Translate

Telusuri via Blog Ini

Jumat, 12 Juni 2020

Menjadi "orang baik", Menjadi "manusia yang kaffah"- sebuah refleksi kehidupan beragama


Kehidupan Ideal, kehidupan  yang menjadi harapan semua orang; kehidupan yang didefinisikan dengan beragam sudut pandang;  apakah kehidupan ideal ? apakah kehidupan puncak dari semua capaian usaha atau kehidupan puncak kepuasan manusia ?.
Pertanyaan pertanyaan itupun menimbulkan pertanyaan baru dan seterusnya - rentetan tanda tanya.

Sudut pandangan manusia dapat dibagi dua kelompok besar dalam melihat aspek dunia-nya,

  • pertama  sudut pandang manusia dari pandangan manusia sendiri dan lingkungannya, 
  • kedua sudut pandang manusia  dari pandangan Tuhan melalui kitab suci atau wahyu tuhan.
Pertama dari sudut pandang , bahwa manusia menentukan kehidupan dunianya berdasarkan nilai nilai manusia yang dihasilkan dari olah pikir, ilmu pengetahuan dan tehnologi yang melahirkan peradaban manusia yang dicita-citakan( ideologi). Pandangan dunia ini melahirkan masyarakat dengan ideologi -ideologi yang menihilkan  peranan -campur tangan tuhan dalam kehidupan manusia dalam urusan dunia; pandangan yang dilahirkan dan melahirkan ideologi komunis, kapitalis materialis dengan masyarakat  sosialis atau  kapitalis liberalis-borjuis 

Pandangan kedua, sebaliknya  menetapkan dan menekanan kehidupan harus  berdasarkan pandangan tuhan yang diwakili kuasa  tuhan di dunia yaitu para ulama agama atau pendeta atau rabbi. pandangan  ini dilahirkan dan melahirkan  ideologi agama dan masyarakat teokrasi yang dipimpin oleh ulama sebagai pemimpin spiritual dan juga imam tertinggi suatu negara atau bangsa. 


Negara agama dengan pemerintahan teokrasi menjadi prototip atau model kehidupan manusia di dunia "yang dianggap ideal" bagi pendukungnya, begitu juga sebaliknya bagi negara negara penganut ideologi manusia sebagai negara demokrasi  sosialis atau pun demokrasi barat-yang liberal.
Dalam perjalanannya, Perbedaan model kehidupan ideal antara  masyarakat  teokrasi dan demokrasi makin menipis dan mengalami proses simbiosis-mutualisma, seperti terlihat saat ini pada abad 21.
Negara  Agama  tidak terlihat bentuk  aslinya atau menjadi samar samar, begitu juga negara demokrasi-komunis menjadi kapitalis liberal atau masyarakat dengan sistem ekonomi liberal-kapitalis, walaupun  sistem politiknya menganut paham komunis, walaupun masih ada negara yang menerapkan secara konservatif  sebagai model asli ideal negara komunis atau negara agama.

Untuk mencapai kehidupan ideal yang dicita-citakan, orang dapat memilih  dengan bebas pilihannya, apakah sebagai  individu; sebagai masyarakat; sebagai bangsa; sebagai negara ? Cita cita ideal yang dibangun dapat berupa landasan dasar batas dan wilayah(daerah,regional, benua), ideologi, kepentingan bersama atau pandangan yang sama.

Namun di Era peradaban baru saat ini, yang dicirikan adanya atau dipengaruhi oleh kemajuan tehnologi informasi- kemajuan robotik, artificial intellegence dan kemudian menciptakan sistem jaringan internet yang berkecepatan tinggi dan program menajer aplikasi yang mampu mengintergrasikan semua kebutuhan manusia dalam satu perangkat komputer canggih dengan  big data yang mobile seperti hanphone, gadged, tablet, laptop, personal computer(PC) yang dapat melayani publik secara online, seperti bayar listrik, telepon, pajak, atau transaksi jual beli cukup online termasuk pengiriman barang  atau jasa via online; Komunikasi virtual via videocall atau aplikasi WA, Skype, Line, Google meet, Zoom, dll. sehingga Negara Jepang telah menskenariokan negaranya dalam suatu peradaban masyarakat baru yang disebut sebagai Society 5.0 yang juga akan diadopt oleh negara negara lain . Hal ini tentu akan menjadi era baru umat manusia di abad 21.  

Pada Masyarakat 5.0(Society 5.0) -secara luas umat manusia memasuki  era kehidupan tanpa batas fisik atau wilayah sebagai masyarakat tertentu atau negara tertentu; identitas  manusia  berubah menjadi identitas  masyarakat bebas, masyarakat global dengan nilai nilai individu yang saling interaktif bertukar pengaruh secara  cepat  dan dinamis. identitas atau jati diri manusia dituntut lebih mandiri dan menempatkan tujuan hidup atau cita cita hidupnya dengan banyak pilihan atau alternatif  namun memilih apa yang sesuai dengan tujuan kehidupan yang ideal baginya, bukan karena  atau untuk orang lain.  Sesuatu kehidupan ideal bukan hal yang dipaksakan atau "utopia", tetapi  menjadi  hal yang inheren, suatu kesadaran diri, satu nilai dari internalisasi kesadaran yang waras.
Kesadaran  diri sebagai manusia yang bebas tanpa sekat fisik, sekat sekat primordial, batas dan wilayah dalam bermasyarakat, berbangsa, bernegara, bahkan antara bangsa atau negara; kesadaran menjadi manusia yang universal  adalah prototif menjadi manusia "yang kaffah atau rahmatan lil alamin" - dalam terminologi islam.

Manusia  yang kaffah memandang  kehidupan dunia adalah  tempat hidup dan kehidupan manusia  yang saling berinteraksi, saling  membutuhkan, saling berbagi kepada sesama makhluk tuhan tanpa memandang status atau perbedaan fisik, memandang semua sama sebagai makhluk tuhan  dan dihadapan tuhan maha pencipta, serta memperlakukannya  dengan amal kebaikan - dengan kasih sayang sebagaimana  tuhan berbuat terhadap makhlukNya. Manusia yang kaffah bukanlah manusia suci, atau pemuka agama atau sebagai "status sosial", apalagi sebagai "nabi atau rosul" atau yang membutuhkan pengakuan manusia lain. tetapi sebagai manusia  biasa an-sich(titik) tanpa pengakuan yang lain(hanya tuhan saja yang tahu).

Dalam dunia politik, dunia  kuasa menguasai , pengaruh mempengaruhi dalam masyarakat, bangsa  , antara bangsa atau  dalam pemerintahan negara dan dunia, menyasar  seluruh aspek  kehidupan manusia, sudah menjadi "kelaziman" orang berpolitik dan berebut kekuasaan dengan bermacam cara untuk mencapai tujuannya; mulai dari  strategi yang halal -baik sampai yang haram dan buruk.  Pelaku pelaku politik dan keputusan keputusan politik yang baik dan buruk tercatat dan menjadi sejarah kehidupan manusia, bahkan  tragedi sejarah manusia mencatat perebutan -hegemoni kekuasaan  antara  ideologi, antara agama, antara blok sekutu, antara negara bahkan antara satu bangsa-negara, Korban manusia  dari perperangan  dianggap sesuatu yang "lazim, biasa saja" yang harus terjadi; bagi pihak  pemenang  berhak mengatakan "kejahatan perang " pihak yang kalah yang harus bertanggung jawab atas perang dan sejarah ditulis sebagai kebenaran dan kepahlawanan pihak yang menang  sebaliknya pihak yang kalah sebagai pecundang.

Perilaku manusia atau orang orang yang berpolitik "buruk" dalam alam demokrasi liberal, sangat menjengkelkan dan bahkan "sangat jahat"karena menggunakan segala cara sampai mengorbankan orang lain atau kepentingan orang banyak demi dirinya sendiri. Agama atau Keyakinan dipolitisir sebagai cara mendapatkan kekuasaan politik melalui isue -isue agama atau keyakinanmasyarakat  untuk kepentingan politik. Hal berita hoaks, hinaan, cacian atau issue negatif disebarkan terus menerus secara teratur, masif, bergelombang untuk memframing yang baik menjadi  sesuatu yang "buruk". begitu juga mempengaruhi masyarakat pendukungnya menyebarkan "hal buruk yang dianggap benar". Walaupun pepatah  mengatakan "  fitnah lebih kejam dari pembunuhan", namun dianggap untuk pihak musuh dianggap "bukan masalah atau sah saja".

Pencapaian kehidupan dunia yang ideal dalam pola politik atau perilaku politik yang buruk, esensinya  bertentangan dengan tujuan "yang baik" atau cita cita dunia yang sejahtera, adil, bahagia-sentosa, karena  menggunakan cara yang buruk atau mengorbankan atau penderitaan orang lain dengan lumuran darah atau tangan yang berdosa; bagaikan "kebaikan" yang semu dan "kejahatan " yang sebenarnya.

Apa sejatinya semua kehidupan manusia sesungguhnya? apakah tujuan peradaban manusia akhirnya?

Dalam pandangan keyakinan penulis,  kehidupan dunia yang kaffah atau rahmatan lil alamin adalah hakekat kehidupan secara individu menjadi kunci kehidupan peradaban manusia atau selama manusia hidup di dunia(fana/profan) sebelum kembali ke kehidupan akhirat(abadi).

Sikap-perilaku dan perbuatan "orang yang kaffah dalam pengertian atau konsep akhlakul karimah seperti contoh tauladan Nabi Muhammad, Rosulullah SAW. menjadikan hidup dan kehidupan dunia sebagai ladang amal sholeh atau kebaikan untuk semua makhluk Allah SWT di langit dan bumi, semua manusia baik muslim maupun non muslim, semua makhluk hidup maupun mati, tanpa membedakan dalam melakukan kebaikan, tanpa diskriminasi atas perbedaan suku -agama-ras(SARA). Kebaikan  yang  ditebarkan  tanpa  pandang -tanpa prasangka -tanpa pamrih, karena  semata berharap "kebaikan, rahmat, barokah Allah SWT.

Manusia  yang kaffah  adalah manusia  yang  bebas dan terbebas dari  batas batas atau jebakan yang membelenggu dan mempersempit kehidupannya  atas luasnya langit dan bumi dari Maha Penciptaan oleh Allah  SWT -  Tuhan sekalian alam.
Betapa kecilnya atau sempitnya pandangan hidup,  bila kita hanya berebut tempat atau wilayah kekuasaan di muka bumi ini dengan mengorbankan orang lain atau membunuh manusia untuk mencapai kehidupan ideal yang diinginkannya. Maha  luas ciptaan Allah SWT, kalaulah kita serakah atau berkeinginan menguasai  tanah atau tempat, kedudukan, posisi jabatan dan lain lain di bumi ini, maka silahkan  kuasai planet planet atau bintang bintang atau galaksi galaksi ? apakah kita  sadar tentang maha  luasnya ciptaan Allah tersebut ?. Masihkah kita berpikir untuk berlaku zholim terhadap orang lain atau makhluk hidup atau alam di muka bumi ini(fil ardh)?

Cermin besar  adalah alam semesta atau alam kosmos -antariksa  sebagai "Rahmatan Lil Alamin" Allah Subhana Wa Ta'la dan  Bumi menjadi tempat  hidup makhlukNya dan manusia sebagai pimpinan makhluk( khalifah fil ardh). Manusia menjadi wakil makhluk Allah, Tuhan sekalian alam ( wakil tuhan di bumi) harus menjadi " rahmatan lil alamin". Esensi dan eksistensinya setiap manusia(setiap orang, setiap individu) menjadi khalifah fil ardh terhadap   dirinya sendiri, keluarganya dan lingkungan disekitarnya. Kesadaran eksistensial setiap manusia secara fitrah adalah makhluk Allah yang diberi kepercayaan atau mandat untuk melakukan kebaikan kepada orang lain dan alam lingkungannya. Kesadaran bahwa mandat tuhan hanya diberikan kepada manusia - tidak diberikan makhluk lain- seperti hewan, binatang atau makhluk Jin atau Malaikat.

Kewajiban dan Hak manusia untuk menjadikan bumi tempat hidupnya  menjadi rahmat bagi sekalian makhluk hidup dan tidak hidup; artinya  kehidupan yang saling hidup dan menghidupi -sejahtera, damai, bahagia-sentosa. Kehidupan yang menjaga keseimbangan dan kesenambungan hidup yang ideal bersama. Manusia  tidak bisa  mementingkan hidupnya hanya untuk manusia tetapi harus menjaga kepentingan semua makhluk sekalian alam di muka bumi.. Menjaga , memperbaiki dan melestarikan hidup dan kehidupan. Tidak merusak atau menghancurkan karena ambisi atau keserakahan  manusia terhadap alam atau perperangan yang timbul antara manusia.

Esensi manusia yang kaffah adalah manusia yang  bersikap dan perilaku  seperti para nabi atau rosul  yang menyeruhkan  kebaikan dan kesabaran  terutama pada dirinya sendiri (intropeksi diri/self-correction)  sebelum kepada orang lain atau merasa hanya sebagai hamba yang hidup sebagai manusia yang masih belajar tentang kebaikan dan beramal sholeh; manusia yang merasa tidak punya apa apa atau bukan siapa siapa dihadapan maha penciptanya.

Dalam  praktek yang luas, sebagian kecil dari masyarakat mencita-citakan kehidupan bersama sama  dalam "framing/chasing"  sebagai warga sebuah kerajaan, kesultanan, kekhalifahan, negara demokrasi, negara teokrasi, seperti misalnya seorang muslim berharap dan bercita cita  pada kehidupan menuju dan mencapai suatu masyarakat   "baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur " sebagai bentuk wujud bumi yang rahmatan lil alamin.

Namun  perubahan  peradaban munusia - mulai era masyarakat 1.0(berburu), masyarakat 2.0( bertani), masyarakat 3.0(industri), masyarakat 4.0(informasi) dan sampai tahap masyarakat 5.0( era post informasi ?), juga  terjadi perubahan  sudut pandangan manusia terhadap dunianya secara cepat dan dinamis;  walaupun sekat sekat hambatan atau kesenjangan  peradaban akan tetap terjadi, bila masyarakat lain tidak dapat mengantisipasi kemajuan dan perubahan cepat dari peradaban baru yang harus diterima atau tidak bisa dihindarkan kepada semua orang, seperti dulu masyarakat  industri baru ada telepon rumah dengan sistem jaringan kabel -tetapi sekarang sudah ada smartphone dengan multifungsi dan secara global seorang dapat memiliki dengan mudah tanpa perlu waktu yang lama untuk saling berkomunikasi secara visual atau hanya suara atau keduanya atau juga sambil mengirim berita tertulis. Hal ini suatu qonditio sine qua non. Produk lama akan ditinggalkan karena tidak diproduksi lagi dan produk baru terus diproduksi sebelum ada yang lebih canggih lagi, dstnya. Perubahan nilai hiduppun terjadi diantara orang tua dan anak atau generasi tua dan baru. Orang  muda lebih cepat menerima tehnologi baru atau hal yang baru dibandingkan orang tua, bahkan orang   tua  tidak menyadari hal baru dan tertinggal terhadap suatu tehnologi baru atau budaya baru, walaupun perlahan lahan akhirnya dapat menerima perubahan tehnologi dan budaya  tersebut.



Pandangan manusia terbarukan akan melihat dunia sebagai dunia tanpa batas dan terbuka serta terakses semua aktifitas  dirinya dengan kebutuhan hidupnya dalam perangkat smartphone atau computer pribadi keseluruh dunia atau jaringan internet terkoneksi kepada penyedia atau penjual ataupun pembeli(konsumen atau produsen-barang dan jasa). Begitu juga kebutuhan fisik seperti olah raga, hiburan , spiritual  dapat diakses langsung dari rumah -tanpa harus keluar rumah atau keluar bila perlu saja.




Manusia  yang kaffah akan mudah mengakses kemajuan dicapai oleh peradaban modern manusia  saat ini; karena tidak terjebak pada sekat sekat primordial(kepentingan kelompok, unsur SARA) atau doktrin ideologi lokal atau dunia, sebaliknya kemajuan tehnologi dan ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia bersatu dan saling berinteraksi secara terbuka/transparan serta menopang kehidupan manusia untuk saling membantu dan mensejahterakan menjadi bagian komitmen hidup yang kaffah( rahmatan lil alamin). Penyimpangan oleh oknum peradaban society 5.0 adalah suatu yang mungkin, tetapi akan mudah diverifikasi atau konfirmasi secara digital sebagai orang yang "error" dalam sistem komputer smart atau sistem robotik atau artificial intellegence security.

Society 5.0 menjadi model  peradaban masyarakat modern abad 21 yang dapat diimpikan atau dicita citakan hidup  dan kehidupan dunia / bumi yang rahmatan lil alamin. Perangkat  kemajuan ilmu dan tehnologi informasi-komunikasi dan robotik atau automisasi mesin untuk menopang pekerjaan manusia lebih efisien dan efektif dalam segala bidang kehidupan, mulai dari sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan, seni budaya, politik, hankam, transportasi-komunikasi sampai hukum.

Manusia yang kaffah dalam  Society 5.0  dapat menjadi model manusia yang ideal, prototif  pelaku masyarakat 5.0; manusia yang menguasai  tehnologi dan memanfaatkannya demi kesejahteraan dan kebahagian hidupnya dengan memanfaat dan menggunakan perangkat smart elektronik. Kemudahan melalui perangkat mesin menjadi aktifitas hidup dan kualitas hidup diseimbangkan kebutuhan hidup yang lain. Keseimbangan kebutuhan yang bersifat spiritual-rohani, fisik jasmani  mental atau  kebuttuhan  pangan-sandang dan papan  yang sesuai atau pantas.

"Kejujuran mesin"  adalah nilai akurasi, persisi mesin terhadap proses mekanis yang diprogram sesuai dengan standarisasi yang terukur, terencana atau sudah dipatenkan. Kejujuran mesin adalah nilai hitungan matematika terprogram dan dapat memprogram kembali dengan hasil yang sama. Begitu juga kejujuran pada makhluk hidup adalah takdir atau ketentuan seperti hitungan matematika. Kejujuran manusia  adalah kejujuran dalam menghitung "kehendak pikiran, nafsu, akal, kalbu(free-will)" terhadap aktifitas kehidupan "yang baik atau buruk" dalam hal kebenaran atau kebathilan. Dalam konteks peradaban manusia  saat ini, kemajuan tehnologi mesin sudah sangat canggih dengan program automatisasi,   robotisasi atau artificial intellegence robotic- mesin membuat mesin tanpa secara manual melibatkan manusia. Manusia dalam interaksinya akan dilayani oleh mesin robot yang "seperti manusia" dan perilaku manusia atau sikap jujur manusia akan di uji oleh kejujuran mesin. Hal ini akan menimbulkan norma atau nilai budaya yang diciptakan mesin robot kepada manusia untuk patuh, disiplin, jujur, berbuat baik secara automatis(paksa?). Apakah hal ini akan mempengaruhi juga mesin sebagai alat kekuasaan manusia  atau sebaliknya robot menjadi penguasa manusia ?  Tentu inilah yang digambarkan bila robot punya " kehendak hidup  bebas atau free will"  sebagaimana  pada film "transformer".  

"Kebaikan" adalah  sikap perilaku dan perbuatan terhadap suatu objek; kebaikan orang  atau menjadi orang baik adalah sesuatu yang menjadi sifat dalam diri manusia, bahkan pada hewan, tumbuhan. Bahasa Agama dikatakan sebagai  fitrah asal-yang disamakan "sebagai kembali suci" dari manusia.
Kesadaran manusia pada fitrahnya ini, yang menjadikan manusia mempunyai "kehendak bebas" untuk kaffah atau manusia yang rahmatan lil alamin. Kemampuan "kehendak bebas" menjadi dorongan berbuat baik kepada siapa saja, kepada yang dikenal atau tidak dikenal, kepada orang baik atau jahat, kepada siapa saja tanpa mengenal statusnya, bahkan makhluk lain -selain manusia tanpa kecuali, termasuk dalam hal yang ada dilangit -alam raya. Wujud dari kesadaran ini adalah jujur dan bila sebagai pemimpin selain jujur, amanah, fatonah, dan tabligh. 

Oleh karena itu dalam konsep hidup seorang muslim, "kebaikan  atau perbuatan baik" adalah suatu  syarat mutlak yang harus untuk menjadi "kaffah" , untuk menjadi manusia yang mulia  terhadap orang lain atau makhluk lain. Kebaikan yang konsisten, terus menurus, mengembang, mengakar menjadi jati diri dan wujud eksistensial sebagai kepribadian yang teguh,kuat,ulet. Karakter Pribadi "yang baik", bebas-lepas  dari dendam, benci, bebas  dari prasangka buruk dan pro-aktif atau berempati kepada hal kemanusian atau lingkungannya. Wujud kebaikan bukan hanya uang atau materi tetapi juga non materi; seperti wujud sikap-perilaku, pemahaman, konsep, nasehat, berbagi ilmu atau pengalaman.

Wujud atau bentuk kebaikan tidak didasarkan pada keyakinan ideologi atau nilai yang diakui sebagai kebenaran atau keburukan dari nilai nilai agama. Nilai benar lebih bersifat vertikal, sesuatu yang disakralkan atau dinilai memiliki kekuatan dan pengaruh besar pada kehidupan seorang atau manusia. Manusia menjadikan ukuran nilai terhadap "sesuatu" Yang tinggi, sebagai yang harus dipatuhi atau mengikuti perintah atau larangan sebagai nilai kebenaran. Pandangan manusia menganggap sesuatu itu sebagai nilai tuhan; nilai tuhan atau agama -mendefinisikan kebenaran dan kesalahan  sebagai nilai perbuatan untuk kebaikan(pahala) dan kejahatan(dosa). Pengertian benar dan baik  kadang kadang menjadi rancu atau kabur karena  pengertian yang sempit. Perbuatan seorang bisa dinilai benar, tetapi caranya atau perbuatan dilakukan tidak baik, begitu juga sebaliknya; contoh yang sering, orang yang berbuat baik dengan menyumbang ke rumah ibadah, tetapi uang yang didapat dari perbuatan syirik-pesugihan, atau orang rajin beribadah tetapi sering memfitnah orang atau memperolok orang dengan hal yang buruk. Jadi  nilai nilai kebenaran lebih individual atau sektoral  tetapi nilai kebaikan atau kejahatan lebih luas atau universal yang diakui oleh semua orang sebagai nilai bersama. Perbuatan baik melewati batas batas agama atau keyakinan dan menjadi dasar kebutuhan manusia atau alam -lingkungan manusia. Orang ateis dapat menjadi orang baik  ataupun orang yang agamis dapat menjadi orang jahat.

DALAM  "KEBAIKAN ATAU PERBUATAN BAIK"  ADA NILAI KEBENARAN TETAPI JUGA  ADA NILAI KEBATHILAN/KESALAHAN
DEMIKIAN JUGA  
" KEJAHATAN ATAU PERBUATAN JAHAT" ADA NILAI KEBENARAN TETAPI JUGA ADA NILAI KEBATHILAN/KESALAHAN

MENJADI "ORANG BAIK , MENJADI  MANUSIA YANG KAFFAH 

  


Tidak ada komentar: