Translate

Telusuri via Blog Ini

Sabtu, 29 Maret 2025

BEBAS BERPENDAPAT ? Demokrasi Pancasila ?

Garuda Pancasila

Ruang  publik  indonesia  saat ini, dianggap  ruang demokrasi yang "tanpa  batas" , tanpa  nilai norma norma ke indonesiaan.  Hal  ini dapat dibuktikan dari  ruang berpendapat di media   sosial, dimana setiap orang atau netizen bisa  berbicara tanpa referensi atau hoaks saling menghujat atau menyebarkan berita dan menghina, memfitnah "dengan mudahnya" tanpa  takut dihukum (walaupun sudah ada undang undang tentang informasi  elektronik). Alasan -alam demokrasi "bebas  bicara-berpendapat", sebagian orang orang  memanfaatkan  media sosial, mendapatkan  "panggung sosial" untuk kepentingan "politik" dan menjadikan ruang  publik gaduh dan meretas ikatan sosial "terpecah" dengan menggunakan  logika berpikir filsafat pragmatis; mencapai kepentingan pribadinya untuk "mengacaukan"  bangunan logika berpikir "mayoritas orang" yang sudah lazim atau mapan.  Dengan  menggunakan   "bangunan filsafat" merusak nilai nilai yang menjadi tradisi berpikir kebanyakan masyarakat , baik kalangan  intelektual  ataupun bukan intelektual.  Seolah  olah  "bangun filsafatnya" yang paling  benar, paling baik , paling ahli dari yang lain, sehingga dalam debat atau memperdebatkan sesuatu dengan sudut pandangannya  dan "memaksa orang lain " menerima semua argumen atau pendapatnya.

Rabu, 26 Maret 2025

"out of the box thinking"



"Thinking outside the box ,  also thinking out of the box or thinking beyond the box and, thinking outside the square is an idiom that means to think differently, unconventionally, or from a new perspective. The phrase also often refers to novel or creative thinking"

Pola pikir yang menjadi kelaziman atau terstruktur pada  logika , perspektif  yang sudah baku, dapat menjadi suatu pola berpikir -algoritma  yang  .dapat "dibaca" dengan mesin-aplikasi artificial intellgence/ kecerdasan buatan- sebagai pola berpikir AI. Kecerdasan mesin yang dapat bermanfaat dalam membantu manusia dalam pekerjaannya ataupun mewujudkan keinginannya. Namun pola berpikir manusia dapat menjadi instan, dan menjadi "tergantung dan melemahkan kemampuan berpikirnya"  bila kecerdasan mesin(AI) salah digunakan. 

Kemampuan manusia berpikir, dan  kebebasan berpikir harus menjadi sikap-perilaku kritis terhadap kecerdasan mesin /AI. Oleh karena itu , berpikir out of the box adalah  cara untuk mengkritisi dari pola yang biasa atau sudah menjadi algoritme umum dalam kehidupan manusia. Suatu yang baru, kreatif mungkin awalnya dianggap "aneh" oleh kebanyakan orang, tetapi menjadi hal yang diterima kemudian sebagai hal yang "biasa".  

Perubahan manusia kedepan tidak saja mengandalkan pola kecerdasan mesin atau AI   tetapi harus dikritisi dengan pola berpikir out of  the box. Perbedaan   pendapat, berpikir , perspektif/ sudut pandang terhadap suatu masalah, perkara, tehnologi atau masa depan manusia , suatu  hal yang harus ada dan menjadi kebutuhan manusia agar manusia maju dan sejahtera, menjadikan peradaban manusia yang beradab, bukan saling menghancurkan atau berperang karena perbedaan.  Semakin banyak pemikir dengan pola berpikir out of the box,  semakin dunia manusia semakin dinamis dan lepas dari jebakan "status quo" algoritma  mesin. 

Manusia modern adalah manusia yang selalu berpikiran terbuka, tidak konvensional, menerima perbedaan berpikir, menerima hal hal baru dan selalu  kreatif - inovatif serta  menjadi rahmat bagi semua orang.

Sabtu, 22 Maret 2025

Aku bersujud.. pada Mu, Tuhanku

Bersujud, artinya menunduk diri atau merendahkan kepala kepada yang lebih "tinggi"

Dalam kehidupan manusia, bersujud bertanda tunduk kepada sesuatu yang"dianggap" lebih berkuasa, lebih kuat, lebih mulia. Kenyataan atau realitas ini , manusia seperti "menuhankan" atau bertuhan kepada yang membuatnya tunduk atau bersujud. bertuhan kepada "kekuasaan raja", "kekuasaan orang kaya-raya", "..kebenaran ilmu atau perangkat artificial intellgence",".. peradaban sosial tercanggih", dll..

Perilaku, sikap manusia dengan ketundukannya "pada sesuatu " , sering terlihat dari penampilan -kebiasaannya dalam sehari hari atau dalam kehidupan sosial masyarakat atau dalam rumah tangga

Kebiasaan menjadi seperti ritual "suci" sebagai wujud ketundukan atau bersujud kepada"nya" , dapat dikatakan seperti "terikat kuat" sulit dilepaskan atau menjadi "kebutuhan pelengkap".

Kebiasaan dalam Islam adalah Sholat wajib 5 waktu, Sholat Sunat, Puasa Ramadhan, Membayar Zakat, Berpergian Umrah, Haji, dan lain lainnya.

Salah satu bagian rukun sholat  adalah sikap dan gerakan "bersujud", bagaimana bersujud ?  yaitu caranya bagian kepala - muka bersentuh dengan tanah atau bumi tempat berpijak ,  dari posisi berdiri kepala tegak, kemudian sampai  bersujud. bila dihitung dalam Sholat wajib  ada 17 raka'at , setiap raka'at -2 kali  sujud atau 34 kali sujud dalam sehari. apalagi bila dilakukan sholat sunat  sebelum-sesudah sholat wajib atau sholat sunat lainnya, seperti sholat la'il-tahajud,  sholat dhuha. 

Rangkaian  ritual suci -dengan sholat yang menjadi sikap-perilaku sebagai seorang muslim sehari hari, merupakan bagian seharusnya dan menjadi kebutuhan dalam hidup.
Dengan  bersujud setiap sholat,  kepala yang menjadi pusat pengaturan aktifitas tubuh kita , seperti di"default" atau di resetting ,  direstore, direformat ,  agar tubuh kita kembali " seperti asal usul penciptaan yang tetap "bekerja baik". 

Dalam atau saat  sujud ,  kata penegas-afirmasi yang  terucap " Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi", menggema berulang ulang dalam otak-perangkat   alam sadar dan dibawah sadar,  seolah olah jalan alam ruh untuk berhubungan dengan Tuhan-penciptanya untuk selalu membangkitkan alam bawah sadar kepada alam sadar, untuk tunduk -patuh kepada Tuhan -Allah SWT. bukan tunduk atau bersujud kepada tuhan tuhan kecil atau menuhankan "sesuatu yang fana"

Sholat  adalah bagian cara Allah SWT , menjadikan seorang muslim kembali pada jalan yang lurus, bukan yang sesat(surat  pembuka "al fatihah")

Semoga  kita diberi "jalan yang lurus, bukan jalan yang  berliku liku dan menyesatkan"