Translate

Telusuri via Blog Ini

Minggu, 17 Mei 2020

"LEBIH BAIK DIAM" bila itu 'terbaik/emas'



Dalam kehidupan kita,  banyak pilihan yang harus kita lakukan untuk bersikap terhadap pengaruh di sekitar kita, pengaruh mulai dari rumah sampai di luar rumah, dari  anak , teman dekat sampai orang lain, dari berita  medsos sampai media mainstream -Koran, TV, Majalah hiburan -sampai Ilmiah. Pilihan bersikap dan berbuat yang kita ambil akan mempengaruhi hidup kita sendiri dan juga orang lain; keluarga, masyarakat dan lebih luas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seperti  teori  keseimbangan, apapun bentuknya misalnya " teori timbangan, teori pendulum, teori fisika  Newton tentang gerak, teori Chaos, Teori keseimbang Kimia, sampai teori relativitas Enstein. 
Intinya adalah ada titik nol sebagai titik keseimbangan sebagai titik potong, titik netral, titik diam seolah olah sebagai "tanpa energi" ; tanpa pontensial; tanpa pengaruh; "diam".

Makna keseimbangan sering digunakan  sebagai " stabil" pada makna  fungsi fungsi  sistem bangunan, seperti fungsi gerak, fungsi tulang , fungsi mesin mesin, fungsi termodinamik, dll.  dan sebaliknya  "tidak  stabil"  sebagai gangguan keseimbangan atau tidak seimbangan.

Dalam  makna yang lebih luas , makrokosmos,  keseimbangan  benda benda alam raya menjaga jarak dan berputar pada orbit atau garis revolusi antara planet dan matahari, antara  galaksi dan galaksi yang lainnya. 
galaksi bimasakti

Dari  penampakkan kita di bumi, benda benda  langit  seperti ada yang diam dan bergerak, begitu juga jika melihat  bumi dari atas ketinggian, seperti  tanah bumi dan lautan  ada yang  diam dan bergerak.  Hal  ini  juga  terjadi pada  alam -mikrokosmos  yang sangat kecil dan tidak tampak dengan mata kita, seperti bakteri, virus, atom dengan  proton, elektronnya. Bahkan kita tidak menyadari hidup kita dan jagat raya dibangun dari senyawa dari atom atom, unsur unsur  tersusun sedemikan rupa; unsur -unsur hidup dari rangkaian asam amino,DNA,RNA, lipoprotein, polisakarida , membentuk organisme satu sel sampai  multisel;  unsur unsur struktur kaku dari atom atom  logam dan nonlogam dengan senyawa senyawa  kimianya. Sungguh keteraturan  langit dan bumi karena adanya mekanisme" hukum keseimbangan"  dari Maha Penciptanya.

atom
virus



Dalam fisiologi, sangat  populer dengan  hukum mekanisme umpan balik "  feedback mechanism ", dimana proses proses  fisiologis  berjalan teratur sesuai dengan fungsi fungsinya, fungsi sel, fungsi jaringan, fungsi organ,  fungsi system tubuh; gangguan fungsi akan dipulihkan dengan mekanisme umpan balik, begitu seterusnya.
feedback mechanism

Pada aktifitas   fisik dan psikis yang membentuk karakter  pada manusia sangat  di pengaruhi oleh banyak faktor; faktor berasal dari basis kepribadian dan keluarga, faktor lingkungan mulai dari sekolah sampai interaksi sosial lingkungannya. Faktor  kepribadian sangat di pengaruhi proses masih kecil sejak dalam kandungan ibu sampai tumbuh dalam asuhan terutama masa balita  dan keluarga tumbuh sampai dewasa. keluarga yang  rukun  memungkinkan tumbuh secara psikis yang baik,sebaliknya yang broken home. Begitu juga  sekolah, lingkungan turut membangun  sikap perilaku - karakter  sesorang manusia.

Sikap perilaku  setiap orang  juga dipengaruhi oleh cara pandangnya terhadap "dunia" (way of life), tentu pemaknaan  terhadap setiap pristiwa  akan berbeda di "sikapi atau diperlakukan". Dalam konsep keseimbangan hidup antara " keinginan dan kenyataan",  antara  "idea  dan  fakta"  sesuatu dapat dimaknai secara dinamis dan bersinergi.

Pada  konsep "DIAM" kembali seperti disebut diatas, ada titik positif dan negatif pada sikap -perilaku kita. Diam dalam makna negatif  sebagai mudarat atau mengganggu, merusak, patologis dan sebaliknya, dalam makna positif  sebagai  manfaat atau memperbaiki, membangun, fisiologis normal. 

Dalam situasi yang "chaos, kerusuhan, wabah, pandemi,dsb." , kadang pilihan kita untuk  " berdiam" bermakna positif, tetapi juga dapat menjadi negatif.  

Seperti  situasi  kita sekarang, dimana terjadi Pandemi COVID 19 , untuk memutus  penyebaran  virus  secara cepat dan masif dengan cara berdiam dirumah(stayhome); bekerja dirumah, beribadah dirumah ; tidak berkumpul dalam suatu tempat yang padat; makna positifnya mencegah diri  kita  terkena dan bila terkena kita tidak menjadi agen penyebar virus ke orang lain, sehingga virus tidak menyerang secara cepat dan masif. Namun bila dimaknai negatif  atau sebaliknya, kita di anggap egois dan merugikan orang lain. Dalam situasi  yang mencapai " keseimbangan" dimana COVID 19 sudah berkurang atau imunitas kita sudah baik, maka sebaiknya kita " bergerak"  untuk memulihkan dampak yang negatif menjadi baik lagi, bukan sebaliknya kita "berdiam terus".  Dalam  terapi Pandemi COVID 19 selain pendekatan terapi medis kuratif  adalah terapi dengan prinsip komunitas(community base) yaitu triad epidemiology ; intervensi  terhadap agent, host, environment factor.
terapi komunitas

Gangguan,  hambatan terhadap  intervensi  faktor faktor tersebut menjadi terapi komunitas tidak berhasil atau gagal  menyembuhkan wabah secara cepat. Kegagalan terapi Pandemi  akan berpengaruh  pada sektor   ekonomi, sosial, politik, keamanan, bahkan kesehatan  terutama  tenaga kesehatan, karena harus melawan penyakit virus, juga  penyakit penyakit lain yang bersamaan juga muncul untuk terapi kuratif;  selain  itu dapat mengancam kesehatan tenaga kesehatan karena kelelahan, dan menurunkan daya tahan tubuh/imunitas,apalagi bila sudah ada gangguan kesehatan sebelumnya, seperti hipertensi, diabetes mellitus, asthma, dll.

Lebih  baik Diam bila itu "terbaik atau emas".  Sikap dan perilaku kita  dapat  tercermin   pada saat kita  ber"medsos  - dunia maya"  atau realitas aktifitas kita harian; apakah kita telah berbuat 'terbaik" atau tidak. apakah kita di medsos sibuk menebar "panic" atau chaos ," menyinyiri " pemerintah, atau melakukan politik praktis "yang bebas bersuara tanpa solusi", atau mencari "sensasi berbayar" sebagai mata pencarian bermedsos; bahkan tanpa kita sadari  kita terjebak dalam "wacana framing" permainan orang yang menebar hoaks terus menurus walau itu sudah terkonfirmasi "bohong"  tetapi sengaja . agar kita tetap "percaya"; seperti  ruang otak kita di tanamkan iklan  bahwa " kecap no.1). 
Bila kita "terjebak dalam kumbangan lumpur hitam-bau"  terutama  dalam dunia politik praktis "alam demokrasi ala indonesia" yang sangat bebas, neoliberal,  maka  kita sulit menyadari bahwa kita dalam kumbangan lumpur hitam -bau; Pengaruhnya yang kuat tanpa tidak ada kesantunan atau etika politik anggota partai apalagi bukan anggota, atau hanya simpatisan, atau rakyat yang dibayar-diperalat oleh  politikus.  Berapa  banyak orang"biasa" yang dipenjara karena "jari tangannya di medsos"  dan apa ada yang membelanya sebagai "terzolim"?. Katanya "membela kebenaran ", melawan  rezim zholim, dsb.nya. tetapi keyakinannya bukan berdasarkan "ilmu, pengetahuan yang benar", hanya berdasarkan hasutan, kutipan  berita dan sentimen dari provokasi orang -orang "yang merasa benar". orang  orang yang menjual " kebenaran palsu" yang hakekatnya hanya untuk kepentingan dirinya dan kelompok atau golongannya. orang orang yang menjual nilai nilai hidup; nilai agama untuk kepentingan dirinya sendiri, kepentingan dunia, kepentingan "materi" ; bahkan kesenangan dunia materi semata.


Berapa banyak contoh dalam kehidupan  keagamaan kita, " atas nama agama  atas nama tuhan"  orang  menzolim  orang lain seagama,  bahkan agama lain. orang menzolim di bulan ramadhan, bulan yang di agungkan sebagai bulan suci, tetapi   tetap di nodai dengan berbuat  hasutan, fitnah, menyakit fisik, membegal, bahkan membunuh. Contoh yang miris adalah dilakoni oleh mereka mengaku "ahli agama" lengkap dengan atribut dalam statusnya sebagai petinggi agama. Fenomena ini bisa terjadi mungkin karena  pilihan politik sehingga orang mempunyai sikap perilaku yang "aneh, lucu, luar biasa". namun bila kepentingannya hanya membela kepentingannya sendiri agar tetap "hidup atau dianggap pejuang agama atau sosial". Apakah  tidak lebih baik menjadi orang yang bisa mengayomi"kepentingan umatnya  secara cerdas", tidak memecah belah umat dengan kepentingan politiknya. apalagi politik tendisius yang mengajak umat memusuhi pemerintah yangdipilih secara demokrasi, pemilihan langsung presiden. suatu yang  miris  mengakui kebebasan demokrasi  tetapi tidak mengakui hasilnya.  bahkan bebas  mengutarakan pendapatnya walaupun bersumber dari berita  bohong; karena kecerobohannya menyaring berita. tetapi itulah  orang dianggap banyak setuju dengan pendapatnya, orang yang berbeda pendapatnya dianggap sebagai pihak lawannya, padahal banyak orang "yang diam" karena tidak setuju dan tidak mau melayani atau memperkeruh dunia maya atau mempermalukannya. memang berbeda yang kerjanya menebar kekacauan atau kebohongan sebagai nafkah hidupnya sebagai juga keahlihannya memainkan otak dan jari tangannya di medsos.  


COVID 19  yang menggempar jagad raya ini, sama halnya  dengan isu isu bohong yang disebarkan tentang COVID melalui  medsos telah memperkeruh jagad raya. karena  berita  bohong  terjadi kepanikan, ketakutan, bahkan dalam terapi, kebijakkan pemerintahpun, tenaga kesehatan, aparat, masayarakat dibingungkan sehingga terjadi kesalahpahaman, jenasah yang  di tolak dikuburkan, pasien yang takut dikucilkan dan dikucilkan masyarakat; menyebarkan issue  seolah olah pemerintah penutupi penyebaran virus dan korban virus. coba untuk apa untungnya pemerintah? apakah tipe nya pemerintah yang malas ?  apakah pemerintah  ingin rakyatnya korban dibiarkan ? ; padahal di lain pihak orang yang menebar issue berlindung atas nama korban, memintah  pemerintah bantunya ; seperti menebar  issue  kepanikan agar perhatian tertuju kepadanya.


"Diam"  bukan berarti  lemah bersikap, tetapi berhati-hati dan menjaga  agar situasi pandemi tetap kondusif dan tidak panik, serta membantu mitigasi sebaran virus, hoaks, issue negatif. Diam  juga  berarti  mengintropeksi diri atas segala pristiwa hidup dan  kehidupan dengan menemukan titik keseimbangan dalam pengendalian diri, merencanakan ulang  sistem komputer tubuh agar menjadi lebih efisien-efektif dengan membersihkan segala  virus virus yang mengggangu  kerja otak; memperlambat dan menghack fungsi fungsi indra, mental-emosi, kecerdasan-memori, koneksi -koordinasi sensorik-motorik pada tujuan yang benar.

"DIAM"  dapat berarti  hidup dalam keseimbangan dunia 
tapi  dapat  berarti "mati"  hidup kembali ke asalnya; titik  tujuan  dan penghentian dari perjalanan hidup dunia  dan awal akan menuju akhirat.

Ciputat ,  23  Ramadhan   1441 Hijriah/ 17 Mei 2020.


Tidak ada komentar: