Kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjadi momentum sejarah –lahirnya
agama islam di tanah arab. Secara sejarah
kelahiran tersebut menjadi peristiwa
besar dalam masa 1500 tahun yang
lalu, yang menimbulkan perubahan peradaban zaman sebelum kelahiran dan
sesudahnya di jazirah arab secara khusus
dan kemudian peradaban dunia secara
luas.
Misi nabi Muhammad SAW diutus adalah hanya untuk
memperbaiki akhlak manusia – masyarakat arab khususnya kemudian umat manusia secara luas. Penekanan
misi - memperbaiki akhlak manusia adalah suatu yang sangat mendasar atau sangat
prinsip, bahwa memperbaiki adalah suatu proses dari yang rusak, buruk, negatif
menjadi baik – positif. Suatu proses beragama yang dinamis –intens, konsisten, istikoma,
bersinambungan-kontinyu sehingga menjadi perilaku-perbuatan yang baik atau
disebut akhlakul karimah. Kehidupan ideal
yang diajarkan sebagai muslim adalah nilai nilai dari akhlakul karimah yang dicontohkan nabi Muhammad, rasulullah SAW. Nilai
nilai universal kenabian dari Nabi Muhammad, yang tetap hidup sampai akhir jaman dan juga melalui tuntunan kitab suci Al Quranul karim yang dipahami muslim setelah beliau wafat –
sampai masa sekarang.
Bagaimana kehidupan umat Nabi
Muhammad di masa sekarang ini ? Apakah menjadi umatan rahmatan lil alamin ?.
Apakah sudah tercapai kehidupan manusia yang ideal seperti yang di
ajarkan para rosulullah ?
Tentu kita tidak dapat menjawab secara meyakinkan atau
benar. Tidak ada agama pun yang bisa menjawab : “sudah mencapai yang
ideal”. Kalau dikatakan agama itu sebagai rambu rambu jalan, maka kita bisa mengatakan
dengan yakin ”sudah mencapainya atau sesuai rambu “.
Praktek agama, perspektif agama , tafsir agama, fatwa
agama adalah produk beragama yang sangat
dipengaruhi oleh tempat dan kebudayaaan, perkembangan ilmu
pengetahuan(sains) dan tehnologi manusia(bersifat universal/sunnatullah). Oleh
karena itu wajah beragama atau cermin kehidupan beragama sangat dipengaruhi
oleh persepsi orang secara individu atau kelompok. Inilah yang menimbulkan
“bias beragama” antara nilai ideal
agama(misi agama) dengan perilaku (akhlak) real beragama yang tidak
sama atau “tidak pas”. Persepsi kelompok yang menopoli “kebenaran” dan
menafikan kelompok lain dalam satu agama, bahkan memaksakan “kebenaran
tersebut” kepada kelompok lain diluar agamanya. Jadilah wajah perilaku beragama
yang “seram” sebagai wajah agama atau ajaran agama yang buruk atau negative
atau seolah olah itulah ujud asli ajaran agama. Sejarah agama agama mencatat –
perilaku perilaku buruk pemegang “kebenaran
tuhan” atas agama. Sejarah kelam-hitam kemanusian
terjadi dibelahan dunia oleh pelaku pelaku atas nama agama ; pelaku sebagai
pemegang kebenaran tuhan di dunia dan membunuh
atas nama tuhan serta korban dianggap musuh tuhan atau pendosa agama.
Masa sekarang, “memperbaiki
perilaku/akhlak” seperti misi nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT. Yang sangat
relevan sekali adalah memperbaiki
perilaku membuat “berita bohong, fitnah
atas nama kebenaran atau merebut pengaruh politik(kekuasaan). Seolah
hadist nabi mengingatkan (1500 tahun yang lalu) pada jaman ini lebih banyak
orang bekerja berbasis
informasi-digital(internet) dengan mudah menyebarkan dengan jari jarinya berbuat negatif via media
social(medsos). Dengan mudah seorang
ilmuwan, ustadz, ulama, pakar agama melalui
podcast(youtube), instagram, facebook, whatsapp, telegram, tik tok , dan
aplikasi lainnya menyebarkan sesuatu
yang negative tanpa dapat disaring bahwa
yang disharenya adalah kebohongan atau dapat berdampak negative kepada yang
menerima atau membacanya; walaupun juga dapat
berdampak positif sebagai sesuatu
pengetahuan yang baik atau yang
inspiratif.
Maulid Nabi
Muhammad SAW adalah momen intropeksi diri dan refleksi diri atas segala
ajaran – nilai nilai ke-islaman
yang patut tetap kita
tauladani dari akhlakul karimah
nabi - dalam kehidupan kita saat ini. Nilai nilai sederhana yang selalu harus kita
tauladani adalah berbuat kebaikan kepada
semua manusia tanpa melihat latar belakangnya; perilaku lembut dalam berbicara,
senyum, sopan –santun , rendah hati, pemaaf, pemurah, jujur, sabar (dstnya.) terhadap semua orang termasuk kepada hewan,
tumbuhan dan lingkungan alam. Ini adalah
nilai nilai islam sebagai agama
yang menjadi rahmat bagi seluruh alam ; sebagai
perspektif kehidupan islam.
Marilah kita selalu tauladani
kehidupan nabi dan rosulullah Muhammad SAW dalam kehidupan kita sekarang dengan
perspektif kehidupan saat ini dengan menerapkan
nilai nilai kenabian yang
merupakan nilai nilai al Quran dalam praktek yang praksis.
Kata Kunci:
Wajah beragama adalah wujud persepsi seorang penganut beragama.
Ajaran agama adalah ajaran ideal perspektif kehidupan. Perspektif agama adalah kebaikan bagi atau untuk penganutnya.
Perspektif islam adalah kehidupan rahmatan lil alamin – baldatun thoyyibatun wa
rabbun ghofur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar