditimpakan pada mereka, karena ke-ingkarannya. Kehendak Tuhan itu di-expressikan dengan adanya rasa takut dalam hati mereka. Topik dibuka dengan pernyataan bahwa semua itu bertasbigh pada Tuhan. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang senada tentang kemenangan dalam peperangan dan keuntungan yang diperoleh, yang berupa ghonimah.
Diteruskan dengan hukum ghonimah yang harus dibagi bagi, termasuk orang-orang miskin, sehingga merata. Pengusiran orang orang Madinah itu tidak dapat disamakan dengan peristiwa hijrah Nabi dan para pengikutnya, karena motivasinya yang berbeda, bahkan berlawanan. Hijrah adalah perintah Tuhan untuk meneruskan tugas Rasul, sedangkan pengusiran itu merupakan  bagian dari azab.
TEMA  SURAH :
Tema ini mengungkapkan hakekat dari suatu fenomena, untuk mencegah lahirnya kesombongan dalam hati orang-orang beriman yang telah mampu menguasai Madinah. Nada ungkapannya menyerupai nada keyakinan kaum jabariah, untuk menguatkan keyakinannya terhadap ke-Maha-Kuasa-nya Tuhan.
SUDUT PANDANG SURAH :
Dalam saat kejayaan, surah menyadarkan manusia, bahwa kekuatannya itu sesungguhnya datang dari Tuhan, bukan dari dirinya. Dengan demikian surah ini memandang hasil upaya manusia itu sesungguhnya atas pertolongan Tuhan, sehingga manusia harus menyadari bahwa dirinya tergantung mutlak pada Tuhan  Dengan demikian pandangan ini berguna untuk LEBIH MENANAMKAN KESADARAN KEMAKHLUKAN MANUSIA, yang akan mengikis kesombongan, sumber segala kebathilan dan memberi MAKNA pada kata TAWAKKAL dan SABAR.
60.        QUR’AN SURAH   LX  :  AL-MUMTAHANAH/WANITA YANG DIUJI
TOPIK SENTRAL SURAH:
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 10, sebagai bagian dari topik penutup surah, yang menyatakan, bahwa bila seorang wanita yang meninggalkan suaminya (yang kafir) itu mengaku beriman dan ingin bergabung, maka keimanannya itu harus diuji. Kemudian dilanjutkan dengan ke tentuan, bahwa seorang Muslim diharamkan untuk menikah dengan orang non-muslim ! Selan jutnya dilarang untuk mengambil mereka yang dimurkai Allah sebagai penolong. Surat ini mengan tisipasi keadaan pada waktu ini, 14 abad setelah diturunkan surat ini. Sebagai dalih untuk menga wini atau dikawini oleh orang non-muslim, yang non-muslim itu dijadikan muslim dala satu hari, bahkan I jam dengan diajarkan mengucapkan SYAHADATAIN. Beranikah kita mendustai Allah ?!
TEMA  SURAH :
Kehidupan keluarga yang akan membentuk keturunan darah dan menciptakan suatu kaum, harus ditundukkan pada pembentukan ummat, satu surah lagi yang menyatakan tujuan pernikahan atau pembentukan keluarga.
SUDUT PANDANG SURAH :
Pembentukan UCHUWAH KHOLQIYAH (keturunan darah/ bangsa) harus ditundukkan pada pembentukan UCHUWAH DINIYAH. Inilah landasan untuk menyatukan seluruh umat manusia yang akan mampu mengatasi perbedaan warna kulit, perbedaan keturunan, perbedaan status sosial-ekonomi-politik-budaya yang hasilnya akan mengikis PERBUDAKAN dan status KASTA dan MEMPERSATUKAN MANUSIA dibawah bendera UCHUWAH DINIYAH !!!
61.        QUR’AN SURAH   LXI :  ASH-SHAF/BARISAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 4 sebagai bagian dari topik pertama surah yang menyatakan secara tegas bahwa Tuhan menyukai orang yang berjihad [berjuang mencapai satu tujuan, memenangkan musuh manusia, bukan hanya kelompok manusia lain, tetapi juga kebodohan, kenistaan, kemiskinan dll. karena inilah musuh sejati manusia]. dengan barisan yang rapi dan kokoh. Topik dibuka dengan pernyataan “bertasbighnya seisi alam dan diteruskan dengan kebencian Tuhan terhadap orang orang yang tetap mengingkari perintah-Nya. Ini suatu peringatan Tuhan, bahwa manusia itu termasuk isi Alam, jadi harus ikut bertasbigh.
TEMA  SURAH :
Dalam topik ini kata TASBIGH disejajarkan dengan kata PERANG/BERJUANG/ BERJIHAD dan dipertentangkan dengan kata ‘INGKAR mengikuti perintah-Nya’. Kemudian ditekankan bahwa Tuhan menyukai bila para yang beriman itu membentuk suatu barisan yang rapi dan kokoh, artinya dianjurkan untuk uchuwah/persatuan. Persatuan yang mampu mengatasi pembatas antar manusia, seperti kebangsaan, golongan, kedudukan, kekayaan, ideology, isme juga madzhab dan sebagainya, ialah satu satunya pemersatu UCHUWAH DINIYAH.
SUDUT PANDANG SURAH :
BERTASBIGH diartikan tunduk patuh pada perintah Tuhan, meskipun perintah itu perintah perang [ujian yang berat] Dan sebaiknya bertasbigh itu bersama2 dalam keadaan rapi dan kokoh. Disini ditekankan lagi soal UCHUWAH.
62.        QUR’AN SURAH  LXII :  AL-JUM’AT
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 9, yang termasuk topik terakhir surah (9-11), yang dibuka dengan perintah menyegerakan shalat JUM’AH bila telah mendengar panggilannya dan meninggalkan JUAL-BELI, jangan seperti mereka yang sebaliknya, meninggalkan panggilan shalat Jum’ah, bila ada perniagaan dan permainan.
TEMA  SURAH:
Seruan sembahyang Jum’at harus menghentikan aktivitas jual beli, artinya mencari kehidupan dunia, jangan sebaliknya. Disini dikatakan shalat Jum’at, bukan hanya panggilan shalat. Jadi panggilan shalat Jum’at dipertentangkan dengan panggilan mencari kehidupan dunia dan ini logis, karena keduanya merupakan aktivitas sosial /bermasarakat Jadi harus adanya keseimbangan antara dunia dan acherat secara kebersamaan, inilah gambaran kehidupan ummah.
SUDUT PANDANG SURAH :
Ada 2 macam aktivitas sosial, yang pertama mencari kehdupan dunia dan kedua mengikuti panggilan Tuhan. Antara keduanya, seorang muslim harus mendahulukan panggilan Tuhannya, bagaimanapun kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan dunianya..Kedua kehidupan ummah itu selalu digambarkan KEBERSAMAAN-nya/UCHUWAH-nya.
63.        QUR’AN SURAH  LXIII :   AL-MUNAFIKUN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pembuka surah, yang termasuk topik sentral surah  (ayat 1 s/d 8), yang menerangkan dengan jelas ciri-ciri seorang munafik, ialah orang yang :
R  Menggunakan sumpah sebagai perisai
R  Menghalangi jalan Tuhan
Ini disebabkan karena mereka pernah beriman. Kemudian diterangkan tentang penampilan fisik mereka : sikap menyenangkan dan bicaranya mempesona. Ditutup dengan keadaan para munafikun Madinah yang menginginkan kembalinya para muhajirun keluar dari Madinah kembali ke Mekah..
TEMA  SURAH :
Diuraikan sifat seorang munafik, baik dimensi mental maupun sosialnya.
SUDUT PANDANG SURAH :
Diingatkan bahwa kita harus berhati-hati dalam MENILAI PENAMPILAN SESEORANG, meskipun ia dikenal sebagai seorang muslim, orang baik, orang menyenangkan dll. Disini Tuhan menggolongkan manusia atas dasar SIKAP MANUSIA TERHADAP AJARAN-NYA. Mengapa mereka diberi kelebihan dalam penampilan fisiknya  ? Untuk menguatkan pengertian bahwa PENILAIAN MANUSIA tidak sama dengan PENILAIAN TUHAN, karena’ landasan penilaianlah’ yang berbeda Manusia lebih melihat lahiriyanya, sedang Tuhan meletakkan penilaian lebih pada mental-spiritualnya.
64.        QUR’AN SURAH  LXIV :   AT-TAGHABUN/HARI DITAMPAKANNYA KESALAHAN
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat ke 9, yang termasuk topik pertama ( ayat 1-10 ) yang menegaskan tentang pasti datangnya hari Kiamat, hari pembuktian. Topik/surah dibuka dengan pernyataan, bahwa seluruh alam bertasbigh, dan bahwa manusia itu ada yang
TEMA  SURAH :
Hari kiamat ialah hari pembuktian tentang apa yang dijanjikan Tuhan itu pasti ditepati.
SUDUT PANDANG SURAH :
Hari Kiamat harus DISADARI manusia sebagai salah satu REALITA kehidupan yang harus diperhitungkan dalam menjalani hidup ini.
65.        QUR’AN SURAH  LXV :   ATH-THALAQ
TOPIK SENTRAL SURAH :
Nama judul surah terdapat pada ayat pertama , topik pertama ( ayat 1-7), yang ditujukan pada Nabi, yang menerangkan hukum talak :
1.        Waktu menceraikan isterinya, harus memikirkan kepentingan yang ditalak. Misalnya jangan mengganggu masa idahnya dengan menunggu waktu isterinya bersih. (jangan berhubungan sebelum menalaknya)
2.        Jangan mengeluarkan mereka dari rumah’ (alasannya mungkin tuhan menunjukkan sesuatu yang baru, misalnya mau rujuk kembali, kalau baru talak satu.)
3.        Kalau waktu idahnya berakhir, maka rujukilah dengan baik, kalau masih ingin rujuk. Atau lepaskanlah dengan baik.
4.        Putusan itu harus dipersaksikan oleh 2 saksi yang adil
5.        Idah, waktunya 3bulan, juga bagi mereka yang tidak haid lagi
6.        Tempatkan mereka ditempatmu semula, jangan menyusahkan mereka.
7.        Mereka harus diberikan nafkah tgt kekuatan mantan suami.
TEMA  SURAH :
Tema sentral surah ini ialah ketentuan Tuhan tentang talak, artinya pembinaan keluarga bila tidak dapat dipertahankan lagi. Retak atau cerai-berainya kehidupan keluarga, artinya rusaknya uchuwah kholqiyah harus tidak merusak uchuwwah diniyah.
SUDUT PANDANG SURAH :
Surah memandang kehidupan dari sudut unit kehidupan yang terkecil ialah keluarga. Rusaknya unit ini tidak boleh merusak kehidupan ummah. Surah ini ditujukan pada Nabi, karena Nabilah manusia yang paling tunduk pada KETENTUAN-NYA. Ini berarti bahwa Tuhan TIDAK MEMAKSAKAN KEHENDAKNYA, menghormati perasaan manusia. Kalau manusia masih ingin bermain-main dengan ketentuan-Nya, apakah ia tidak patut di-adzab ?

By  A Baghowi Bachar

(Posting  24 Agustus  2011/24RAMADHAN 1432 H)

Tidak ada komentar: