Bismillahirrohmaanirrohiimi
Dalam komunikasi antara pembicara dan pendengar, penyampaian "isi " dari pembicara /penutur/ narasumber, lazim dimulai dengan kata pembuka atau kalimat pembuka. Kelaziman kadang hanya menjadi "lip service" - sekedar pemanis dari pembicara. Kadangkala antara esensi "kata pembuka" dengan "isi" tidak sesuai atau berlawanan atau "kehilangan makna acara - pertemuan dengan pendengar".
Menghayati atau memaknai esensi "kalimat pembukaan" yang mengandung sikap, janji, sumpah, doa dari pembicara atau penutur kepada pendengar atau "audience", perlu menjadi perhatian setiap pembicara sebagai "point kesadaran" kepada pendengar; sebagai kerangka bersama " pemahaman bersama yang akan disampaikan pembicara" dalam rangka "kebaikan bersama". Sebaliknya bagi pembicara , harus selalu menyadari esensi "isi" pembicaraan sesuai dengan "kata pembukaan"nya, memberi "kebaikan kepada pendengarnya(audience)". Penyimpangan konteks pembicaraan kepada pendengar sebagai perbuatan buruk atau mendangkalkan nilai nilai moral agama. Menjadi "tradisi baik" bila nilai nilai agama , menjadi bermakna "meninggi" . Setiap acara kegiatan (seremonial) menjadi kegiatan -jiwa dan raga yang saling mengisi-menguatkan, dalam kata lain, sebagai ibadah sosial/mu'amalah.
Semoga Kita, Selalu SEMANGAT melakukan aktifitas sosial, akademis-ilmiah, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar