Translate

Telusuri via Blog Ini

Senin, 17 Februari 2025

"Pembuka Acara" , mengikat simpul- hubungan Jiwa dan Raga

Bismillahirrohmaanirrohiimi 


"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.  Aku bersaksi bahwasannya  tiada Tuhan yang  wajib di sembah melainkan Allah, yang menguasai, yang Maha  benar dan yang menjelaskan.  Dan aku beraksi  bahwasannya  Muhammad itu adalah  hambap-Nya dan  utusan-Nya , yang jujur-janjinya lagi terpercaya. Semoga keselamatan dan kesejahteraan  dan berkah tetap terlimpahkan kepada penghulu kita nabi Muhammad dan kepada keluarganya dan para sahabatnya .  Adapun sesudah itu."


Dalam  komunikasi antara pembicara dan pendengar, penyampaian "isi " dari pembicara /penutur/ narasumber, lazim dimulai dengan kata pembuka atau kalimat pembuka. Kelaziman kadang hanya menjadi "lip service"  - sekedar pemanis dari pembicara. Kadangkala antara   esensi "kata pembuka" dengan "isi"  tidak sesuai atau berlawanan atau "kehilangan makna acara - pertemuan dengan pendengar". 

Menghayati atau memaknai esensi "kalimat pembukaan" yang mengandung sikap, janji, sumpah, doa dari pembicara atau penutur kepada pendengar atau "audience", perlu menjadi perhatian setiap pembicara sebagai "point kesadaran" kepada pendengar; sebagai kerangka bersama " pemahaman  bersama yang akan disampaikan pembicara" dalam rangka "kebaikan bersama". Sebaliknya bagi pembicara , harus selalu menyadari esensi "isi" pembicaraan sesuai dengan "kata pembukaan"nya, memberi "kebaikan kepada pendengarnya(audience)". Penyimpangan konteks pembicaraan kepada pendengar sebagai perbuatan buruk atau mendangkalkan nilai nilai moral agama. Menjadi "tradisi baik" bila nilai nilai agama , menjadi bermakna "meninggi" .  Setiap acara kegiatan (seremonial) menjadi kegiatan -jiwa dan raga yang saling mengisi-menguatkan,  dalam kata lain, sebagai ibadah sosial/mu'amalah.

Semoga Kita,  Selalu SEMANGAT  melakukan aktifitas  sosial, akademis-ilmiah, dll.

 

Tidak ada komentar: